Jumlah pengusaha UMKM di Indonesia tahun 2024 menurut pemerintah sudah mencapai 65 juta. Dengan kontribusi PDB lebih dari 61% yang setara dengan Rp 9,580T.
Terlihat menjanjikan, tetapi menurut hasil studi Forbes yang disampaikan OJK, 8 dari 10 pengusaha UMKM sering gagal di tahun kedua. Berikut ini 5 kesalahan dasar menurut Arsjad Rasjid yang ternyata sering jadi penyebab kegagalan tersebut.
Daftar Isi
1. Pengusaha UMKM tidak punya target terukur
Cara untuk bisa memiliki target dalam menjalankan bisnis
2. Tidak punya perencanaan dan pengelolaan keuangan yang baik
Cara menerapkan perencanaan keuangan
3. Mengesampingkan pelanggan tetap
Cara meningkatkan retensi pelanggan untuk lebih banyak keuntungan dan peluang
4. Pengusaha UMKM takut berinovasi
Tips meningkatkan inovasi usaha
5. Menyasar terlalu banyak kategori pelanggan
Cara untuk menargetkan segmentasi pasar yang sesuai
1. Pengusaha UMKM tidak punya target terukur
Banyak pengusaha UMKM yang tidak memiliki target yang jelas dan terukur. Tanpa target, bisnis bisa kehilangan arah. Inilah penyebab mengapa pengusaha UMKM tidak memiliki target:
- Kurang wawasan tentang model bisnis yang dijalani.
- Kurang keterampilan manajerial sehingga belum terbiasa dengan visi misi, strategi dan mencapai goals.
- Kehilangan fokus karena tantangan prioritas, seperti mengemban tugas yang beragam akibat keterbatasan SDM.
- Tidak ada mentor/dukungan komunitas.
Dengan memiliki target yang jelas, sebuah bisnis bisa dikembangkan karena pengusaha akan mudah mengidentifikasi prioritas dan menentukan strategi.
Cara untuk bisa memiliki target dalam menjalankan bisnis:
- Melakukan refleksi visi misi dengan metode SMART yang mencakup spesifik, terukur, bisa dicapai, relevan dan memiliki batas waktu.
- Menganalisa bidang usaha yang dilakukan dari sisi internal dan eksternal menggunakan analisa SWOT.
- Menemukan mentor atau ikut pelatihan UMKM, untuk mendapatkan gambaran pengelolaan usaha dan keterampilan manajerial yang tepat. Sekaligus membangun network.
- Komitmen dan disiplin mengejar target. Bisa menerapkan sistem reward pada diri sendiri atau tim ketika target tercapai.
2. Tidak punya perencanaan dan pengelolaan keuangan yang baik
Kedua, kurangnya perencanaan dan pengelolaan keuangan yang baik. Data KemenkopUKM menunjukkan bahwa 77,5% UMKM tidak memiliki pembukuan dan laporan keuangan yang teratur.
Secara umum, berikut ini penyebab berbagai masalah keuangan dalam menjalankan bisnis:
- Tidak memisahkan antara cash flow pribadi dan kas usaha.
- Tidak menerapkan pencatatan uang keluar dan masuk.
- Terlilit utang piutang.
Laporan kas dan cashflow yang sehat bisa menjaga bisnis tetap on track. Lalu bagaimana cara mengaplikasikannya?
Cara menerapkan perencanaan keuangan:
- Disiplin mencatat pemasukan dan pengeluaran dan memisahkan cashflow pribadi dengan usaha.
- Bila ada utang, perhatikan rasio utang terhadap aset tidak lebih dari 50%, sedangkan terhadap pemasukan tidak lebih dari 30%.
- Saat sudah bisa menghasilkan profit, sisihkan sebagian laba tertahan sebagai bentuk perlindungan usaha (Contoh: dana darurat atau asuransi).
- Melakukan evaluasi dari laporan keuangan secara rutin.
3. Mengesampingkan pelanggan tetap
Manajemen hubungan pelanggan juga perlu dirawat guna membangun kepuasan dan menjadikan mereka returning customer. Namun belum banyak pengusaha yang memaksimalkan segi pelayanan konsumen mereka.
Berikut ini penyebab UMKM kesulitan membangun loyalitas pelanggan:
- Terlalu fokus mengejar keuntungan seluas-luasnya.
- Tidak memahami cara menangani konsumen.
- Strategi marketing dan promosi kurang variatif.
Diperlukan service yang excellence pada customer untuk menjaga kelangsungan bisnis. Lakukan tips ini untuk meningkatkan kepuasan pelanggan.
Cara meningkatkan retensi pelanggan untuk lebih banyak keuntungan dan peluang:
- Memberikan special offer seperti diskon atau bonus pada pelanggan dengan memanfaatkan momen seperti hari ulang tahun dan hari besar.
- Menampung feedback dari pelanggan.
- Fast respond. Menerapkan cara berkomunikasi dan pelayanan yang prima.
- Terapkan strategi seperti kolaborasi dengan brand lain, agar bervariasi dan menjangkau konsumen lebih luas.
4. Pengusaha UMKM takut berinovasi
OJK menyebutkan bahwa pengusaha punya banyak ide bisnis, tetapi belum banyak yang berani berinovasi. Kendala yang menyebabkan pemilik UMKM tidak berinovasi antara lain:
- Mudah puas dengan pencapaian bisnis saat ini.
- Takut mengambil risiko.
Padahal tanpa inovasi, bisnis kita bisa tersaingi oleh kompetitor yang lebih dulu mengembangkan layanan, produk dan model bisnisnya. Untuk mengasah kemampuan berinovasi, bisa dengan mencoba cara seperti di bawah ini.
Tips meningkatkan inovasi usaha:
- Gunakan mode ATM (amati, tiru, modifikasi) dari bisnis sejenis yang sukses.
- Analisa dan ambil pelajaran dari kegagalan bisnis lain.
- Konsultasi dengan mentor atau sharing dengan pengusaha lain di bidang yang sama.
5. Menyasar terlalu banyak kategori pelanggan
Target market yang terlalu luas membuat bisnis UMKM sulit menemukan fokus usaha yang spesifik. Penyebab pengusaha UMKM menyasar target market terlalu luas:
- Belum paham strategi pemasaran yang efektif.
- Terbatasnya SDM sehingga tidak sempat mempelajari demografi konsumen yang dimiliki.
- Ingin growth yang cepat dan takut kehilangan peluang.
Dengan menyasar target market yang tepat, pengusaha bisa meningkatkan efektivitas pemasaran. Namun sebelumnya, terapkan dulu beberapa cara ini.
Cara untuk menargetkan segmentasi pasar yang sesuai:
- Tentukan unique selling point produk/jasa dengan mempelajari perilaku dan pain point konsumen yang belum tersentuh kompetitor.
- Pilih target market yang paling sesuai dengan bisnis. Pertimbangkan market size, potensi pertumbuhan dan profitabilitasnya.
- Gunakan strategi marketing yang paling pas dengan segmen target market yang disasar. Termasuk media komunikasi, bentuk promosi dan pesan yang relevan.
BACA JUGA: Saat Terpeleset dalam Berbisnis, Begini Mindset Arsjad Rasjid Menghadapinya
Dengan memperbaiki kesalahan dasar di atas, pengusaha UMKM berpotensi untuk tumbuh dan bertahan lebih lama. Bahkan bisa meningkatkan profitabilitas serta kepuasan pelanggan, berinovasi sampai memiliki daya saing yang lebih baik dan bisnis yang berkelanjutan.