Raymond Chin mengakui bahwa dirinya ingin berdedikasi dan memberi kontribusi lebih besar untuk kemajuan Indonesia. Hal ini terungkap saat dirinya menjadi tamu untuk podcast bareng Arsjad Rasjid. Video yang bertajuk ‘TikTok Shop Tutup? Jangan Panik Dulu! | Coffee Break with Arsjad & Raymond Chin’ tersebut ternyata tak hanya membahas tentang polemik penutupan aktivitas transaksi di media sosial tersebut, tetapi juga keinginan Raymond Chin untuk mencurahkan segenap kontribusinya bagi Indonesia.
Bagaimana Raymond Chin muda yang penuh ambisi dan bisa saja ingin mengejar karirnya sendiri justru berpikir sebaliknya, yakni lebih mengedepankan negara?
Trigger yang bikin Raymond Chin ingin berdedikasi pada Indonesia
Melanjutkan cerita tentang masa mudanya, Raymond Chin mengungkapkan bahwa titik balik kehidupannya hadir setelah sang Ayah meninggal dunia. Peristiwa ini terjadi kala pertengahan akhir kuliah Mobile Application & Technology Program di Binus University.
“Pertengahan akhir kuliah, my dad passed away. Itu timing-nya nggak tepat karena saya itu cuma main game doang,” kata Raymond.
Kematian sang Ayah membuatnya sadar bahwa dirinya telah melewatkan waktu terbaik untuk membuktikan bahwa dirinya bisa sukses kepada orang yang telah membesarkannya.
“One of the biggest regret in life yang saya masih pegang sampai sekarang, when your parents passed away, belum lihat anaknya sukses melakukan apa-apa,” lanjutnya.
Pesan terakhir ayah, motivasi bagi Raymond
Raymond ingat kata-kata terakhir Ayahnya yang meminta dirinya untuk bisa bermanfaat bagi orang lain. Inilah yang menjadi motivasi bagi Raymond untuk berdedikasi pada banyak orang sekaligus tidak mau mengulangi lagi penyesalan dahulu yang menyia-nyiakan waktu untuk hal-hal yang kurang berharga. Satu hal yang menjadi pedomannya adalah meski usia masih muda, harus diingat bahwa waktu tidak dapat diulang.
Dari pesan sang Ayah dan keinginan untuk berubah menjadi lebih baik, Raymond Chin memiliki tekad memberikan sesuatu yang berharga, yang memberi dampak luas kepada Indonesia. Karena saat itu memiliki passion di dunia digital, serta melihat masa depan yang makin ‘akrab’ dengan teknologi, ia pun mencoba berkontribusi dengan memberi motivasi dan inspirasi seputar keuangan di media sosial.
Sebagai pribadi yang juga pernah muda dan berusaha, Arsjad Rasjid memberikan sedikit pendapatnya untuk menanggapi apa yang sudah disampaikan oleh Raymond Chin. Ketua Umum PB Perpani tersebut menjelaskan bahwa setiap orang memiliki kesempatan untuk menjadi pemimpin karena proses kehidupan.
Arsjad: Making decision will change your life
Arsjad menuturkan bahwa dirinya percaya bahwa dalam hidup, manusia akan terus dan selalu mengambil keputusan. Untuk itu, dalam setiap decision making, baik keputusan yang kecil atau besar, ada perubahan dalam kehidupan seseorang.
“Setiap kali itu terjadi, every decision you make, your life change, actually,” ungkap Arsjad.
Karena itulah Arsjad tidak percaya bahwa hidup ditentukan oleh garis tangan. Sebaliknya, setiap keputusan yang pernah diambil adalah yang membentuk Anda sekarang ini. Hal yang sama, yang menurut Arsjad juga menjadi trigger munculnya Raymond Chin seperti yang sekarang ini, yang memiliki motivasi untuk berdedikasi, memberi manfaat untuk Indonesia dan rakyatnya lewat passion yang ia miliki, yaitu digitalisasi.
“Kadang-kadang dianggap itu (decision making) kecil, tapi it changes your life. Yang besar bisa change your life. It keeps doing that. That how it is,” imbuhnya.
BACA JUGA: Tips dari Pak Win Kepada Mereka yang Ingin Menjadi Konten Kreator
Tekad Raymond Chin mengingatkan Arsjad bahwa mereka memiliki keinginan yang sama, juga masyarakat Tanah Air semua. Memberi apa yang bisa kita berikan kepada negara. Bila dulu para pejuang melawan penjajah untuk memberi dampak berupa kemerdekaan, kini saatnya generasi muda penerus bangsa memanfaatkan teknologi yang tersedia untuk juga memberi dampak bagi kemajuan Indonesia.
Seperti Raymond Chin dan Arsjad Rasjid, sudah siapkah Anda untuk dan berdedikasi untuk kemajuan Indonesia?