Sedang viral yang namanya Seventh Generation Principal, atau Prinsip Generasi Ketujuh yang sangat penting dalam leadership. Sebuah inspirasi tentang prinsip kepemimpinan yang baru-baru ini dibahas oleh salah satu sosok pengusaha sukses Indonesia, Arsjad Rasjid, di media sosial Instagram miliknya.
Prinsip Generasi Ketujuh merupakan harapan masyarakat bagi para pemimpin bangsa. Sebuah keinginan untuk memiliki pemimpin-pemimpin yang tak hanya cerdas, tetapi juga bijaksana saat menjalankan pemerintahan. Pemimpin yang tahu bahwa setiap keputusan yang ia ambil memberi dampak besar, tak hanya bagi bangsanya saat ini, tetapi juga sampai ke generasi-generasi penerus berikutnya.
Prinsip Generasi Ketujuh adalah filosofi masyarakat adat Amerika Utara
Omong-omong tentang Prinsip Generasi Ketujuh, hal ini bukan sesuatu yang baru karena ternyata pemahamannya datang dari pemikiran yang sudah hadir beberapa abad silam, lho. Dikutip dari ictinc.ca, Seventh Generation Principle merupakan filosofi kuno dari masyarakat Indian Amerika, atau Haudenosaunee (Iroquois).
Pada dasarnya, filosofi ini mendukung bahwa apa yang diputuskan hari ini harus memberikan dampak secara berkelanjutan hingga generasi ketujuh. Diperkirakan, konsep pertama dari Prinsip Generasi Ketujuh ini ditulis antara tahun 1142 hingga 1500 M dan memberi dampak pada pembentukan tatanan politik, seremonial, serta sosial dari Konfederasi Lima Negara (yang akhirnya menjadi Enam).
Bahkan, founding father Amerika Serikat, Benjamin Franklin sangat menghormati sistem pemerintahan Haudenosaunee ini. Ia sangat menghormati sistem pemerintahan ini dan menjadikannya sebagai salah satu sumber inspirasi untuk membentuk Konstitusi Amerika.
Bijaksana untuk keputusan yang berdampak hingga generasi ketujuh
Melihat sejarah yang menarik tentang Prinsip Generasi Ketujuh, tak heran bila konsep ini juga diusung Arsjad Rasjid dalam membentuk kepemimpinan yang baik, kuat, serta berkelanjutan. Ia menekankan bahwa konsep ini harus menjadi sebuah prinsip yang diilhami secara mendalam ketika kita memulai perjalanan untuk menjadi pemimpin yang peduli dengan masa depan yang lebih baik.
“Kita diingatkan untuk bijak dalam mengambil keputusan sebagai pemimpin. Karena setiap keputusan yang kita ambil saat ini tak hanya berpengaruh pada hari ini, tapi berpengaruh dalam jangka panjang,” ungkap pria yang juga alumnus dari Pepperdine University, California, AS tersebut.
Lebih lanjut, Arsjad memaparkan bahwa konsep berpikir masyarakat Indian tersebut mengharuskan setiap pemimpin untuk menjadi sosok yang bijaksana dan mampu membuat keputusan secara matang. Bukan sekadar membuat kebijakan untuk hari ini, namun juga bisa mempertimbangkan efek dari setiap keputusan yang diambil, tidak saja bagi diri sendiri, tetapi juga bagi generasi-generasi setelah kita.
Pemimpin Indonesia perlu meniru Prinsip Generasi Ketujuh
Konsep berpikir ini tentu sangat cocok bagi bangsa Indonesia yang sedang menetapkan langkah untuk menjadi negara maju dalam beberapa dekade ke depan. Kita memiliki target untuk mewujudkan Indonesia Emas 2045. Sebuah pemikiran yang kini mulai digaungkan oleh para pemimpin kita. Tak hanya maju secara lahir, namun juga batin. Menciptakan masyarakat dan pembangunan yang adil, makmur, serta berkelanjutan.
Tentunya, impian tersebut ingin kita wujudkan saat satu abad usia kemerdekaan bangsa Indonesia dan bukan sebuah garis finish. Seperti pemikiran para Haudenosaunee, kesuksesan Indonesia Emas 2045 juga harus berlanjut dan bisa dirasakan oleh beberapa generasi berikutnya.
“Dengan berpikir matang, mempertimbangkan efek keputusan yang kita ambil dalam jangka panjang, kita bisa menciptakan masa depan yang lebih baik bagi generasi mendatang,” tutup Arsjad.
BACA JUGA: Memilih Seorang Pemimpin yang Tepat Menurut Arsjad Rasjid
Pertanyaannya, sudah siapkah para pemimpin kita untuk menjadi bijaksana, memikirkan setiap keputusan tidak hanya bagi diri sendiri atau golongan, tetapi juga untuk masyarakat di seluruh penjuru Tanah Air?
View this post on Instagram