Wakil Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Bidang Pengembangan Pengusaha Nasional, yang juga calon ketua umum Kadin Indonesia periode 2021-2026 Arsjad Rasjid mengapresiasi kebijakan yang digulirkan pemerintah dalam pemulihan ekonomi nasional di tengah pandemi Covid-19. Ia pun optimistis tahun ini ekonomi nasional akan tumbuh positif.
Hal tersebut diungkapkan Arsjad menyusul pertumbuhan positif sejumlah indikator ekonomi, seperti konsumsi listrik, Purchasing Managers’ Index (PMI) Manufaktur, indeks penjualan ritel, konsumsi semen, serta impor bahan baku dan barang modal.
Pertumbuhan tersebut, disebutkan Arsjad, tak terlepas dari berbagai kebijakan pemulihan ekonomi yang diambil pemerintah.
“Perbaikan indikator ekonomi menumbuhkan optimisme pemulihan ekonomi nasional sedang berlangsung. Kebijakan yang digulirkan pemerintah sudah tepat. Pengusaha juga tetap konsisten mendukung pemerintah untuk memulihkan ekonomi,” kata Arsjad, Kamis (8/4).
Selain itu, Arsjad Rasjid mengapresiasi penambahan kasus positif harian Covid-19 yang terus menurun dan vaksinasi Covid-19 yang semakin masif di berbagai daerah. Bahkan, saat ini Indonesia masuk dalam posisi empat besar negara di dunia yang bukan produsen vaksin yang tertinggi dalam melakukan penyuntikan setelah Jerman, Turki, dan Brasil.
Arsjad juga menilai tepat kebijakan pemerintah memberikan Insentif Relaksasi PPnBM untuk Kendaraan Bermotor (KB), serta PPN Ditanggung Pemerintah (DTP) untuk Rumah Tapak dan Rumah Susun di sektor properti.
Industri otomotif adalah industri padat karya yang mempekerjakan secara langsung sebanyak 1,5 juta pekerja dan 4,5 tenaga kerja tidak langsung. Selain itu, industri pendukung otomotif berkontribusi Rp 700 triliun terhadap produk domestik bruto (PDB) pada 2019.
Dikatakannya, kolaborasi serta sinergi antara pemerintah dan dunia usaha terus terjalin baik. Saat ini, lanjutnya, di Indonesia terdapat sekitar 7.451 pabrik yang menghasilkan produk input untuk industri otomotif.
“Kita harus mempertahankan basis industri otomotif nasional untuk memajukan ekonomi nasional,” katanya.
Lebih lanjut Arsjad mengatakan, pemerintah juga secara konsisten mengimplementasi kebijakan ekonomi untuk memperkuat usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) yang tersebar di berbagai daerah.
Alokasi anggaran program pemulihan ekonomi nasional (PEN) pada 2021 sebesar Rp 699,43 triliun, di mana sebanyak Rp 184,83 triliun dianggarkan untuk UMKM.
Pemerintah menyiapkan kebijakan untuk mendukung kebangkitan UMKM dan pembiayaan korporasi melalui enam stimulus, yaitu subsidi bunga UMKM, bantuan produktif usaha mikro, subsidi imbal jasa penjaminan (IJP), penempatan dana pada bank umum, insentif pajak, dan restrukturisasi kredit.
“Kadin mengapresiasi kebijakan pemerintah yang fokus pada pemulihan UMKM yang berperan strategis bagi perekonomian nasional. UMKM berkontribusi 61,1 persen terhadap pertumbuhan ekonomi nasional dan menyerap 97 persen dari total angkatan kerja atau 116,9 juta orang,” katanya.