Pengembangan sumber daya manusia Indonesia yang future ready merupakan salah satu target utama untuk mewujudkan visi Indonesia Emas 2045. Mengingat sumber daya manusia adalah salah satu faktor produktif terbesar yang bisa mendorong perekonomian lebih baik lagi.

Saat ini Indonesia menghadapi tantangan besar dalam upaya mencapainya, yang ternyata berakar pada tiga jenis kesenjangan dalam siklus pendidikan dan ketenagakerjaan, yaitu: aksesibilitas pendidikan, kualitas pendidikan, dan relevansi keterampilan tenaga kerja.

Berikut ini penjelasan lebih detail tentang tantangan-tantangan tersebut, serta bagaimana langkah konkret untuk bisa mewujudkan sumber daya manusia Indonesia yang future ready berdasarkan White Book Peta Jalan Indonesia Emas 2045.

Tantangan pengembangan sumber daya manusia di siklus pendidikan dan tenaga kerja

Ada beberapa tantangan yang dihadapi Indonesia dalam meningkatkan level edukasi serta kapabilitas tenaga kerjanya. Berikut ini yang paling dianggap berpengaruh.

1. Akses pendidikan

Akses pendidikan di Indonesia tergolong cukup rendah. Rasio partisipasi bruto pra-SD hanya 62%. Di jenjang SMA, partisipasi pendidikan atas dan sederajat di Indonesia masih di bawah rata-rata Asia. Ini juga diperparah oleh disparitas yang tinggi antar provinsi, terutama di Indonesia Timur. Untuk partisipasi pendidikan tingkat dasar, berdasarkan data statista.com Indonesia mencapai 94%. Angka ini masih tertinggal dengan negara ASEAN lain seperti Myanmar di 98,1%, Timor Leste di 95,4%, hingga Brunei di 96,1%.

2. Kualitas pendidikan

Berdasarkan metrik PISA (Program for International Student Assessment), pelajar SMP-SMA Indonesia dianggap kurang berprestasi. Kemudian dari sisi infrastruktur, sepertiga sekolah menengah atas Indonesia tidak memiliki akses terhadap komputer.

Lebih jauh soal PISA, jika dibandingkan dengan beberapa negara ASEAN skor Indonesia tertinggal cukup jauh. Misalnya untuk keterampilan membaca, Indonesia mencatatkan 70% siswa yang performanya di bawah tingkat minimum. Sedangkan Thailand di 50%, Malaysia 37%, dan Singapura di 11%. Begitu pula untuk keterampilan lain seperti matematika dan IPA, Indonesia juga belum bisa mengungguli negara-negara ASEAN lain, seperti yang ditunjukkan pada grafis berikut.

Kurangnya kinerja berdasarkan Evaluasi PISA

Kurangnya kinerja berdasarkan Evaluasi PISA

3. Relevansi keterampilan tenaga kerja

Berdasarkan White Book Peta Jalan Indonesia Emas 2045, sektor ketenagakerjaan Indonesia memerlukan banyak pembenahan. Misalnya, gaji lulusan pendidikan vokasi di Indonesia termasuk yang paling rendah di ASEAN. Selain itu, lulusan vokasi menyumbang 25% dari total pengangguran di Indonesia. Belum lagi produktivitas tenaga kerja Indonesia yang paling rendah di ASEAN.

Langkah tegas yang perlu dilakukan

Dalam meningkatkan perkembangan sumber daya manusia serta meningkatkan kompetensi tenaga kerja di Indonesia, ada beberapa langkah nyata yang perlu segera dilakukan.

1. Perbaiki mekanisme program bantuan tunai

Saat ini, bantuan tunai diberikan tanpa mempertimbangkan partisipasi anak di sekolah. Ke depannya, perlu ada perubahan agar pemahaman tentang pentingnya pendidikan bisa lebih ditanamkan. Ini juga didukung dengan membuka lebih banyak titik pendaftaran di sekolah-sekolah sekitar serta melibatkan kepala sekolah setempat.

Contoh program bantuan tunai yang merangkul pendidikan bisa Indonesia contoh dari Maroko. Bernama Tayssir, program ini berhasil mengurangi tingkat putus sekolah di angka 76% dan berhasil meningkatkan jumlah siswa yang kembali bersekolah sebanyak 82%.

Indonesia perlu untuk meningkatkan kualitas pendidikan di usia dini. Ini bisa dilakukan dengan menyelaraskan dan menggabungkan berbagai program pendidikan anak usia dini yang sudah ada.

Selain itu, perlu sinkronisasi setiap pemangku kepentingan dari instansi terkait, formalisasi pelatihan untuk sukarelawan, pembuatan mainan anak serta buku bagi ibu, serta menunjuk local champion di mana masyarakat berkinerja tinggi bisa jadi panutan dengan cara pemberian bantuan dan dukungan.

3. Membangun lighthouse school

Saat ini pendidikan dasar hingga menengah di Indonesia memiliki tantangan besar berupa kualitas pengajaran, kurikulum, hingga infrastruktur baik fisik dan digital. Belum lagi terkait prestasi yang menjadi tolok ukur dalam pendaftaran sekolah.

Salah satu solusi untuk menjawab tantangan tersebut adalah dengan membangun lighthouse school yang kedepannya bisa difungsikan sebagai center of excellence. Ini akan bisa dimanfaatkan oleh semua pihak, termasuk pengembangan guru dan kepala sekolah.

4. Program inovatif untuk pengembangan keterampilan

Besarnya permintaan tenaga kerja berkualitas di Indonesia membuka peluang untuk membangun program khusus di universitas. Berdasarkan survei yang dilakukan Kadin pada Mei 2023, keterampilan yang dibutuhkan untuk pengembangan organisasi di masa depan meliputi pemikiran kritis, pengambilan keputusan, kepemimpinan, manajemen tim, kreativitas, serta programming dan IT tingkat tinggi.

Universitas bisa membangun program yang melibatkan kerjasama dengan swasta atau BUMN. Program ini sebaiknya tidak hanya membentuk keterampilan saja tapi juga membuka peluang magang. Salah satu program serupa yang sudah berjalan adalah FIELD (Field Immersion Experiences for Leadership Development) yang diinisiasi oleh Harvard, di mana kelompok mahasiswa bekerja sama dengan berbagai perusahaan.

5. Membangun kemitraan strategis universitas kelas dunia dan sektor swasta

Kemitraan dengan universitas global bisa memungkinkan terjadinya peningkatan kualitas dan kuantitas program pendidikan tersier (pengajaran dan kurikulum), penelitian, dan kelayakan kerja. Realisasi hal ini sudah dilakukan beberapa kampus luar negeri seperti University of Melbourne, Monash University, hingga University of Arizona yang sudah bekerja sama dengan pihak dari Indonesia.

Penting pula untuk bisa menjalin kerja sama yang luas dengan sektor swasta agar nantinya program yang dijalankan bisa sesuai dengan kebutuhan industri. Seperti yang sudah diimplementasikan oleh beberapa universitas di Amerika di mana antara kampus dan swasta menjalin kerja sama mengadakan program pelatihan.

Selain langkah-langkah strategis di atas, ada beberapa inisiatif penting yang akan dibahas dalam artikel selanjutnya. Langkah-langkah ini juga sama pentingnya dalam mendukung transformasi pendidikan dan tenaga kerja di Indonesia.

BACA JUGA: Menaikkan Sumber daya Manusia dengan Cepat, Ini Solusinya Menurut Arsjad Rasjid

Pengembangan sumber daya manusia Indonesia yang future ready menjadi tanggung jawab bersama. Langkah-langkah kongkret perlu segera dilakukan untuk menuju transformasi edukasi Indonesia yang unggul, sehingga bisa menghasilkan para tenaga kerja terampil yang siap berkontribusi untuk masa depan Indonesia.

You may also like

More in News