Akhir bulan sering kali menjadi periode yang penuh tantangan bagi mahasiswa yang merantau dan tinggal jauh dari keluarga. Di samping kebutuhan hidup, tanggung jawab akademis terkadang juga perlu dipenuhi di waktu yang bersamaan.

Mahasiswa juga umumnya belum memiliki kemampuan finansial yang stabil, seperti penghasilan tetap atau tabungan yang cukup karena masih fokus pada pendidikan. Pada masa ini, kita memang dilatih untuk dapat mengelola keuangan dan mengatur prioritas dengan lebih mandiri.

Namun jangan khawatir, ada tips untuk survive di akhir bulan ala Arsjad Rasjid supaya mahasiswa tidak perlu merana. Simak beberapa pesan Arsjad Rasjid berikut ini.

1. Manfaatkan sumber daya yang ada agar keuangan tetap aman di akhir bulan

Saat menjadi anak kos, kita perlu membangun kemandirian dalam bertahan hidup. Termasuk memenuhi kebutuhan pokok sendiri dengan berbekal sumber daya yang tersedia.

Salah satu cara efektif yang diakui Arsjad Rasjid adalah memasak sendiri. Selain lebih hemat, cara ini juga lebih sehat karena dapat menakar komposisi dan menjaga kualitas kesegaran bahan yang digunakan. Dengan mengolah bahan makanan sendiri, kita juga menerapkan prinsip untuk memaksimalkan sumber daya yang ada

Selain dalam hal memasak, kita juga bisa memanfaatkan sumber daya lainnya. Misalnya pergi ke perpustakaan atau laboratorium kantor yang menyediakan wi-fi, sehingga kita dapat memaksimalkan waktu belajar atau mengerjakan tugas di sana.

2. Prioritaskan kebutuhan dengan menyusun anggaran

Kunci sukses bertahan hidup di perantauan yang lainnya adalah memiliki pengelolaan anggaran yang bijaksana. Selagi masih muda, ini adalah kesempatan yang penting untuk melatih kemampuan mengelola finansial.

Tentukan dan catat kebutuhan berdasarkan skala prioritasnya. Bila perlu, gunakan beberapa aplikasi pencatatan keuangan digital yang dapat membantu kita memantau pengeluaran.

Buat daftar anggaran prioritas dan non prioritas

Untuk menyusun anggaran, pertama tentukan apa saja kebutuhan kita dan bagi ke dalam tiga kategori: kebutuhan primer, kebutuhan sekunder, dan kebutuhan tersier.

  • Kebutuhan Primer: Yaitu kebutuhan esensial yang perlu dipenuhi lebih dulu, seperti makanan, bayar kos/kontrakan, tagihan, kebutuhan internet, dan transportasi.
  • Kebutuhan Sekunder: Merupakan jenis kebutuhan pelengkap yang dapat mendukung kenyamanan atau kemudahan dalam hidup, tetapi bukan prioritas utama. Misalnya device dan perlengkapan pendukung studi, anggaran makan di luar, peralatan elektronik lainnya.
  • Kebutuhan Tersier: Merupakan kebutuhan tambahan yang umumnya berhubungan dengan gaya hidup dan hiburan. Di antaranya traveling, membeli outfit baru, hangout di cafe dan sejenisnya.

Dengan memiliki catatan prioritas tersebut, kita bisa mengalokasikan dana sesuai dengan pos kebutuhannya. Dengan demikian bisa menghindari adanya pengeluaran yang kurang bijak.

Catat Semua Pengeluaran

Lakukan pencatatan pengeluaran sekecil apapun agar dapat melacak keluar masuknya uang. Kita bisa menggunakan metode pencatatan manual, maupun beberapa aplikasi keuangan digital yang tersedia di Play Store, seperti Wallet atau Money Lover.

Jangan lupa untuk melakukan review rutin setiap pekan atau setiap akhir bulan untuk dapat mengevaluasi pengeluaran dalam bulan tersebut.

Disiplin dengan anggaran yang sudah dibuat

Dari list prioritas di atas, kita dapat membuat rancangan anggaran pribadi dengan pembagian sebagai berikut:

  • Tabungan dan Investasi (20%): Simpan minimal 20% dari uang bulanan sebagai simpanan atau investasi untuk kebutuhan mendadak maupun jangka panjang. Dengan demikian tidak mengganggu dana lainnya.
  • Pengeluaran Utama (50%): Alokasikan untuk pengeluaran wajib seperti sewa kos, listrik, air, kebutuhan pokok seperti makan, transportasi, dan lainnya. Bila kebutuhan dasar melebihi 50% dana yang dimiliki, pertimbangkan untuk menekan biaya salah satu pos seperti mencari alternatif kos atau tranportasi yang lebih terjangkau.
  • Pengeluaran Darurat (5-10%): Dana darurat dapat digunakan pada keadaan yang mendesak dan mendadak,. Misalnya ketika sedang sakit dan butuh pengobatan dan situasi tak terduga.
  • Pengeluaran Rekreasional (10-15%): Dana yang bisa dialokasikan untuk hiburan dan menikmati hidup, seperti silaturahmi dengan teman, wisata dan lainnya.
  • Pengembangan Diri (5-10%): Menyisihkan dana untuk menunjang keterampilan atau pengetahuan. Contohnya mengikuti pelatihan, kursus dan seminar yang menunjang peluang di masa depan.
  • Sedekah atau Bantuan Sosial (5%): Jangan lupa sempatkan untuk berbagi dengan menyisihkan 5% dan dapat kita salurkan untuk zakat, sedekah, dana sosial maupun bantuan lainnya.

Bisa saja kita mengalami godaan melakukan transaksi atau pembelian yang tidak benar-benar diperlukan. Seperti pada special occasion yang banyak terdapat tawaran promo dan diskon.

Atau bisa juga ajakan teman untuk nongkrong di luar dan aktivitas lainnya. Disiplin terhadap rencana keuangan yang sudah kita buat dapat menghindarkan diri dari kesulitan finansial di akhir bulan.

3. Upayakan untuk menabung

Terakhir, Arsjad Rasjid berpesan agar jangan lupa untuk menabung. Meskipun sedikit demi sedikit, tapi memiliki savings atau simpanan dapat menyehatkan ketahanan finansial kita.

Tabungan juga sebaiknya terdiri dari beberapa komponen. Minimal, kita memiliki simpanan pokok dan juga simpanan darurat. Tabungan pokok dapat adalah simpanan utama yang bila sewaktu-waktu diperlukan, dapat kita gunakan secukupnya.

Sedangkan simpanan darurat, dapat digunakan hanya pada situasi yang benar-benar mendesak. Misalnya kebutuhan kesehatan darurat atau kondisi tidak terduga lainnya.

BACA JUGA: Manfaat Pencatatan Keuangan untuk Mahasiswa Ala Arsjad Rasjid Biar Kantong Aman

Itulah beberapa pesan Arsjad Rasjid agar di akhir bulan, para generasi muda yang sedang hidup di perantauan tidak merana. Semoga tips ini dapat berguna dan bermanfaat untuk membangun kebiasaan keuangan yang sehat ke depannya.

You may also like

More in News