Bila ingin belajar tips presentasi yang memukau, Steve Jobs adalah sosok yang patut dicontoh. Selain dikenal sebagai inovator di balik produk-produk revolusioner, ia juga mampu membuat setiap presentasinya menarik dan menginspirasi audiens.

Memang tidak mudah tampil di hadapan banyak orang. Kendala utama yang sering muncul adalah perasaan gugup dan cemas karena berbagai faktor, seperti takut pada penilaian publik, kesalahan teknis, kurang persiapan dan menguasai materi, atau belum mengenal hal apa saja yang perlu diketahui untuk bisa tampil dengan rileks di hadapan audiens.

Arsjad Rasjid memberikan tips presentasi dari tokoh kenamaan Steve Jobs yang presentasinya tak pernah gagal dalam membuat pendengarnya terkesan. Simak dan catat beberapa jurus penting di bawah ini.

1. Tips presentasi utama Steve Jobs: Fokus pada poin yang dibahas

Salah satu kekuatan Steve Jobs adalah kemampuannya menyederhanakan materi presentasi menjadi satu atau dua poin utama. Agar tidak melebar ke mana-mana, Steve Jobs tidak membanjiri audiens dengan info dan data yang berlebihan.

Begitu pula ketika kita ingin menyusun materi presentasi, pastikan poin yang paling esensial bagi audiens dan fokus pada hal tersebut. Hindari memasukkan informasi yang kurang relevan atau terlalu panjang untuk dibaca baik oleh kita maupun audiens. Hal ini dapat membantu kita menyampaikan materi dengan lebih efektif dan audiens pun jadi lebih mudah memahami inti dari pesan yang ingin kita sampaikan.

Di samping rancangan materi, desain slide yang minimalis dan visual yang menunjang materi pembahasan dapat membantu perhatian orang-orang agar tetap fokus pada kita dan apa yang kita sampaikan.

2. Mengenali siapa audiens kita

Mengetahui siapa yang akan mendengarkan presentasi kita sangatlah penting. Steve Jobs selalu memastikan bahwa materinya relevan dengan audiensnya, sehingga pesan yang disampaikan bisa lebih efektif.

Coba lakukan riset mengenai siapa audiens yang akan hadir pada presentasi kita. Cari tahu apa yang mereka butuhkan dari presentasi yang kita hadirkan. Dari situ, kita dapat menyesuaikan sejumlah hal penting dalam presentasi.

Contohnya gaya komunikasi, bobot atau tataran materi presentasi yang dapat menggugah pikiran dan emosional audiens, nada bicara dan diksi yang digunakan dan lain sebagainya. Dengan demikian, harapannya presentasi yang kita berikan bisa lebih tepat sasaran.

3. Membangun koneksi emosional

Steve Jobs dikenal karena kemampuannya mengemas isu atau pain point yang dihadapi audiens dalam bentuk storytelling. Teknik ini membuat audiens merasa terhubung dengan pesan yang disampaikan. Meskipun dalam presentasi tersebut, Steve Jobs sedang memperkenalkan produk yang ia buat.

Storytelling atau teknik menggunakan cerita adalah teknik yang dapat digunakan untuk menyambung antara gagasan yang akan kita sampaikan dengan kehidupan audiens. Misalnya menggunakan pengalaman pribadi atau kisah orang lain yang relevan dengan audiens, sehingga mereka dapat turut berempati maupun merasakan dampak nyata dari gagasan tersebut.

4. Arahkan Fokus Audiens pada Presenter

Kelebihan Steve Jobs membuat semua pasang mata tertuju padanya, di antaranya dengan mengandalkan slide minimalis yang hanya berisi gambar atau teks pendek. Dengan demikian, audiens akan lebih fokus menyimak apa yang ia sampaikan sebagai narasumber, ketimbang membaca teks panjang di layar.

Cara ini dapat kita gunakan dengan menerapkan slide yang minimalis dan to the point. Misalnya, menggunakan gambar yang besar atau grafik yang jelas, serta gunakan caption singkat. Dengan demikian, audiens akan menantikan penjelasan dari kita sebagai presenter.

Selain itu, gunakan gesture atau bahasa tubuh yang positif dan kontak mata untuk menjaga interaksi kita dengan audiens. Menghindari kontak mata, dapat menunjukkan adanya rasa kurang percaya diri dan tidak nyaman, sehingga mempengaruhi minat orang yang menyimak.

5. Menguasai materi dan persiapkan diri

Terakhir, untuk dapat mengatasi rasa cemas dan gugup, lakukan persiapan dengan sebaik mungkin. Pelajari materi yang ingin disampaikan, sehingga kita tidak hanya menghafalkannya, tetapi memahami maksud dan tujuan dari gagasan yang ingin disampaikan.

“Berlatih presentasi sampai nyaman,” ujar Arsjad Rasjid. Ketika kita sudah menguasai materi dan latihan menyampaikan baik itu di depan cermin atau di hadapan keluarga dan teman sendiri, tubuh dan pikiran kita bisa lebih rileks karena telah melakukan persiapan sebelumnya.

Steve Jobs bukan hanya seorang inovator teknologi, tapi juga seorang komunikator yang baik dalam menyampaikan motivasi dan gagasan pada audiensnya. Meski tidak menjadi pakar di bidang teknologi seperti dirinya, setidaknya kita dapat mencontoh ilmu penting dalam berkomunikasi di depan publik dari sosoknya.

BACA JUGA: Gatekeeping adalah Kebiasaan yang Bisa Merusak Budaya Perusahaan, Ini Tips Mengatasinya

Semoga tips presentasi di atas dapat membantu teman-teman agar lebih percaya diri untuk tampil di depan umum. Sehingga lebih banyak gagasan keren yang bisa tersampaikan, serta memberi dampak nyata seperti yang Steve Jobs lakukan.

You may also like

More in News