Siapa bilang jadi atlet pemanah itu semudah menarik busur dan anak panah?
Olahraga panahan kian digemari di Indonesia. Bahkan di luar negeri, aktivitas yang melatih fokus dan kekuatan otot ini sudah jadi hobi atau kesukaan sejak zaman kerajaan dan dilakukan oleh para bangsawan.
Secara historis, panahan sebenarnya adalah kegiatan survival yang dilakukan untuk bertahan hidup. Pada ulasan sebelumnya disebutkan bahwa nenek moyang kita yang hidup pada masa pra-sejarah, sekitar 70.000 tahun lalu mulai mengenal teknologi untuk memanfaatkan busur dan panah tersebut.
Ya, tidak seperti olahraga-olahraga lainnya, seperti sepak bola, basket atau tenis, panahan panahan pada awalnya bukan aktivitas olahraga profesional. Orang melatih kemampuannya untuk tujuan lain, yaitu berburu dan berperang.
Panahan, harapan bagi dunia olahraga Indonesia
Dalam beberapa tahun terakhir, panahan semakin kondang. Makin mudah pula kesempatan masyarakat untuk melakukan aktivitas ini karena semakin banyak arena yang menyediakan fasilitas memanah dan memberi peluang bagi banyak orang untuk menjadi atlet pemanah profesional di cabang olahraga ini.
Di Indonesia, panahan juga menjadi cabang olahraga favorit, baik untuk pelaku maupun penggemar. Dimulai dari tiga Srikandi Nurfitriyana Saiman, Lilies Handayani, dan Kusuma Wardhani yang menggemparkan dunia olahraga Tahan Air dengan raihan medali pertama di level Olimpiade (Seoul 1988), kini makin banyak atlet yang mengharumkan nama bangsa bersama busur dan panah.
Sebut saja Arif Dwi Pangestu dan Diananda Choirunisa yang memiliki kesempatan untuk mengulang atau bahkan memperbaiki sejarah yang telah ditorehkan Srikandi Indonesia di Olimpiade Paris 2024 mendatang. Bahkan Ketua Umum PB Perpani Arsjad Rasjid juga memberi target tertinggi bagi para atlet pemanah yang mampu lolos ke event olahraga internasional tersebut.
“Kalau saat itu hanya perak, di Paris semoga bisa emas,” harap Arsjad.
Jalan terjal menjadi atlet pemanah profesional
Bicara tentang profesionalitas berarti juga bicara tentang mencurahkan kehidupan sepenuhnya untuk hal yang Anda sayangi. Salah satu contohnya adalah Stephan Hansen. Kepada worldarchery.sport, atlet pemanah profesional dari Denmark ini mengaku telah mendedikasikan hampir sebagian besar hidupnya untuk terus berlatih memanah.
“Saya telah melakukan olahraga panahan sejak tahun 2002, dan menjadi seorang profesional sepenuhnya sejak tahun 2015,” kata Hansen.
Dalam hal ini, Hansen benar-benar fokus pada dunia panahan. Ia menjelaskan bahwa dirinya tidak pernah memiliki karier di luar olahraga ini. Menurutnya, pendapatan atlet pemanah lebih baik ketimbang menjadi pekerja kantoran, yaitu dari kejuaraan dan kontrak profesional.
“Saya memiliki kontrak jangka panjang dan menikmatinya, bertahan hidup dengan uang yang saya hasilkan. Ini adalah pekerjaan bagi saya sekarang,” lanjut Hansen.
Bila Anda ingin menjadi atlet pemanah, Hansen memiliki nasehat bahwa tidak mudah untuk mencapainya. Ia mengatakan bahwa perlu ada dedikasi yang luar biasa untuk meraih impian tersebut yang berarti harus berlatih, hari demi hari.
“Bagian penting dari segalanya adalah kemenangan! Gaji seorang pemanah pro didasarkan sepenuhnya pada seberapa banyak dia menang, dan memiliki kontrak yang bagus,” tuturnya.
Selain itu, Hansen menekankan bahwa kesuksesan seorang atlet pemanah adalah meraih banyak kejuaraan. Harapannya, dengan memenangkan berbagai pertandingan akan menarik lebih banyak perhatian dan ekspos media untuk membuat pamor karier seorang atlet semakin terkenal.
“Dengan liputan tersebut, Anda dapat membangun basis media sosial yang baik dan menghasilkan banyak uang karena semakin banyak orang yang mengikuti Anda,” imbuhnya.
Berlatih sejak dini dan fokus raih kemenangan
Lebih lanjut Hansen menjelaskan bahwa dirinya sudah mulai tertarik dengan dunia panahan sejak usia tujuh tahun. Secara bertahap, ia mempelajari berbagai hal yang berkaitan dengan olahraga ini.
“Ada baiknya untuk mengambil langkah perlahan,” pesannya.
Dengan kemampuan yang ia miliki, Hansen sekarang memiliki target untuk bertanding di event-event panahan dengan hadiah besar di tingkat internasional. Menurutnya, ini adalah cara dirinya mencari nafkah.
Bagi orang awam, mungkin hal ini terasa sulit untuk diterima. Mencari nafkah dengan berkompetisi serta harus mengeliminasi banyak orang. Namun secara logika, sebenarnya apa yang dilakukan Hansen sama halnya dengan pekerja profesional, sama-sama membutuhkan tekad untuk maju dan berkembang demi mencapai karier yang lebih baik, juga tidak menutup kemungkinan terbentur dinding kegagalan.
Hansen menjelaskan bahwa dalam dunia panahan yang profesional, beberapa atlet juga mengalami setback. Kehilangan tekad, menurunnya kepercayaan diri adalah hal yang wajar dan bisa terjadi pada siapa saja.
“Bagi sebagian orang, mereka mungkin ingin melakukan yang terbaik tetapi secara fisik tidak dapat mencapai level yang cukup tinggi,”ujar Hansen.
BACA JUGA: Pemanah Dikenal Sangat Jago Matematika, Mitos atau Fakta?
Satu hal yang Hansen tekankan bagi Anda yang ingin menjadi atlet pemanah profesional adalah memiliki keinginan yang kuat. Kegagalan itu lumrah, tetapi yang terpenting adalah semangat untuk terus maju dengan memberikan yang terbaik. Seperti yang dikatakan oleh banyak orang bahwa hasil tidak akan mengkhianati prosesnya
“Sebenarnya itu tergantung pada hasrat,” pungkasnya.