Disrupsi menjadi sebuah tantangan besar bagi karyawan yang tak bisa dihindari. Mulai dari pandemi Covid-19, disrupsi di bidang ekonomi dan geopolitik hingga disrupsi teknologi yang tentunya berjalan lebih cepat. Lantas bagaimana cara karyawan agar bisa menghadapi disrupsi dan bisa bertahan di tengah persaingan kerja?
Melalui konten TikToknya, Arsjad Rasjid, Ketua Kamar Dagang dan Industri Indonesia (KADIN) memberikan tips jitu bagi karyawan dalam menghadapi disrupsi di dunia kerja. Seperti apa tips dari pria yang juga menjabat sebagai Presiden Direktur PT Indika Energy Tbk ini?
Harus siap beradaptasi untuk menghadapi disrupsi
Menurut Arsjad Rasjid, menghadapi disrupsi berarti harus siap adanya nature of work. Dalam kata lain, siap menghadapi sifat pekerjaan yang berubah-ubah khususnya dalam hal teknologi.
Perlu diakui bahwa disrupsi teknologi telah mengubah cara kita bekerja secara signifikan dalam beberapa tahun terakhir. Dalam banyak kasus, teknologi telah menggantikan pekerjaan manusia dengan mesin atau perangkat lunak yang dinilai lebih efisien.
Teknologi juga membuat pekerjaan lebih mudah diakses dari jarak jauh sehingga bekerja tidak mengharuskan pergi ke kantor lagi. Sisi positifnya, fleksibilitas dalam gaya hidup kerja ini membuka kesempatan untuk orang-orang yang sebelumnya terbatas oleh lokasi geografis.
Teknologi, bahkan memungkinkan kolaborasi yang lebih efektif dan efisien dalam bekerja bersama dari jarak jauh. Meeting tak lagi harus berhadapan. Ada teknologi video call yang memungkinkan kerja sama team tetap bersinergi dengan baik.
Pentingnya meningkatkan hard skill dan soft skill dalam persaingan dan disrupsi
Dalam konteks leadership, menurut pria kelahiran Jakarta ini, ada yang disebut dengan ASA (Authentic, Spiritual, Agility). Nilai agility dijabarkan dalam beberapa poin penting.
“Bagaimana kita bisa beradaptasi.” Beradaptasi menjadi poin pertama yang disebut oleh Arsjad Rasjid dalam menghadapi disrupsi, terutama dalam dunia kerja yang terus berubah dan berkembang pesat.
Sebagai seorang karyawan, jika tidak bisa beradaptasi dengan cepat terhadap perubahan, maka risiko ketinggalan kompetisi dan kehilangan pekerjaan mungkin terjadi. Kemampuan beradaptasi dengan cepat membantu meningkatkan value dan kontribusi pada perusahaan.
“Kita harus bisa thinking out of the box dan inovatif,” sambungnya menjadi poin kedua yang disebut.
Disruptif adalah suatu hal yang tak bisa dihindari di dunia kerja. Sebagai karyawan tentu saja perlu berpikir kreatif dan inovatif dalam menghadapi segala perubahan yang terjadi di lingkungan kerja.
Berani belajar hal-hal baru yang relevan dengan pekerjaan guna meningkatkan daya saing. Ikuti pelatihan, kursus online, webinar atau membaca buku dan artikel terkait topik yang relevan dengan pekerjaan.
Jangan diam menunggu diberitahu tentang perubahan. Sebagai gantinya, jadilah proaktif mencari tahu perkembangan terbaru di dunia industri.
Ketika ada perubahan di tempat kerja, jangan terlalu kaku dengan rutinitas yang sebelumnya dilakukan. Cobalah untuk mempertimbangkan solusi alternatif dan terbuka terhadap perubahan.
Arsjad Rasjid mengimbuhkan agar karyawan bisa menjadi pribadi yang resilient dan tangguh dalam menghadapi kondisi yang sulit dan perubahan yang ada.
“Terus belajar meningkatkan soft skill dan hard skill,” tutup beliau sebagai poin terakhir tips menghadapi disrupsi dalam dunia kerja.
BACA JUGA: Kepemimpinan Produktif Perlu Memiliki Pola Pikir Ini
Kombinasi soft skill dan hard skill yang kuat akan sangat membantu dalam menghadapi disrupsi di dunia kerja dan pengembangan diri sebagai seorang profesional.