Bahasan tentang emisi karbon hingga energi terbarukan belakangan banyak diperbincangkan di tengah-tengah masyarakat. Isu ini menjadi penting karena dampak perubahan iklim yang semakin bisa dirasakan secara langsung.
Indonesia sendiri berkomitmen kepada dunia bahwa di tahun 2060 akan mencapai netral karbon. Hal ini juga didukung lewat dokumen Nationally Determined Contribution (NDC) terbaru, di mana Indonesia menaikkan target pengurangan emisinya menjadi 32,89% di tahun 2030.
Hal-hal seperti ini pun menjadi perhatian perusahaan-perusahaan di dunia, termasuk salah satunya adalah PT Indika Energi Tbk. Di bawah naungan Arsjad Rasjid, perusahaan ini secara bertahap mulai meninggalkan batu bara menuju sumber energi terbarukan.
Tentunya membutuhkan langkah yang tepat untuk melakukan perubahan besar ini. Tidak mudah untuk mengubah sebuah ‘tradisi,’ Ada banyak hal yang dipersiapkan agar kontribusi perusahaan penghasil energi terus berjalan, berkelanjutan dan bermanfaat bagi bangsa serta negara.
Berbicara mengenai ‘Pertaruhan Indika Energy di Bisnis Hijau’ di kanal YouTube Dr. Indrawan Nugroho, Arsjad Rasjid memberi bocoran kepada para pengusaha Indonesia yang ingin beralih dari batu bara ke energi terbarukan.
Menyatukan tujuan antara perusahaan dan para stakeholders
Di dalam perbincangan tersebut, Dr. Indrawan bertanya mengenai seberapa sulit sebuah proses transisi energi mengingat ada banyak faktor yang harus terlibat dan mengalami perubahan juga di masa pergantian itu. Hal ini berkaitan dengan misi Indika Energy dalam pertumbuhan berkelanjutan. Yakni meningkatkan pendapatan dari sektor non batu bara hingga minimal 50% pada tahun 2025, serta mencapai net zero pada tahun 2050 atau lebih cepat.
Menjawab pertanyaan tersebut, Arsjad Rasjid mengemukakan bahwa hal yang paling utama adalah komitmen dari top management. Namun ada syarat mutlak agar komitmen tersebut bisa dijalankan dengan baik dan benar.
“Tapi top management pun harus me-realise (menyadari), apa sih yang diinginkan oleh investor,” kata Arsjad.
Pada dasarnya, transisi menuju energi terbarukan tak sekadar atau semudah mengganti batu bara dan beralih ke panel surya atau membangun bendungan saja. Lebih dari itu, perusahaan dan para stakeholders juga berada pada sisi yang sama agar komitmen tersebut bisa berjalan tanpa ada halangan.
Dari masyarakat, oleh masyarakat dan untuk masyarakat
Dalam mengambil keputusan, sebagai seorang Direktur Utama di Indika Energy, Arsjad Rasjid tidak pernah melupakan 3P, yaitu people, people and people. Intinya, Arsjad akan selalu mencoba untuk melihat terlebih dahulu setiap keputusan perusahaannya kepada masyarakat.
“Karena perusahaan itu kan, at the end of the day, buat people (masyarakat),” tutur Arsjad.
Ketua Umum Kadin Indonesia tersebut juga mengingatkan bahwa tidak mudah membawa perubahan. Semua orang pasti memiliki kekhawatiran dalam memulai hal baru. Manusia lebih suka dengan ‘tradisi’ di keseharian sebagai zona nyaman mereka.
Namun Arsjad menegaskan bahwa perubahan itu perlu. Terutama transisi energi, mengingat semakin kuatnya tanda-tanda alam, seperti cuaca ekstrem dan perubahan lingkungan sebagai dampak dari penggunaan energi fosil yang memicu pemanasan global.
Untuk menghadapi perubahan ini Indika Energy melakukan persiapan dengan perubahan manajemen. Bukan tenaga kerjanya, namun lebih kepada strategi-strategi apa yang bisa dilakukan agar bisa membantu dan menjadi jembatan bagi masyarakat selama transisi energi tersebut.
Dengan mencoba menyelaraskan masyarakat dengan strategi Indonesia untuk perubahan menuju energi terbarukan, Indika Energy berharap the people tersebut akhirnya bisa memahami, kemudian menerima perubahan sehingga lebih mudah dalam melaksanakannya.
Memberikan pemahaman tentang perubahan kepada masyarakat
Arsjad Rasjid menjelaskan bahwa selain memahami tentang adanya perubahan, masyarakat Indonesia juga perlu untuk mengerti. Dengan pengertian tersebut, akan lebih mudah bagi pemerintah dan semua pihak untuk menjalankan transisi energi terbarukan.
Inilah misi berat yang diemban oleh Indika Energy. Bukan hanya memberikan pemahaman, namun juga pengertian kepada ratusan juta masyarakat Indonesia. Strategi Indika Energy yang dibeberkan Arsjad Rasjid adalah memberikan detail yang lebih jauh, termasuk proyeksi dari misi-misi mereka hingga 10-20 tahun ke depan.
Arsjad juga menjelaskan bahwa perubahan dilakukan mulai dari ‘atas.’ Lalu kemudian secara perlahan membawa transformasi ini ke ‘bawah’ sehingga pemahaman bisa menyeluruh dan setiap elemen dalam perusahaan akhirnya satu visi dan satu misi.
Yang harus dicatat, dorongan untuk perubahan menuju energi terbarukan ini menurut Arsjad tidak bisa menjadi target jangka pendek. Justru sebaliknya, dorongan untuk pemahaman tersebut harus diberikan secara kontinual, terus-menerus, terutama kepada para senior management.
“Harus didorong terus, harus ditanyakan terus. Istilahnya kalau Pak Jokowi bilang, ‘blusukan,’” tutur Arsjad.
Dengan dorongan yang terus menerus untuk perubahan pada energi terbarukan, setiap orang within the company akan merasa bahwa hal ini penting. Sebuah cara yang efektif dan efisien dalam membentuk kebiasaan baru di lingkungan perusahaan.
Perubahan itu penting, tapi tidak gampang
Arsjad mengingatkan bahwa ini merupakan proses yang tidak mudah. Harus dilakukan secara terus-menerus dan menjadi perhatian setiap waktu, setiap detik agar lebih mudah dalam melihat dan menentukan arah dan tujuan.
Yang menarik, Arsjad juga menekankan perlunya ‘quick wins,’ mengambil momentum tertentu untuk merayakan sebuah goal. Namun harus diingat bahwa quick wins ini bukan batas akhir. Ada perayaan dan ada semangat untuk kembali maju menuju goal selanjutnya.
Pria yang juga menjabat sebagai Ketua Umum PB PERPANI tersebut menyadari bahwa dalam setiap proses pasti ada beberapa pihak yang tidak suka. Namun setiap keputusan harus dibuat untuk memberikan yang terbaik bagi perusahaan.
“Jadi akhirnya, keputusan itu suatu hard decision. Tapi kita sebagai pemangku, diberikan tanggung jawab, sebagai leaders, itu adalah making decisions,” jelas Arsjad.
Ketika ditanya mengenai hal tersulit yang harus dihadapi Indika Energy dalam menjalankan perubahan dari penggunaan batu bara ke energi terbarukan, Arsjad Rasjid mengatakan sumber daya manusianya. Ia menggambarkan perubahan tersebut sebagai suatu perjuangan, di mana setiap peperangan pasti ada ‘korban.’
BACA JUGA: Arsjad Rasjid: Strategi Indonesia Adalah Strategi Indika Energy
Namun dalam pengambilan keputusan, Arsjad memastikan bahwa siapa pun yang terdampak oleh keputusan tersebut mendapatkan hak mereka.
“Kalau bisa lebih daripada haknya. Itu penting,” tutur Arsjad.
Sebuah pelajaran berharga bagi perusahaan-perusahaan yang saat ini menggunakan batu bara dan ingin bertransisi menggunakan energi terbarukan. Proses memang tidak mudah dan kemungkinan akan ada ‘korban.’ Satu perjuangan yang sangat besar dan menuntut komitmen tinggi dalam menciptakan masa depan yang lebih hijau dan sehat.
Siap menghadapi tantangan ini?