Sabtu, 30 September 2023, Arsjad Rasjid berkesempatan untuk menggali jiwa entrepreneurship anak-anak muda Kota Malang. Ia hadir di Universitas Brawijaya untuk memeriahkan Brawijaya Entrepreneur Festival 2023 yang diselenggarakan oleh Mahasiswa Wirausaha.
Dalam sambutannya, Arsjad Rasjid mengaku sangat senang bisa hadir dan berbagi insight mengenai creativepreneur bersama mahasiswa yang tertarik dengan dunia usaha. Hal ini berkaitan dengan proyek besar bangsa kita, yaitu Indonesia Emas 2045, yang membutuhkan banyak pengusaha nasional, sekaligus memanfaatkan bonus demografi dengan penduduk usia produktif mencapai 70% dari total populasi.
“Memang masih lama, namun, pada dasarnya bibit-bibit unggul pemimpin bangsa sudah ada dari sekarang. Dan ini dapat kita lihat sebagai peluang yang harus dioptimalkan,” kata Arsjad.
Jiwa entrepreneurship penting untuk dukung Indonesia Maju
Menurut pria yang juga menjabat sebagai Ketua Umum PB Perpani tersebut, bila bonus demografi tidak dimanfaatkan dengan baik, akan membawa dampak buruk. Khususnya masalah-masalah sosial, seperti kemiskinan dan pengangguran akibat terlalu banyak tenaga kerja yang tidak berkualitas, di samping pekerjaan yang semakin menuntut kemampuan tinggi, hingga meningkatnya angka kriminalitas.
“Dan saya bisa katakan, masa depan Indonesia ada di tangan para generasi muda seperti adik-adik yang ada di sini. Pertanyaan berikutnya adalah, bagaimana adik-adik sebagai generasi muda Indonesia dapat berkontribusi bagi kemajuan negara?” lanjut Arsjad.
Solusi terbaik untuk memanfaatkan bonus demografi adalah dengan membuka lapangan kerja. Salah satunya adalah lewat entrepreneurship, atau membangun bisnis sendiri. Arsjad mengingatkan bahwa saat ini tingkat pengangguran terbuka di Indonesia masih di atas angka 5% atau sekitar 7,9 juta pengangguran yang didominasi oleh lulusan SMA dan S1.
“Artinya, masih banyak lulusan sekolah dan perguruan tinggi yang belum mendapatkan pekerjaan,” imbuh Arsjad.
Menurutnya, daripada mahasiswa galau dengan masa depan, bingung pekerjaan apa yang bakal ia dapatkan mengingat semakin ketatnya persaingan di dunia kerja, mengapa tidak mencoba untuk berwirausaha?
“Menjadi seorang wirausahawan bisa membantu adik-adik untuk sedikit meredakan kegalauan ini. Tentu tidak ada yang pasti tapi kita jadi punya opsi. Dan artinya, adik-adik juga bisa berkontribusi kepada perekonomian negara dengan membuka banyak lapangan pekerjaan,” jelas Arsjad.
Dengan meningkatkan entrepreneurship dan membuka lapangan kerja, kita secara tidak langsung akan berkontribusi dalam mewujudkan Indonesia yang produktif, berdaya saing, dan unggul.
Indonesia masih perlu tingkatkan kewirausahaan
Namun sayangnya, lanjut Arsjad, saat ini kewirausahaan masih menjadi tantangan besar untuk Indonesia. Rasio kewirausahaan Indonesia masih rendah, hanya 3,47% di tahun 2023. Padahal di negara maju, rasio kewirausahaannya bisa mencapai 12% – 14% dari total populasi.
“Maka dari itu, Brawijaya Entrepreneur Festival ini menjadi salah satu contoh kegiatan yang dapat menarik minat anak muda dan sebagai tempat ‘menggodok’ adik-adik mahasiswa untuk menjadi seorang wirausahawan,” ujarnya.
Arsjad, yang juga seorang pengusaha, menjelaskan bahwa entrepreneurship bukan hanya tentang jualan atau membangun UMKM. Ia menekankan mengenai pentingnya creativepreneur, atau pelaku usaha dalam bidang kreatif.
Dalam praktiknya, seorang creativepreneur harus berani terjun dalam dunia bisnis dan dibarengi dengan ide dan kreativitas yang tinggi. Beberapa contoh industri kreatif yang bisa menjadi peluang bagi creativepreneur adalah bidang desain, film/fotografi, kuliner, musik, fashion, hingga game dan aplikasi.
Industri Kreatif: Pilihan mudah untuk pengusaha muda
Meski terlihat remeh, namun industri kreatif merupakan bidang usaha yang cukup signifikan dalam menjaga laju perekonomian negara. Di tahun 2022, jelas Arsjad, industri kreatif memberi berkontribusi 7,8% terhadap ekonomi Indonesia. Ke depan, industri kreatif ditargetkan akan meningkat hingga Rp1.347T triliun di tahun 2024.
Selain memberi kontribusi penting bagi perekonomian Indonesia, Arsjad menjelaskan bahwa industri kreatif juga termasuk industri yang anti krisis. Misalnya industri kreatif yang berkolaborasi dengan industri digital dan memiliki potensi pasar yang sangat besar.
“Game lokal Indonesia, misalnya, bisa menghasilkan gross revenue dari kisaran 400.000 hingga 3,2 juta dolar AS. Atau Music Streaming dari berbagai platform seperti Spotify, Youtube Music, dan Apple Music yang punya nilai pendapatan senilai 75,4 juta dolar AS,” terang Arsjad.
Bisa dibilang, era saat ini adalah era industri kreatif. Apalagi sekitar 80% pelaku Industri Kreatif adalah generasi milenial dan gen Z. Dengan pangsa pasar yang luas dan selalu ada, investor juga tidak akan ragu untuk menggelontorkan modalnya ke industri kreatif.
Selain itu, industri kreatif juga memiliki potensi besar untuk bekerja sama dengan sektor-sektor industri lainnya. Arsjad memberi contoh begitu tergantungnya perusahaan apapun dan industri apapun pada seorang desainer grafis, marketing. Ditambah lagi dengan semakin maraknya industri-industri, seperti perbankan yang buka cabang di METAVERSE.
Berikutnya, Arsjad menilai bahwa industri kreatif merupakan sektor ekonomi yang adaptif dan selalu dipenuhi inovasi. Alasannya karena industri kreatif selalu mengandalkan ide dan gagasan, apalagi ketika disandingkan dengan dunia hiburan. Contohnya adalah negara-negara yang menjadikan industri ini sebagai salah satu tulang punggung perekonomiannya:
“Adik-adik pasti tidak asing dengan meledaknya Hallyu Wave atau Korean Wave. Budaya Pop Korea yang melanda dunia membuktikan bahwa industri kreatif patut diperhitungkan,” tuturnya.
Arsjad mengingatkan bahwa Korean Wave tidak hanya bermuara pada industri musik dan perfilman, tapi juga merambah pada sektor pariwisata di Korea. Bicara soal angka, nilai ekspor industri musik Korea pada tahun 2022 mencapai 679.6 juta USD. Sebuah nilai yang sangat besar.
Untuk contoh entrepreneurship level nasional yang juga bergerak di bidang kreatif, Arsjad Rasjid mencontohkan salah satu brand bernama SukkaChitta. Industri yang bergerak di bidang fashion yang mengusung konsep keberlanjutan, dan bahkan sempat meraih B20 Sustainability 4.0 Awards.
“Contoh-contoh best practice ini menjadi jawaban bagi adik-adik yang mungkin masih memiliki keraguan dalam memulai usahanya,” tambah Arsjad.
4 tips bangkitkan jiwa entrepreneurship
Di kesempatan tersebut, Arsjad memberi empat tips sederhana untuk membangkitkan jiwa entrepreneurship kepada para mahasiswa Universitas Brawijaya.
Langkah pertama adalah dengan menemukan passion dan bakat. Ia mengajak generasi muda untuk mengenali apa yang mereka cintai dan kuasai. Lakukan identifikasi bakat kreatif, apakah itu seni, desain, musik, penulisan, fotografi, atau bidang kreatif lainnya.
Selanjutnya, Arsjad menekankan tentang pentingnya menentukan niche. Pilih niche atau fokus yang sesuai dengan minat dan bakat. Hal ini akan sangat membantu anak muda dalam menemukan diferensiasi dari konten atau produk yang dimiliki. Contohnya adalah Game MOBA Lokapala yang menonjolkan sejarah Indonesia sehingga bisa memiliki pasarnya sendiri.
Langkah ketiga adalah dengan belajar keterampilan bisnis. Menurut Arsjad, agar sukses dalam menjalani karir sebagai creativepreneur, kreativitas saja tidak cukup.
“Adik-adik perlu untuk mempelajari tentang pemasaran, manajemen waktu, akuntansi, dan keterampilan berbisnis lainnya. Brand Eiger, contohnya, bisa sampai buka toko di Swiss karena hasil dari kualitas produk, pengelolaan finansial, dan marketing yang mendukung,” tegas Arsjad.
Langkah keempat dalam mengembangkan entrepreneurship adalah kemauan untuk belajar dan berkembang. Pasalnya, industri kreatif terus berubah mengikuti zaman. Arsjad berpesan agar generasi muda tak pernah bosan untuk belajar, meningkatkan keterampilan, serta terbuka dalam mengikuti tren dan perkembangan terbaru.
Untuk mendukung peningkatan creativepreneurship di kalangan anak muda, negara juga harus mampu menyediakan fasilitas pendukung dalam industri ini. Untuk itu, Arsjad mengingatkan untuk memilih pemimpin yang peduli akan pembangunan SDM.
BACA JUGA: Keputusan Arsjad Menjadi Pengusaha Ternyata Diawali dari Momen Ini
“Sekali lagi, saya mengajak seluruh adik-adik generasi muda ikut ambil bagian dalam pembangunan, dengan menjadi pengusaha. Kepada ibu dan bapak dosen yang ada di sini, mari kita dukung anak-anak kita menjadi pengusaha, mari kita saling belajar, saling mendukung, untuk mewujudkan Indonesia Unggul di masa depan,” pungkas Arsjad.