News

Deretan Sektor Bisnis Baru Non Bahan Bakar Fosil Indika Energy

arsjad saat launching produk motor listrik alva

Salah satu perusahaan investasi terdiversifikasi terkemuka di Indonesia, PT Indika Energy Tbk., menunjukkan komitmen kuat untuk meninggalkan bahan bakar fosil dan mulai beralih ke energi baru terbarukan. Hal ini sejalan dengan komitmen Indonesia kepada masyarakat dunia yang dikatakan bahwa tahun 2060 akan mencapai netral karbon. Dalam dokumen Nationally Determined Contribution (NDC) terbaru, Indonesia juga menaikkan target pengurangan emisi menjadi 31,89% di tahun 2030.

Kemudian untuk mendukung pertumbuhan yang berkelanjutan, saat ini Indika Energy fokus mengembangkan sektor-sektor bisnis baru non bahan bakar fosil. Ingin tahu apa saja yang telah dan akan mereka raih demi mensukseskan net-zero emission sekaligus mengakselerasi transformasi perusahaan?

Energi terbarukan untuk pembangunan berkelanjutan

Berbicara di kanal YouTube Dr. Indrawan Nugroho, Direktur Utama Indika Energy, Arsjad Rasjid blak-blakan bicara tentang rencana besar perusahaannya dalam melakukan transformasi energi demi mendukung net-zero emission di Indonesia. Menjawab tentang apa saja yang bakal menjadi masa depan Indika Energy tanpa bahan bakar fosil, Ketua Umum Kadin Indonesia tersebut memulainya dengan menjelaskan tentang sustainable development.

“Berarti bagaimana kita melakukan suatu pengembangan ke depan dengan satu keberlanjutan, memastikan tadi menuju net zero 2050,” kata Arsjad.

Untuk itu, Indika Energy akan memiliki fokus utama dan awal di bidang energi. Satu usaha yang telah menjadi akar dan kekuatan dari perusahaan ini. Berdiri sejak tahun 2000, Indika Energy memiliki pengalaman yang sangat luas dalam menyediakan pasokan energi bagi Indonesia dan ini akan terus dilanjutkan dengan mengganti bahan bakar fosil ke baru terbarukan untuk mendukung program pemerintah.

“Sekarang kita menuju pada renewable energy,” lanjut pria yang saat ini juga memimpin PB PERPANI ini.

Dalam menyediakan renewable energy bagi masyarakat dunia, Indika Energy memasuki babak baru dalam penggunaan bahan bakar, yaitu memakai solar energy dan wind energy, atau tenaga matahari dan angin. Sebuah terobosan besar dengan menggunakan sumber daya alami untuk membangkitkan energi bersih dan berguna bagi manusia.

Selain itu Indika Energy juga berkomitmen untuk menjaga kelestarian dan keseimbangan lingkungan dengan memanfaatkan Hutan Tanam Industri Energy. Perusahaan ini berinvestasi pada hutan untuk penggunaan pohon dan melakukan reboisasi sehingga bisa dimanfaatkan lagi di kemudian hari untuk membuat wood pellet atau pelet kayu.

Bicara tentang pelet kayu, ini bisa menjadi pengganti bahan bakar fosil seperti batu bara untuk membangkitkan energi. Bahan bakar alternatif ini bentuknya mirip briket kayu dengan ukuran dan bahan perekat yang berbeda. Dibuat dari jenis kayu yang keras, kemudian diolah menjadi serbuk dan dibentuk seperti silinder padat.

Di negara-negara lain yang memiliki musim dingin, pelet kayu biasanya digunakan oleh masyarakat sebagai bahan bakar penghangat ruangan. Manfaat ini dilirik oleh Indika Energy dan menjadi inspirasi bagi perusahaan tersebut untuk, nantinya, dijadikan sebagai bahan bakar yang bisa menghasilkan energi baru terbarukan. Hal ini senada dengan pemikiran Arsjad Rasjid yang ingin mengajak Indika Energy untuk menemukan bisnis yang dasarnya menggunakan solusi berbasis alam.

Kendaraan listrik

Tak bisa dipungkiri bahwa selama ini kendaraan dengan bahan bakar fosil menjadi salah satu penyumbang terbesar pada meningkatnya emisi gas sekaligus menaikkan temperatur dunia. Salah satu solusi untuk pertumbuhan yang berkelanjutan, tanpa harus menghilangkan kendaraan dalam mengurangi emisi menjadi nol adalah kendaraan listrik. Bisnis ini pula yang saat ini menjadi salah satu andalan Indika Energy.

Indika Energy menyadari bahwa bila bicara tentang transportasi itu sangat luas. Mulai dari roda dua, roda empat, hingga lebih dari empat. Masing-masing memiliki peran tersendiri dalam mempermudah mobilitas masyarakat. Untuk tahap awal, Arsjad Rasjid mengatakan bahwa Indika Energy saat ini telah merilis electric vehicle atau kendaraan listrik roda dua bernama ALVA.

“Kita mulai masuk di awal, yang namanya motor listrik. Makanya kita launch yang namanya ALVA,” ungkap Arsjad.

Regenerasi hutan

Untuk sustainable development, Indika Energy menegaskan bahwa bisnis mereka tidak sepenuhnya memikirkan tentang uang, namun juga keseimbangan alam. Karena itu mereka juga mengembangkan suatu usaha yang akan menjadi cadangan oksigen di masa mendatang, yaitu regenerasi hutan.

“Kita sudah ambil alih 170.000 hektar hutan yang di mana kita akan melaksanakan regeneratif terhadap hutan-hutan itu,” lanjut Arsjad.

Ditanya mengenai fungsinya, sebagai bisnis atau sebagai CSR, Arsjad menekankan bahwa hutan-hutan tersebut akan bermanfaat sebagai bisnis. Indika Energy akan memperbaiki ratusan ribu hektar hutan tersebut supaya lebih baik lagi lewat proses replanting, pembangunan hortikultura, dan berbagai manfaat bisnis yang menambah nilai ekonomi sambil melestarikan hutan tersebut.

Hasil tambang nikel dan bauksit

Sambil mengurangi penambangan dari bahan bakar fosil yaitu batu bara, Indika Energy juga akan memaksimalkan tambang-tambang mereka untuk menemukan lebih banyak mineral di mana fokus utamanya adalah nikel dan bauksit. Nikel memiliki peran besar dalam komponen motor listrik yang saat ini juga sedang dikembangkan oleh Indika Energy. Hasil tambang ini adalah bahan untuk pembuatan baterai kendaraan listrik.

Sementara itu, bauksit juga merupakan mineral yang penting dalam pembuatan rangka kendaraan. Nantinya bauksit bisa menjadi kombinasi untuk mineral-mineral lain yang dibutuhkan untuk membuat rangka motor atau mobil yang lebih ringan dan kuat.

Komoditas emas

Indika Energy terus mengurangi penggunaan bahan bakar fosil batu bara yang selama ini menjadi sumber daya untuk membangkitkan energi. Dengan memandang ke depan, di mana penggunaan batu bara tak lagi menjadi andalan, Indika Energy bergerak di sektor baru, yaitu komoditas emas. Arsjad menjelaskan bahwa saat ini emas memiliki nilai yang lebih stabil, ketimbang batu bara yang mulai menunjukkan fluktuasi di tengah wacana untuk meninggalkan bahan bakar fosil.

BACA JUGA: Arsjad Rasjid: Strategi Indonesia Adalah Strategi Indika Energy

Lebih lanjut Arsjad menjelaskan bahwa setelah menciptakan berbagai ekosistem ini, maka selanjutnya yang dibutuhkan adalah supply chain dan logistik, mengingat Indonesia merupakan negara kepulauan. “..tapi lebih lanjut lagi setelah kita make sure kita buat ekosistem ini semua, di Indonesia sebagai negara archipelago apa sih yang kita butuhkan? Supply chain, logistik,” ungkapnya.

You may also like

More in News