WASHINGTON – Ketua Dewan Penasihat Business 20 (B20) Arsjad Rasjid menilai, posisi G20 sangat penting untuk mendukung pemulihan global, khususnya di bidang ekonomi. Pernyataan tersebut disampaikan di hadapan para pengusaha Amerika Serikat yang tergabung dalam US Chamber di Washington, Amerika Serikat, 22 April 2022.
Saat ini Indonesia merupakan Presidensi G20 (Group Twenty), menggantikan Italia. Bagian penting dari kegiatan G20 adalah pertemuan dunia usaha dari negara-negara anggota yang dikenal dengan Business 20 (B20), yang akan digelar di Bali pada 13-14 November 2022.
Kehadiran Arsjad di Amerika Serikat merupakan rangkaian dari kegiatan B20. Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia ini sebelumnya menjadi pembicara dalam forum Bloomberg New Economy Forum (BNEF) di New York.
Saat menyampaikan sambutan pada Business Forum denganpara pengusaha Amerika Serikat (AS), Arsjad memaparkan bahwa saat ini kondisi perekonomian global masih mengalami tekanan berat. Di saat mulai pulih dari pandemi Covid-19, justru terjadi perang Rusia dan Ukraina.
“Konflik tersebut telah memberikan tekanan tambahan pada ekonomi global, padahal dunia masih belum pulih dari pandemi,” ungkapnya.
Menurut dia, sebenarnya bukan hanya Rusia dan Ukrainayang mengalami perang. Masyarakat dan negara yang rentan di seluruh dunia juga sedang berjibaku menghadapi situasi sulit seperti sekarang. Dari tekanan krisis ekonomi, suku bunga mulai merangkak naik, begitu juga dengan harga-harga termasuk komoditas pangan hingga energi.
“Perang Ukraina dan Rusia telah memperburuk situasi yang sedang terjadi,” tegas Arsjad.
Karena itu, Arsjad mengajak para pemimpin perusahaan Amerika Serikat untuk bersama-sama memenangkan perangdengan menjadikan kehidupan yang lebih baik bagi umat manusia di dunia. Kemenangan itu, katanya, hanya dapat diraih jika ada kolaborasi atau kerja sama yang lebih kuat dan tangguh seluruh negara.
Dalam kondisi seperti sekarang, dia menguraikan, tidak ada negara yang dapat melindungi dirinya sendiri dari kehancuran sistem ekonomi global. Bahkan dalam jangka panjang, ada potensi ancaman yang serius, yaitu peningkatan kemiskinan dan kelaparan.
Sumber daya berlimpah, tetapi ada ketidaksetaraan yang mendalam antarnegara. Distribusi dan logistik yang mengalami hambatan telah mengganggu rantai pasok, sehingga memerlukan tindakan terkoordinasi yang lebih baik
“Waktunya kita bekerja sama lebih erat untuk mengatasi gejolak ekonomi global yang sedang terjadi sekarang,” tegasnya.
Pada kesempatan itu, Arsjad menekankan pentingnya keberadaan Forum G20 untuk mengatasi tantangan yang sedang terjadi, termasuk mencegah terjadinya kondisi lebih buruk. Kata dia, G20 merupakan satu-satunya forum tempat negara maju dan negara berkembang berkumpul bersama, berdiskusi secara terbuka dan jujur tentang isu-isu yang berkembang.
Ajakan yang disampaikan itu, ungkap Arsjad, sejalan dengan tema G20 tahun ini: “Recover Together, Recover Stronger.”
Di sisi bisnis, Kadin Indonesia yang mendapat kehormatan untuk memimpin B20, juga dapat memainkan peran penting dalam mempersempit kesenjangan sosial serta ekonomi global. “Kita harus memastikan seluruh masyarakat global, setidaknya di negara-negara G20, mampu mencapai standar kemakmuran yang tinggi,” tegasnya.