Calon ketua umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia yang juga Ketua Dewan Penyantun Masyarakat Syariah (MES) Arsjad Rasjid, memiliki gagasan menarik tentang ekonomi umat.
Hal itu dia sampaikan dalam rangkaian Serial Ramadhan Bersama MES yang berlangsung 28-30 April 2021 lalu. Hadir sebagai keynote speaker, Arsjad mengungkapkan Indonesia merupakan negara dengan populasi umat muslim terbesar di dunia. Namun faktanya, secara ekonomi masih tertinggal dengan negara-negara lainnya. Ia pun percaya, penguatan ekonomi umat bisa dimulai dari masjid dan pesantren.
“Saya percaya penguatan ekonomi umat harus dimulai dari masjid, pesantren, dan basis umat lain, dengan dikuatkan oleh peran pengusaha nasional,” ujarnya.
Arsjad pun menceritakan kisah sukses Masjid Jogokariyan sebagai masjid makmur, di mana masyarakat di sekitarnya juga turut makmur. Hal ini menjadi contoh nyata bagaimana masjid memainkan peran yang sangat strategis dalam mendorong ekonomi umat.
Berkiprah sebagai Wakil Ketua Umum Kadin bidang Pengembangan Pengusaha Nasional yang berfokus pada akselerasi kewirausahaan nasional yang inklusif dan terarah, Arsjad mengapresiasi kolaborasi lintas organisasi yang telah menginisiasi acara Ramadan Bersama MES tahun ini.
Diungkapkan Arsjad, peranan pengusaha nasional dalam penguatan ekonomi berbasis umat turut didukung Masyarakat Ekonomi Syariah (MES) yang hari ini dipimpin oleh pengusaha-pengusaha nasional yang juga memiliki peran kunci di jajaran pemerintahan seperti Erick Thohir, Muhammad Lutfi, Bahlil Lahadalia, juga Teten Masduki.
“Kehadiran beliau diharapkan akan berperan sebagai penyeimbang atas kesenjangan yang terjadi di negara kita,” ujarnya.
Di tengah situasi pandemi Covid-19 ini, komitmen pengusaha nasional untuk menggandeng kelompok strategis umat Islam menjadi sangat penting dan dibutuhkan agar umat bisa bangkit dan menjadi pemenang di rumah sendiri.
Dorongan dari pihak pengusaha nasional ini sejalan dengan langkah pemerintah yang bekerja keras melalui berbagai program stimulus untuk mendukung pengusaha Indonesia dari berbagai industri. (VED)