Inspirasi

Berpindah dari Karyawan Menjadi Seorang Pengusaha, Begini Saran Pak Win Asah Pola Pikir

arsjad ngobrol bareng pak win

Sudah pasti, tidak sedikit di antara kita para kaum pekerja yang berpikir untuk menjadi meniti karir menjadi seorang pengusaha. Keluar dari zona nyaman, mengubah mindset dari seorang pekerja menjadi pemberi pekerjaan, sekaligus pemimpin usaha.

Mungkin mudah untuk menjadi pengusaha. Namun dalam mengejar kesuksesan, tentu saja memerlukan usaha, waktu, serta kejelian dalam melakukan berbagai keputusan demi mencapai target yang diinginkan. Berbagai inspirasi dari orang sukses rasanya cukup untuk menjelaskan bahwa kesuksesan itu tidak datang dalam semalam. Bahkan ada banyak di antara mereka yang harus melalui lautan kegagalan sebelum berhasil mentas untuk kembali meraih keberhasilan.

Salah satu inspirasi kesuksesan menjadi seorang pengusaha juga datang dari Pak Win. Influencer dengan konten seputar dunia kerja dan usaha, Asah Pola Pikir, yang kini menjadi pedoman dan solusi bagi banyak orang. Baru-baru ini, konten kreator dengan nama lengkap Tjokro Wimantara tersebut berbagi kisah menarik bersama Arsjad Rasjid di YouTube Ngobrolin Mindset Bisnis & Rahasia FYP TikTok dalam Coffee Break with Arsjad & Pak Win di mana salah satu perbincangannya adalah tentang mengubah mindset dari pekerja menjadi seorang pengusaha.

Perjalanan seorang Tjokro Wimantara, atau yang akrab disapa Win ini memang berliku. Sebelum dikenal sebagai Pak Win dan populer seperti sekarang, ia adalah seorang pekerja biasa. Hanya saja, ia punya keinginan untuk menjadi seorang pengusaha.

Salah satu yang dikupas oleh Arsjad Rasjid adalah masa ketika Tjokro Wimantara meninggalkan dunia kerjanya untuk membangun startup bernama Karta. Dari bisnis yang ia rintis tersebut, Win berhasil masuk dalam daftar Forbes 30 Under 30 di tahun 2018.

“Ini sebenarnya salah satunya adalah benchmarking ke luar negeri. Jadi pada saat itu di tahun 2016, di US (Amerika Serikat) ada salah satu startup mainnya di stiker mobil. Jadi dia cari pengendara mobil yang mau pendapatan tambahan. Dia bikin sistemnya, mereka pakai app (aplikasi), terus cari pengiklan yang mau beriklan di luar, khususnya di mobil,” kata Win, menceritakan inspirasi dari startup miliknya.

Dari ide usaha tersebut, ia kemudian mencoba untuk mengaplikasikannya di Indonesia. Agar lebih mudah diterima masyarakat, Win melakukan pendekatan bisnis yang beda. Melihat bahwa kebanyakan orang Indonesia mengendarai motor, ia pun mencoba menembus pasar tersebut.

Di awal usahanya, Win tidak mengaplikasikan iklan pada papan di belakang motor. Setelah memutar otak, Win dan Karta meletakkan iklan tersebut pada jaket pengendara.

“Kita kumpulin orang, kita kasih jaket. Belakangnya iklan. Bisa dicabut-cabut,” tutur Win.

Setiap bisnis pasti ada kendala, termasuk Karta. Win menceritakan bahwa model bisnisnya juga memiliki tantangan. Misalnya, ketika pengendara memiliki rambut panjang sehingga menutupi iklannya, atau pengendara-pengendara yang memilih untuk melepas jaket tersebut.

Menghadapi tantangan-tantangan tersebut, Win menuturkan kepada Arsjad bahwa ia kemudian mengganti metode usahanya. Dari jaket, Tjokro Wimantara kemudian menggunakan papan sebagai tempat iklan yang dipasang di belakang motor.

“Pas awal kita keluar, di jalan sering diberhentikan,” kisah Win.

Ia menjelaskan bahwa kendaraan-kendaraan dengan papan iklan sering dihentikan Polisi. Untungnya, Win tidak setengah-setengah dalam menjadi seorang pengusaha. Sebelumnya ia telah mengantisipasi hal ini dengan mempelajari berbagai Undang-Undang yang berhubungan dengan kendaraan dan lalu lintas agar ke depannya tidak ada friksi antara usahanya dengan hukum.

Dalam perjalanannya sebagai seorang pengusaha startup, aplikasi ini akhirnya diakuisisi oleh anak perusahaan telekomunikasi nasional. Bukan karena aji mumpung, tetapi Win telah menjadikan penjualan aset perusahaan sebagai salah satu target ketika pertama kali mendirikan usaha tersebut. Yang menarik, keputusan ini diambil saat perusahaan ini sedang dalam puncak performa. Hal ini tak lepas dari poin perjanjian akuisisi yang mana tim startup Tjokro Wimantara akan tetap mendapatkan proyek-proyek dari perusahaan tersebut.

“When you are at your peak, you want to sell something, itu nggak gampang. Karena biasanya, ‘Aduh, sayang, nih..’ Tapi you decide it, itu hebat. Itu suatu keputusan. Karena tujuan awal pun begitu,” lanjut Arsjad, memberi apresiasi kepada Win yang memiliki ketegasan sebagai seorang pengusaha.

Di samping sebagai konten kreator, saat ini Tjokro Wimantara juga memiliki satu startup baru bernama GrowWin. Sebuah platform yang pada awalnya merupakan sebuah edutech untuk pebisnis dan profesional dengan memberikan bantuan berupa knowledge untuk meningkatkan kualitas dan performa sebagai seorang pengusaha.

Berbicara kepada Arsjad Rasjid, Win menjelaskan bahwa di usia yang menapaki dua bulan tersebut, GrowWin sudah mulai making money. Satu hal yang kembali mengundang apresiasi dari Ketua Kadin Indonesia mengingat masih banyak pengusaha lain yang mengandalkan ‘teknik bakar uang’ untuk meningkatkan performa startup-nya.

“Fundamental itu penting, ya. Kita mesti mikir untuk profitability,” ujar Arsjad.

BACA JUGA: Cerita Vina Muliana, dari Kuliah Salah Jurusan Hingga Masuk Forbes Under 30 Asia

Sebuah inspirasi yang sangat menarik dari seorang pengusaha sekaligus konten kreator, Tjokro Wimantara, yang memberi pandangan lebih luas mengenai peluang bisnis di industri kreatif. Video selengkapnya bisa Anda saksikan di kanal YouTube Arsjad Rasjid dengan tema Ngobrolin Mindset Bisnis & Rahasia FYP TikTok | Coffee Break with Arsjad & Pak Win (Asah Pola Pikir).

You may also like

More in Inspirasi