Setiap orang berhak atas manfaat pendidikan, baik itu laki-laki maupun perempuan. Namun, masih banyak stigma dan kendala yang dihadapi oleh perempuan ketika ingin melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi.

Masih ada anggapan bahwa setinggi apapun level pendidikan seorang wanita, pada akhirnya akan berujung di dapur. Arsjad Rasjid menanggapi hal ini dengan perspektif berbeda.

Menurutnya, manfaat pendidikan untuk perempuan sangat penting. Arsjad juga menyemangati perempuan untuk terus mengejar mimpinya. Berikut ini pesan penting Ketua Umum Kadin Indonesia bagi para perempuan Indonesia.

Manfaat pendidikan bagi perempuan bisa memberikan dampak besar

Arsjad menegaskan, perempuan boleh sekolah setinggi-tingginya, terlepas dari apa yang akan mereka lakukan setelah lulus. Baik menjadi wanita karir maupun ibu rumah tangga, keputusan itu adalah pilihan.

Meski kesetaraan gender dalam pendidikan untuk perempuan menunjukkan peningkatan dalam 10 hari terakhir, masih terjadi kesenjangan akses pendidikan dengan laki-laki, utamanya di pedesaan.

Data BPS pada tahun 2023 menunjukkan adanya perbedaan signifikan kepemilikan ijazah antara laki-laki dan perempuan, antara wilayah perkotaan dan pedesaan.

Data perbandingan kepemilikan ijazah perempuan antara di perkotaan dan pedesaan adalah sebagai berikut.

Data perbandingan kepemilikan ijazah perempuan antara di perkotaan dan pedesaan

Data perbandingan kepemilikan ijazah perempuan antara di perkotaan dan pedesaan

Sedangkan data tentang kepemilikan ijazah pendidikan tinggi pada perempuan, menunjukkan angka yang lebih tinggi jumlahnya dibandingkan dengan laki-laki, baik di perkotaan maupun pedesaan. Di perkotaan, perempuan 12,76%, laki-laki 11,76% sedangkan di pedesaan perempuan 5,35%, laki-laki 4,35%.

Ini menjadi indikasi adanya kemajuan dalam pendidikan tinggi di kalangan perempuan bila dibandingan dengan laki-laki dalam satu dekade terakhir.

Perempuan yang berpendidikan tinggi, perempuan yang berpendidikan tinggi tidak hanya berdampak bagi dirinya sendiri, tetapi juga untuk kebaikan generasi mendatang. Mengapa demikian? Ini penjelasan Arsjad.

1. Pendidikan itu memberdayakan

Menurut Arsjad, perempuan yang terdidik dengan baik akan terlatih untuk berpikir kritis serta dapat meningkatkan kapasitas dan kualitas dirinya. Hal ini penting untuk membentuk karakter yang tangguh, mandiri dan berprestasi di bidang mereka masing-masing.

Semakin bermutu investasi pendidikan pada perempuan, hal ini akan berbanding lurus dengan kesejahteraannya. Di antaranya dapat membantu meningkatkan pendapatan serta berkontribusi lebih besar untuk pertumbuhan ekonomi dan pengentasan kemiskinan.

2. Generasi cerdas lahir dari ibu yang cerdas

Dengan mendapatkan wawasan dan ilmu pengetahuan lewat jalur akademis, seorang perempuan bisa menjadi ibu atau pembimbing bagi anak-anak generasi masa depan.

Seperti yang disampaikan oleh Bung Hatta, “Siapa yang mendidik satu laki-laki berarti telah mendidik satu manusia, sedangkan siapa yang telah mendidik satu perempuan berarti sedang mendidik satu generasi.”

Pendidikan yang baik meningkatkan kesadaran akan kesehatan dan isu sosial. Hal ini berpengaruh pada penurunan angka perkawinan di bawah umur, menekan angka stunting dan kematian ibu dan anak, serta dalam jangka panjang dapat menghasilkan sumber daya manusia yang lebih unggul.

3. Mendorong pembangunan inklusif dan berkelanjutan

Menurut International Labor Organization (ILO) pendidikan bagi perempuan bisa memutus siklus kemiskinan dan meningkatkan akses pekerjaan formal jangka panjang.

Perempuan yang berhasil menempuh studi dengan layak, berpotensi menjadi bagian dari pembangunan dan turut berperan dalam peningkatan ekonomi.

Arsjad mendorong perempuan agar menuntut ilmu setinggi-tingginya

Pendidikan untuk perempuan juga menjadi salah satu agenda yang Kadin Indonesia sampaikan dalam Peta Jalan Indonesia Emas 2045.

Secara garis besar, pendidikan di Indonesia sebenarnya sudah hampir menunjukkan kesetaraan antara perempuan dan laki-laki. Namun hal ini berbanding terbalik dengan peran perempuan dalam hal perekonomian dan ketenagakerjaan.

Kadin mewadahi situasi tersebut dengan meluncurkan program yang membantu lebih banyak SDM perempuan agar dapat melakukan upskilling dan re-skilling.

Dalam 20 tahun terakhir, inklusi perempuan menunjukkan adanya peningkatan hingga 75%. Meski masih banyak tantangan yang perlu dihadapi, peningkatan ini menunjukkan bagaimana wanita di era ini berkontribusi di masyarakat. Di antaranya 54% pemilik UMKM adalah perempuan menurut data Kemenkeu tahun 2021.

Selain itu, muncul beberapa tokoh perempuan yang berperan di berbagai bidang untuk mengedukasi tentang berbagai macam isu, seperti kesadaran akan lingkungan, kesehatan, perlindungan dan hak-hak perempuan, hingga pentingnya menjadi wanita terdidik.

Menurut Arsjad, pandangan bahwa perempuan tidak perlu sekolah tinggi adalah pemikiran yang kuno. Oleh karena itu, ia mendukung para srikandi ini untuk terus belajar dan mengejar mimpi mereka.

BACA JUGA: 5 Tips Menghemat Biaya Kuliah Tanpa Mengorbankan Kualitas Pendidikan

Semoga manfaat pendidikan bisa dirasakan secara merata pada lebih banyak kalangan, terutama perempuan dan kelompok rentan lainnya. Dengan demikian, mereka bisa lebih mandiri dan berdaya, serta menjadi investasi yang berdampak bagi pribadi hingga generasi masa depan.

You may also like

More in News