Batu bara pernah mengalami penurunan harga terendah pada 29 Mei 2022. Harga jual batu bara bergejolak di pasar internasional.
Dilansir Tempo, selama sepekan harga batu bara anjlok hingga 5,3 persen secara point to point. Keenam produsen batu bara dalam negeri seperti Bumi Resources, Adaro Energy, Bukit Asam, Indo Tambangraya Megah, termasuk PT Indika Energy Tbk babak belur di sisi pendapatan dan laba yang anjlok menjadi negatif pada periode 2013-2016.
Seperti apa Arsjad Rasjid membalikkan situasi dan menyelamatkan PT Indika Energy Tbk? Simak langkah-langkah inspiratifnya.
Langkah penyelamatan harga batu bara, “we were late to take decision”
Meskipun dinilai terlambat karena langkah penyelamatan baru dimulai pada 2015, pria yang dinobatkan sebagai WEF Young Global Leader 2011 ini, memiliki jurus ampuh untuk membalikkan situasi dan menyelamatkan perusahaan yang sempat dinobatkan sebagai Global Growth Companies (GGC) oleh World Economic Forum (WEF) pada annual meeting di Davos, Swiss, September 2011 lalu ini.
Better late than never, Arsjad mengambil langkah penyelamatan “back to basic.”
Langkah pertama adalah efisiensi sumber daya manusia. “Sewaktu perusahaan sedang tumbuh dan kami banyak merekrut karyawan, itu masa senang. Namun, saat harus melepas karyawan, ini sungguh masa yang berat dan menyakitkan,” kenangnya.
Langkah kedua adalah biaya operasional perusahaan. Hal-hal kecil dalam perjalanan dinas sengaja diatur sedemikian rupa untuk menghemat pos pengeluaran. Produksi batu bara pun dipangkas dari 39 juta ton menjadi 32 juta ton, yang turut membantu menghemat pengeluaran biaya operasional BBM kendaraan. Langkah ini cukup terbantu karena saat itu harga minyak bumi di pasar internasional sedang turun.
Langkah berikut adalah efisiensi di semua anak-anak perusahaan. Anak perusahaan yang dianggap tidak efisien dilepas, dan mereka yang menjadi sektor unggulan dipertahankan.
Selanjutnya, alumni Pepperdine University, California, Amerika Serikat ini melakukan optimalisasi aset secara sederhana, misalnya seperti penggantian ban kendaraan operasional yang dioptimalkan lagi jangka pemakaiannya. Prinsipnya, setiap aset perusahaan harus dimanfaatkan seoptimal mungkin.
Strategi liability management juga menjadi salah satu langkah penyelamatan Indika Energy. Arsjad melakukan audiensi kepada investor global yang selama ini membelanjakan dana untuk membeli obligasi yang diterbitkan perusahaan.
Kemudian, kepada investor Arsjad terbuka dalam menyampaikan kondisi perusahaan dan strategi penyelamatan perusahaan. Langkah-langkah yang diambil Arsjad diapresiasi investor dan meningkatkan kepercayaan investor terhadap Indika Energy.
Lewat langkah-langkah sederhana itulah, Indika Energy berhasil menyelamatkan diri.
Pengembangan bisnis batu bara ke sektor energi hijau dan terbarukan
Setelah sukses menyelamatkan bisnis batu bara dan meraih profit yang luar biasa, sebenarnya Indika Energy mulai memperhatikan tren bisnis yang mengarah ke energi hijau dan terbarukan.
Sejak tahun 2021, Indika Energy telah masuk ke bisnis pembangkitan listrik tenaga surya dengan mendirikan Empat Mitra Indika Tenaga Surya (EMITS). EMITS merupakan joint venture kami dengan Fourth Partner Energy, salah satu perusahaan pengembang tenaga surya terbesar di India yang sebagian besar sahamnya dimiliki oleh The Rise Fund — social impact fund terbesar di dunia. EMITS memiliki target mengembangkan tenaga surya hingga 500 MWP hingga tahun 2025.
Indika Energy juga mengembangkan industri kendaraan listrik dan ekosistemnya, termasuk kendaraan listrik roda dua, industri baterai dan diharapkan hingga infrastruktur. Dalam bisnis ini Indika Energy bahkan telah menandatangani kerja sama dengan PT Industri Baterai Indonesia (IBC), Hon Hai Precision Co Ltd (Foxconn), dan Gogoro Inc untuk mengembangkan kendaraan listrik di Indonesia.
Indika Energy juga berinvestasi pada sektor nature-based solutions (solusi berbasis alam) dimana kami memiliki konsesi hutan tanaman industri lebih dari 170 ribu Ha melalui Indika Nature. Bisnis ini mengembangkan wood pellet untuk biomassa berbahan kayu dari pohon kaliandra serta carbon offset.
BACA JUGA: Kepemimpinan Produktif Perlu Memiliki Pola Pikir Ini
Diharapkan dengan pengembangan bisnis ke arah energi hijau dan terbarukan tak hanya keseimbangan porsi pendapatan perusahaan saja yang tercapai, namun juga menjadi langkah maju menuju tren penerapan energi hijau dan terbarukan.