Ketua Umum Kadin Indonesia sekaligus Ketua ASEAN-BAC Indonesia, Arsjad Rasjid, tampil sebagai pembicara dalam ASEAN Conference 2024. Tahun ini, perhelatan tersebut diselenggarakan oleh Singapore Business Federation dengan mengusung tema “Reimagining ASEAN for a Sustainable Tomorrow.”
Dalam forum tahunan ini, mempertemukan para pemimpin sektor publik dan swasta dari Asia Tenggara untuk membahas tantangan kawasan ASEAN dan Visi Ekonomi ASEAN Pasca-2025.
Arsjad Rasjid dalam diskusi panel bertajuk “ASEAN POST-2025: Reimagining the ASEAN Economic Community,” menegaskan dalam pidatonya, bagaimana kekuatan sinergi negara-negara ASEAN berada pada pertumbuhan yang saling terhubung, melengkapi, dan berkelanjutan.
“Dari perspektif bisnis, saya percaya kekuatan paling mendasar ASEAN adalah pertumbuhannya. Untuk itu, pertumbuhan ini harus memiliki tiga karakteristik utama: connected growth (saling terhubung), complementary growth (saling melengkapi), dan continuous growth (berkelanjutan) di seluruh ASEAN.,” tegas Arsjad.
Arsjad Rasjid juga menekankan bagaimana integrasi ekonomi antar negara ASEAN perlu dibangun guna menjaga posisi strategi, baik untuk perekonomian global maupun regional. Hal ini menjadi krusial untuk menghadapi tantangan yang berbeda di tahun 2025.
“Kita harus siap menghadapi tantangan geopolitik dan geoekonomi eksternal yang semakin menekan kawasan ini,” ujarnya.
Dengan adanya sejumlah inisiatif strategis dari mitra global seperti Jepang, tiongkok, Australia dan Amerika Serikat, Ketua UMUM Kadin Indonesia itu juga menegaskan bahwa negara-negara anggota ASEAN perlu secara kolektif memberikan respon dengan melibatkan sektor swasta.
“Pertumbuhan ASEAN harus didorong oleh kolaborasi regional yang kuat dengan keterlibatan serta kolaborasi mendalam dengan sektor swasta untuk memastikan keberlanjutan,” kata Ketua Umum Kadin Indonesia tersebut.
Pada kesempatan yang sama, Arsjad juga memaparkan sejumlah inisiatif oleh Kadin Indonesia dan ASEAN BAC, termasuk Borneo Economic Community (BEC). Kolaborasi ini merupakan gabungan bisnis sub regional yang memberikan dukungan pada visi ASEAN Centrality, serta Komunitas Digital ASEAN di wilayah Kalimantan.
Inisiatif ini penting sebagai langkah strategis untuk mendorong pertumbuhan ekonomi regional, khususnya di Kalimantan dan Ibu Kota Nusantara (IKN). “BEC adalah salah satu langkah penting untuk menciptakan stabilitas dan kemakmuran di ASEAN. Melalui proyek-proyek ekonomi yang melibatkan Indonesia, Malaysia, dan Brunei Darussalam, Good Neighbor Policy dapat diimplementasikan secara efektif, memberikan manfaat tidak hanya bagi Indonesia tetapi juga bagi seluruh wilayah ASEAN,” jelasnya.
Pada kesempatan yang sama Arsjad Rasjid juga membahas tentang target pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 8%. Dengan berfokus pada ketahanan pangan, transisi energi, digitalisasi serta pembangunan SDM di Tanah Air.
Pertumbuhan tersebut, menurut Arsjad, dapat tercapai dengan adanya kolaborasi regional yang kuat. Kolaborasi tersebut menjadi keharusan untuk dapat memastikan pertumbuhan yang inklusif dan berkelanjutan.
Indonesia memiliki harapan untuk dapat mendorong percepatan transformasi ekonominya sendiri, mencapai pertumbuhan berkelanjutan dan memberikan kontribusi pada kemakmuran kawasan secara keseluruhan. Hal tersebut dicapai salah satunya dengan memperkuat integrasi ekonomi di ASEAN.
BACA JUGA: Borneo Economic Forum: Momentum Strategis Mendukung Pertumbuhan Ekonomi Kalimantan dan IKN
“Melalui kerja sama yang erat di ASEAN, kita dapat bersama-sama membangun masa depan yang lebih stabil dan makmur bagi seluruh masyarakat di kawasan ini,” pesan Arsjad.