Tanggal 14 Februari 2024, Indonesia akan melakukan hajatan besar untuk memilih seorang pemimpin negara baru. Pemilihan Umum (Pemilu) yang akan diikuti oleh tiga Calon Presiden dan tiga Calon Wakil Presiden yang bakal menentukan ke mana arah langkah negara ini.
Dengan tanggung jawab yang begitu besar, wajar bila kita berharap bahwa pemenang dari kontestasi politik tahun depan adalah figur yang benar-benar tepat untuk memimpin rakyat Indonesia. Arsjad Rasjid mencoba memberi pandangan dari sisi seorang pebisnis tentang siapa sosok terbaik untuk menjadi seorang pemimpin masa depan Indonesia.
Di tahun politik, masyarakat harus berani ambil keputusan
Berbicara sebagai narasumber di kanal YouTube Merry Riana, pria yang juga dikenal sebagai Ketua Umum PB Perpani ini menjelaskan bahwa ini adalah pertanyaan yang selalu hadir ketika Indonesia menghadapi tahun politik. Menurutnya, setiap keputusan dari rakyat Indonesia akan mengubah kehidupan. Hal yang sama yang selalu ia ungkapkan kepada keluarganya bahwa dalam proses kehidupan bakal selalu ada kesempatan untuk membuat keputusan.
“In my opinion, setiap kali membuat keputusan, kecil atau besar, your life change. Kehidupan Anda berubah,” kata Arsjad.
Menurutnya, perkara mengambil keputusan ini harus diajarkan oleh orang tua kepada anak-anaknya. Jangan sampai orang tua justru berpengaruh terlalu besar sehingga terkesan sang anak sama sekali tidak punya pilihan sehingga akhirnya tidak terbiasa ambil keputusan.
Dengan alasan yang sama, Arsjad berbicara tentang bangsa Indonesia yang akan menghadapi Pemilu 2024. Hanya saja, ia berpesan agar dalam mengambil keputusan, masyarakat harus lebih teliti dan bijaksana.
3 poin penting Arsjad Rasjid untuk seorang pemimpin terbaik
Ditanya oleh Merry Riana tentang bagaimana membuat keputusan yang benar, Arsjad memberi tiga poin tentang seorang pemimpin yang pantas terpilih.
“Saya melihatnya bahwa, pertama mesti dilihat personality daripada pemimpinnya. Yang kedua adalah nilai-nilai atau values. Believe that they have, ya. Yang ketiga adalah track record karena mesti dilihat track record-nya kayak gimana,” ungkapnya.
Arsjad kemudian mengambil satu contoh tentang bagaimana memilih seorang CEO di perusahaan. Menurutnya, ia akan selalu bertanya terlebih dahulu, ada di tahap mana perusahaan tersebut.
“Perusahaan ini di mana posisinya hari ini. Tahap mana. Mikro, menengah, kecil, besar, atau lagi growing, lagi stabilisasi atau mau apa? Iya, kan? Stage, business cycle-nya di mana,” tutur Arsjad.
Bagi Arsjad, pertanyaan yang sama juga bisa diaplikasikan dalam memilih seorang pemimpin bangsa. Kita harus melihat, Indonesia sedang dalam tahap apa dan siapa orang yang paling layak untuk menjadi ‘CEO’-nya.
Lebih lanjut, Arsjad mengingatkan bahwa bakal ada tantangan besar bagi Presiden Republik Indonesia yang akan terpilih nanti. Apalagi keadaan geopolitik akhir-akhir ini sangat sensitif
“Ukraine – Rusia perang. China sama US trade wars, perdagangan, ya. Belum hubungan antara Eropa dan lain-lain. Belum keadaan yang sekarang ada kejadian di Middle East antara Israel dengan Hamas. Itu kan terjadi peperangan. Ada isu Taiwan. So many sensitive geopolitical situations,” tegas Arsjad.
Dari memanasnya geopolitik, Arsjad yakin bahwa hal tersebut akan berpengaruh kepada perekonomian dunia. Ia mengingatkan, gara-gara perang Ukraina melawan Rusia, harga-harga pangan dan energi jadi naik. Ini hanya sedikit tantangan yang muncul dari dunia internasional.
Di dalam negeri, Arsjad juga mengingatkan tentang tantangan menghadapi ledakan bonus demografi. Rencana untuk keluar dari middle income trap sehingga bisa menjadi negara maju. Ia percaya bahwa Indonesia bisa menghadapi tantangan ini karena saat ini kita punya ingredients-nya.
Dengan melihat berbagai kemungkinan yang ada, Arsjad mengaku sudah memiliki pandangan untuk seorang pemimpin Indonesia berikutnya. Dari sisi geopolitik, ia memandang bahwa sosok Presiden RI tidak boleh emosional. Takutnya, Indonesia bisa terlibat dalam hal-hal yang tidak diinginkan, seperti perang, misalnya.
“Jadi, we have to find someone yang memang orangnya patience,” jelasnya.
Tak hanya berani dan tegas, calon Presiden RI harus punya energi kuat
Terlepas dari sisi kepribadian, penting juga bagi seorang pemimpin Indonesia untuk bisa menggandeng seluruh lapisan generasi. Dalam jangka waktu yang sangat singkat, kita harus bisa mengembangkan kemampuan anak muda agar bisa bersaing secara global.
Mengutip dari pesan Presiden RI Joko Widodo, Arsjad menganggap bahwa masa 10 hingga 13 tahun ke depan itu sangat critical sehingga membutuhkan pemimpin yang memiliki energi kuat untuk bergerak dan melakukan eksekusi dengan cepat.
“Kalau yang lemas-lemas, susah lah kita karena kan kita butuh yang cepat-cepat, nih. Mesti yang energetik, turun ke lapangan dan segala macam,” imbuh alumnus Pepperdine University, Amerika Serikat tersebut.
Indonesia butuh seorang pemimpin yang ‘mendengar’
Arsjad juga membutuhkan seorang pemimpin yang mendengar, tegas terhadap setiap keputusan negara, dan yang tak kalah penting adalah memiliki nilai-nilai. Baginya, sangat penting untuk memiliki pemimpin yang mengutamakan integritas bangsa serta mengedepankan kearifan budaya lokal.
“Jangan sampai hilang budaya kita karena influence dari luar. Apalagi kalau ada influence-influence yang mana ingin meng-influence suatu budaya dari luar yang dicampur dengan agama,” ucapnya.
Mengakhiri segmen tentang bagaimana memilih seorang pemimpin yang tepat, Arsjad berpesan bahwa siapa pun yang ingin menjadi leader bagi bangsa Indonesia pasti telah merasakan dan melewati suatu proses.
BACA JUGA: Kunci Sukses Pemimpin Masa Depan: Memahami Empat Prinsip Kepemimpinan Cerdas
Lewat penjelasan yang disampaikan oleh Arsjad Rasjid, setidaknya kita terbantu untuk memiliki gambaran calon pemimpin tersebut. Kini, keputusan ada di tangan masyarakat dan harus ditentukan melalui Pemilu 2024 untuk melahirkan sosok terbaik yang pantas untuk menjadi nahkoda negara ini menuju masa depan yang lebih baik.