Inspirasi

Tips Arsjad tentang Cara Mengatur Keuangan di Bulan Ramadan agar Tidak Boncos

ilustrasi cara mengatur keuangan

Di bulan Ramadan, muncul kekhawatiran akan cara mengatur keuangan kita yang cenderung meningkat. Tidak sedikit yang merasa boncos atau kebobolan anggaran, karena tergoda oleh diskon, tradisi mengirim hampers, biaya mudik, hingga tradisi memberi amplop kepada orang tua dan kerabat.

Tak terelakkan kadang, karena ini merupakan kebiasaan yang mendarah daging di Indonesia. Apalagi mayoritas masyarakat muslim, membuat aktivitas transaksional di periode Ramadan dan Lebaran cenderung meningkat.

Arsjad Rasjid memahami betul fenomena tersebut. Di mana Ramadan malah sulit menahan pengeluaran, padahal merupakan waktu untuk mengasah jiwa kita menahan diri. Jadi untuk kalian generasi sandwich, perlu mengetahui beberapa tips yang bisa menyelamatkan keuangan dari boncos di bulan penuh berkah dan kemenangan ini.

1. Cara mengatur keuangan dengan melakukan budgeting

Budgeting merupakan perencanaan keuangan yang bukan hanya untuk organisasi atau perusahaan, tetapi juga perlu bagi individu. Apalagi anak muda yang mungkin pendapatannya belum pasti.

Dalam pembahasan yang lalu tentang Arsjad Bagikan Cara Menghemat Uang Bagi Mereka yang Jauh dari Orang Tua, sosok yang juga pernah merasakan kehidupan merantau sejak usia 10 tahun ini, mengimbau agar generasi muda membiasakan diri membuat alokasi dana spesifik sesuai dengan kantong-kantong kebutuhannya.

Salah satu teknik yang pernah dibagikan Ketua Umum PB Perpani tersebut adalah rules 50/30/20. Contoh gambarannya adalah 50% untuk kebutuhan pokok, 30% untuk kegiatan refreshing seperti buka puasa bersama atau untuk hobi, dan 20% untuk dana darurat atau tabungan jangka panjang seperti investasi hingga tabungan menikah.

2. Pahami prioritas (kebutuhan, keinginan, simpanan)

Memahami perbedaan antara kebutuhan, keinginan, dan tabungan bisa membantu kalian menghindari “kanibal” anggaran.

Tentunya pengeluaran untuk keinginan bisa sangat menggoda, terutama selama musim Ramadan dengan semua tradisi silaturahmi.

Namun, kalian perlu selektif dan memprioritaskan pengeluaran yang penting saja terutama untuk kebutuhan pokok.

Ingat kembali ke proporsi 50/30/20 tadi.

3. Selalu catat pengeluaran harian

Menyisihkan waktu untuk mencatat spending harian bisa membuka mata terhadap pola pengeluaran.

Dahulu di era pembayaran cash, sangat mudah untuk kehilangan jejak berapa banyak uang yang sudah kita keluarkan.

Untungnya dengan cashless dan aplikasi, malahan transaksi digital kita terekam. Nah sekarang, tinggal kalian atur secara lebih terstruktur. Ada beberapa aplikasi untuk mencatat pengeluaran seperti Money Lover, dari situ kalian bisa cek mana spending yang melebihi batas dan bagaimana menavigasi keboncosan itu.

4. Disiplin pada diri sendiri dan cara mengatur keuangan yang kita pilih

Di bulan Ramadan kita diajarkan untuk berpuasa mendisiplinkan diri, baik untuk menahan lapar dan haus. Tidak terkecuali untuk mendisiplinkan keuangan.

Mulailah dengan langkah kecil dan konsisten adalah kunci. Misalnya, jika kalian belum bisa menyisihkan 20% untuk tabungan, maka usahakan setidaknya 10%.

Arsjad Rasjid, mendapat ilmu disiplin berkat didikan sang ayah yang memang punya background militer. Value tersebut sempat dibagikannya saat menyambangi podcast Youtube Putri Tanjung.

Dari situ Arsjad Rasjid menekankan pentingnya kedisiplinan dalam kehidupan sehari-hari, yang tentunya relate bagi kita dalam mengelola keuangan.

BACA JUGA: Arsjad Bagikan Cara Menghemat Uang Bagi Mereka yang Jauh dari Orang Tua

Mengatur pengeluaran selama bulan Ramadan hingga Lebaran mungkin terdengar menantang, tapi dengan teknik yang tepat dan disiplin diri, bisa menghindari kebobolan dan malah meningkatkan kesehatan finansial kalian.

Bagaimana apakah kalian sudah siap menghadapi Ramadan dengan cara mengatur keuangan yang matang?

 

View this post on Instagram

 

A post shared by Arsjad Rasjid (@arsjadrasjid)

You may also like

More in Inspirasi