Tren berkarir sebagai Virtual Assistant telah memberikan kemudahan bagi perempuan, khususnya ibu rumah tangga, dalam mendapat penghasilan tambahan. Impian untuk tetap bekerja tanpa meninggalkan peran dalam rumah tangga sudah bukan wacana lagi.

Dengan bekerja secara jarak jauh, perempuan bisa lebih berdaya dari rumah dan tetap mengembangkan diri dengan meningkatkan keterampilan kerja di era digital.

Namun sebelumnya, sudahkah Anda mengenal apa itu Virtual Assistant (VA)? Dalam artikel ini, kita akan memahami bagaimana ibu rumah tangga bisa mencapai kesuksesan dengan berkarir sebagai VA. Simak paparan berikut.

Apa itu profesi Virtual Assistant?

Virtual Assistant (VA) adalah pekerjaan yang dilakukan secara remote (jarak jauh) di mana tugasnya adalah membantu klien untuk kebutuhan administratif mereka. Sebagai VA, Anda berperan sebagai asisten pribadi klien secara online.

Gambaran jobdesk Virtual Assistant

Nantinya, VA akan membantu klien dalam ruang lingkup kerja sebagai berikut:

  • Mengelola email
  • Menginput dan merapikan data
  • Melayani pelanggan secara online
  • Mengatur jadwal
  • Mengatasi beberapa hal yang bersifat teknis
  • Mengelola sejumlah media sosial dan masih banyak lagi.

Meskipun terlihat rumit, pekerjaan ini hanya memerlukan keterampilan dasar dalam manajerial dan teamwork. Selain itu, fleksibilitas jam kerja dan sistem kerja remote menjadikan profesi VA memungkinkan untuk dilakukan oleh ibu rumah tangga.

Namun, memiliki keahlian khusus dan pengalaman di bidang tertentu akan menjadi nilai tambah. Sebab pada dasarnya pekerjaan ini juga memiliki tantangan-tantangan tersendiri.

Peluang dan tantangan menjadi asisten virtual

Selanjutnya, mari kita bahas peluang dan tantangan dalam menjadi VA. Hal ini sering menjadi pertanyaan bagi mereka yang penasaran ingin mencoba profesi ini.

Potensi penghasilan menjadi VA

Nilai penghasilan Virtual Assistant tergantung jenis kesepakatan dan skala proyek yang ditangani. Ada beberapa jenis kesepakatan, yakni tarif per jam (hourly rate) atau per proyek (project-based rate).

Sebagai gambaran, pendapatan rata-rata, bagi VA pemula berkisar antara Rp 200 ribu-450 ribu per jam.

Sementara itu, bagi n VA yang memiliki keahlian dan pengalaman khusus, tarifnya bisa mencapai Rp450 ribu per jam ke atas atau lebih. Beberapa VA juga menawarkan paket layanan misalnya Rp4 juta untuk 2 minggu.

Tantangan dan kendala menjadi VA

Meski terlihat menjanjikan, sadari bahwa pekerjaan apapun membutuhkan konsistensi dan kerja keras.

Berikut ini adalah beberapa tantangan dan kendala yang mungkin kita alami saat menjadi VA:

  • Menjadi Virtual Assistant membutuhkan kesabaran dan kegigihan dalam mencari klien dan membangun portofolio yang stabil.
  • Adanya tekanan dan tanggung jawab saat menangani keluhan dari klien dan pelanggan.
  • Pendapatan bisa tidak stabil, karena ada masanya kita menghandle banyak klien atau tidak ada sama sekali.
  • Perlu terus mengembangkan soft skill yang lainnya, termasuk beradaptasi dengan cepat atau agile, berpikir kritis, berorientasi pada detail dan sebagainya.
  • Terkadang dapat kehilangan motivasi dan fokus akibat berbagai faktor. Misalnya dari keluarga, kurang interaksi dengan rekan seprofesi karena WFH, klien yang sulit ditangani dan lain-lain.

Dengan sejumlah potensi dan tantangan di atas, kita bisa mendapatkan gambaran apa saja yang perlu dipertimbangkan dan dipersiapkan untuk mencoba profesi ini.

Keterampilan yang dibutuhkan sebagai Virtual Assistant

Tidak perlu khawatir bila kita hanya berbekal keterampilan dasar atau sudah lama tidak berkutat dengan pekerjaan administratif sejak menjadi ibu rumah tangga.

Berkarir di bidang Virtual Assistant pada dasarnya minimal perlu memiliki skill berikut:

1. Keterampilan Komunikasi dan Bahasa Asing

Kemampuan dasar komunikasi berhubungan langsung dengan keseluruhan pekerjaan VA. Hal ini mencakup komunikasi dengan klien, menjawab pertanyaan dan email secara tertulis dan masih banyak lagi.

Skill komunikasi yang dibutuhkan mencakup kemampuan komunikasi lisan dan tulisan, seperti email, customer service dan administrasi serta komunikasi non verbal seperti intonasi dan mimik wajah.

2. Keterampilan dasar menjalankan Google dan Microsoft Office

Skill mengoperasikan aplikasi kerja seperti Ms. Word, Ms. Excel, serta beberapa layanan Google seperti Slides, Sheets dan GDrives juga diperlukan dalam menjalankan jobdesk sebagai Virtual Assistant.

3. Manajemen waktu dan proyek

Terdapat 3 jenis keterampilan manajemen bila ingin menjadi asisten virtual

  • Manajemen waktu yakni kemampuan mengelola waktu dalam sehari untuk berbagai aktivitas. Termasuk memilah waktu kerja dan di luar kerja.
  • Manajemen jadwal adalah kemampuan membuat pengaturan berbasis jadwal. Misalnya, pembaruan kalender, pembuatan pengingat, dan penyusunan jadwal seperti rapat dan agenda lainnya.
  • Manajemen proyek yaitu kemampuan mengorganisir project dan task yang harus dikerjakan. Termasuk di dalamnya skill memecahkan masalah.

Dengan demikian, pekerjaan dapat dilaksanakan tanpa tumpang tindih, mengatasi kendala yang muncul, dan menyelesaikan tugas sesuai dengan batas waktu yang ditetapkan.

4. Akuntansi dasar

Kemampuan akuntansi dasar diperlukan pada jenis klien yang berhubungan dengan data dan hitungan.

Nantinya keterampilan ini akan dibutuhkan untuk melakukan budgeting (pembuatan anggaran), laporan keuangan serta menjalankan software khusus untuk akuntansi.

5. Softskill yang mendukung

Selain keterampilan teknis di atas, kembangkan juga softskill yang kita miliki. Contohnya kemampuan presentasi, negosiasi, persuasi, leadership dan lain sebagainya.

BACA JUGA: Skill Penting Bagi Anda yang Ingin Stand Out di Dunia Pekerjaan Masa Depan

Menjadi Virtual Assistant adalah langkah cerdas bagi IRT yang ingin menjalankan karir dari rumah sambil tetap hadir untuk keluarga. Dengan demikian, sejalan dengan misi mengukuhkan peran perempuan untuk menuju Indonesia Emas 2045.

You may also like

More in News