Dalam dunia kerja, menjadi agile artinya mampu mengikuti perubahan dan tantangan yang ada. Hal ini juga menjadi salah satu komponen krusial dalam kepemimpinan menurut pendiri Sriwijaya Capital, Arsjad Rasjid.
Sebagai seorang leader, Arsjad memegang prinsip ASA (authentic, spiritual, agile). Untuk menjadi agile, ada 3 hal yang perlu dimiliki, yaitu adaptif, inovatif dan resiliensi. Ketiganya merupakan modal penting bagi seorang pemimpin maupun individu untuk dapat membawa timnya tetap solid dan menghadapi tantangan.
Daftar Isi
Agile artinya mampu merespon situasi dengan lincah dan efektif
Adaptif: Kemampuan menjawab perubahan dan tantangan
Inovatif: Berpikir out of the box
Resiliensi: Tangguh menghadapi tantangan
Agile artinya mampu merespon situasi dengan lincah dan efektif
Dalam kehidupan pribadi maupun karir, kita pasti dihadapkan pada tantangan dan perubahan. Arsjad Rasjid selalu berpesan agar kita tidak takut akan perubahan agar mampu relevan dengan berbagai keadaan.
Kemampuan mengelola respon diri terhadap segala situasi tak terduga dan perubahan tersebut merupakan bentuk agility seseorang. Agile dalam hal ini adalah kemampuan untuk dapat beradaptasi, menemukan solusi yang efektif, serta ketangguhan tidak hanya untuk bertahan, tetapi juga memanfaatkan tantangan tersebut menjadi peluang untuk bertransformasi.
Namun, untuk memahami kelincahan mindset dan action tersebut, kita perlu mengenal tiga hal. Arsjad Rasjid memperkenalkan tiga komponen penting pembentuk agility, yaitu adaptif, inovatif dan resiliensi.
Adaptif: Kemampuan menjawab perubahan dan tantangan
Sejauh pengalaman Arsjad Rasjid menjadi seorang leader, ia sering dihadapkan pada situasi yang dinamis dan tak terduga. Dalam kondisi tersebut, seorang pemimpin perlu mengembangkan mindset yang adaptif, agar tetap efektif dan relevan dalam melakukan action yang dibutuhkan.
Contohnya, dengan perkembangan AI saat ini, seorang pemimpin perlu mengarahkan timnya untuk lebih terbuka dengan tren industri. Serta menerapkan sejumlah kebijakan untuk mempersiapkan timnya beradaptasi dengan kondisi tersebut. Sebab bila tidak, akan mengancam keberlangsungan perusahaan maupun kesejahteraan masing-masing individu.
Dengan kemampuan untuk menyesuaikan diri, seorang pemimpin dapat mengidentifikasi kebutuhan tim maupun organisasi, serta menyesuaikan strategi dan implementasi perubahan yang dibutuhkan. Hal ini penting sebagai upaya untuk bertahan dan meningkatkan daya saing.
Inovatif: Berpikir out of the box
Berikutnya, kemauan untuk berinovasi menjadi hal penting untuk mencapai sebuah transformasi di tengah persaingan yang ada. Seorang pemimpin yang inovatif, perlu memiliki keberanian untuk menggerakkan timnya dalam eksplorasi ide-ide baru dan mempertimbangkan risiko.
Inovasi dapat mendorong sebuah perusahaan untuk meningkatkan mutu produk maupun efisiensi proses. Proses ini juga memerlukan pemahaman yang baik akan kebutuhan pasar dan menerjemahkan hal tersebut menjadi solusi yang efektif bagi konsumen.
Memupuk budaya inovasi perlu melibatkan kolaborasi dan kreativitas, tapi Arsjad Rasjid mengatakan bahwa berinovasi tidak harus besar atau revolusioner. Walau hanya menerapkan perubahan kecil pada produk maupun proses produksi, bila dilakukan dengan strategis dapat memberikan dampak yang signifikan.
Apapun hasilnya, baik sukses maupun gagal, yang terpenting adalah keberanian mencoba hal baru dan belajar dari pengalaman tersebut.
Resiliensi: Tangguh menghadapi tantangan
Yang tidak kalah penting adalah kemampuan untuk tetap kokoh dan tangguh dalam menghadapi perubahan maupun permasalahan. Pantang menyerah di tengah kesulitan dan berkomitmen untuk terus maju, merupakan wujud resiliensi yang dibutuhkan saat ini.
Arsjad Rasjid pernah mengalami kondisi terbawah yang menguji ketahanan mental maupun emosionalnya. Namun saat itu, ia memiliki keyakinan kuat untuk tetap agile dan mampu keluar dari stres maupun tekanan tanpa kehilangan fokus pada goals yang dimiliki.
Pemimpin yang memiliki ketahanan, dapat menjadi asa bagi timnya untuk ikut terus berjuang dan tidak mudah menyerah. Oleh karena itu, diperlukan manajemen berpikir dan emosi yang baik untuk menjaga daya tahan dan produktivitas yang sustainable.
BACA JUGA: Arsjad Rasjid Mengungkap Tips Agar Terus Agile dalam Podcast Bersama Gita Wirjawan
Arsjad Rasjid yakin bahwa setiap orang memiliki caranya masing-masing untuk mengatasi permasalahan. Namun, dengan berbagi pandangan tentang pentingnya agility di masa yang terus berubah ini, harapannya dapat membantu lebih banyak orang mengenal pondasi kepemimpinan yang efektif dan relevan di era modern.














