Tokoh pengusaha nasional, Arsjad Rasjid menghadiri peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW di Ndalem An-Nadwah, Krapyak, Yogyakarta, Minggu (8/10/2023) malam. Hadir sebagai undangan di acara yang digelar oleh KH Sayyid Muhammad Hilal Al-Aidid, dalam pidato sambutannya ia mengajak masyarakat untuk meneladani sifat mulia dan ajaran Nabi Muhammad.

“Peringatan Maulid Nabi bukan sekadar suatu tradisi atau perayaan, namun menjadi momentum bagi kita untuk mengekspresikan rasa cinta kepada junjungan kita, Rasulullah Shallallahu `alaihi Wa Sallam,” kata Arsjad.

Selain itu, momen Peringatan Maulid Nabi ini juga menjadi waktu yang tepat untuk merefleksikan akhlakul karimah beliau yang menjadi teladan bagi umat Islam.

Maulid Nabi momentum teladani sifat Amanah Nabi Muhammad SAW

Lebih lanjut, Arsjad mengungkapkan Nabi Muhammad SAW memiliki beberapa sifat mulia yang wajib diteladani bersama.

“Salah satunya adalah amanah atau dapat dipercaya,” tutur Arsjad.

Baginya, sifat amanah merupakan contoh yang sangat ia yakini dan teladani dalam melaksanakan setiap tugas atau tanggung jawab. Tujuannya agar setiap tugas yang diemban bisa dilaksanakan secara baik dan benar.

“Di setiap tanggung jawab yang kita emban, kita harus selalu menjaga amanah, berusaha dengan sungguh-sungguh untuk melaksanakan kewajiban dengan sebaik mungkin,” lanjutnya.

Untuk itu, sebagai seorang santri, Arsjad menjelaskan bahwa dirinya selalu siap menerima amanah dari para gurunya. Termasuk ketika diminta untuk memberikan sambutan kepada hadirin pada Peringatan Maulid Nabi oleh KH Sayyid Muhammad Hilal Al-Aidid.

“Ini sebagai bentuk khidmat saya terhadap guru,” imbuh Arsjad.

Sifat Tabliq sebagai bekal Indonesia memasuki Tahun Demokrasi

Sifat mulia Nabi Muhammad yang kedua, menurut Arsjad, yang bisa kita teladani bersama adalah tabliq tablig atau menyampaikan kebaikan. Apalagi di masa-masa saat ini, ketika Indonesia mulai menyambut Pesta Demokrasi yang akan digelar tahun 2024.

“Terutama menjelang tahun pesta demokrasi, penting bagi kita semua untuk menjaga perdamaian, keamanan dan kesantunan dalam bermasyarakat,” jelasnya.

Di tengah naiknya tensi politik yang berpengaruh pada pribadi masyarakat, Arsjad mengajak kita semua untuk menyampaikan kesantunan dan kebaikan, sekecil apa pun. Ia berharap agar Perayaan Maulid Nabi menjadi satu kesempatan untuk semakin meneladani sifat-sifat mulia Rasulullah Shallallahu `alaihi Wa Sallam sekaligus memperkuat tali silaturahmi.

Dalam pidatonya, Arsjad juga menyampaikan selamat datang kepada para guru, para ulama dari Mesir dan Yordania, yang telah menempuh perjalanan ribuan kilometer untuk turut hadir dan merayakan peringatan Maulid Nabi Muhammad di Krapyak, Yogyakarta. Kehadiran para ulama luar negeri tersebut, bagi Arsjad merupakan bentuk silaturahmi umat muslim yang luar biasa, tanpa memandang batas negara atau budaya.

“Semoga dengan hadirnya para ulama Mesir di sini, para intelektual dan cendekiawan muslim Indonesia bisa bersilaturahmi, berkolaborasi bersama untuk menjadi rahmat bagi seluruh umat, atau rahmatan lil alamin,” ungkapnya.

Sebelum menutup sambutannya di Peringatan Maulid Nabi, Arsjad berpesan agar peringatan tersebut bisa menjadi saat yang tepat untuk mewujudkan harmonisasi antara alam dan manusia, juga antara akal dan pikiran.

“Mari kita semua bersatu, meneladani sifat mulia Rasulullah dalam bermasyarakat, demi Indonesia yang damai dan sejahtera,” tuturnya.

Kemeriahan Maulid Nabi bersama ulama dari dalam dan luar negeri

 

Peringatan Maulid Nabi di Krapyak, Yogyakarta memperlihatkan kerukunan dan persatuan umat Islam. Tak hanya para santri, tampak pula tokoh-tokoh Islam dari dalam dan luar negeri.

Para ulama yang turut hadir adalah Syekh Ali Jum’ah (Mesir), Syeikh Osama Azhari (Mesir), Syekh lbrahim Salah Alhod hod (Mesir), Syekh Jaber Baghdady (Mesir), Syekh Abdel Hady Elkasbey (Mesir) serta Syekh Aum Al Qaddumi (Yordania). Sementara pelantun salawat adalah Mustafa Atep dari Mesir.

BACA JUGA: Pandangan Arsjad Rasjid Tentang Ekonomi Syariah dan MES

Dalam acara yang diikuti oleh ribuan santri dan masyarakat, turut hadir pula Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Yahya Cholil Staquf, Ibu Negara Presiden RI keempat Sinta Nuriyah Wahid, Ketua MUI KH Anwar Iskandar, Katib Aam PBNU KH Akhmad Said Asrori, serta Ketua Tanfidziyah PBNU Alissa Wahid.

You may also like

More in News