Tantangan besar menghadang para pelaku UMKM dalam negeri. Sejak era pandemi yang mengancam semua bentuk usaha di seluruh dunia, kini hadir resesi global yang memunculkan keluhan sepinya dagangan. Ditambah lagi dengan transformasi digital yang mulai mengubah perilaku konsumen, dari berbelanja di tempat kini lebih memilih secara daring.
Sebagai wadah bagi pengusaha, Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia memiliki andil untuk melakukan berbagai upaya penyelamatan ekonomi bangsa. Arsjad Rasjid membeberkan strategi yang dimiliki Kadin Indonesia agar pelaku UMKM tetap survive dari dampak disrupsi hingga resesi yang terjadi belakangan ini.
Hadir sebagai narasumber untuk podcast di kanal YouTube Dr. Indrawan Nugroho dengan tema ‘Begini Cara KADIN Mengangkat Kelas UKM Indonesia,’ Ketua Umum Kadin Indonesia Arsjad Rasjid tentang bagaimana organisasi ini kini semakin fokus dengan pengembangan pelaku UMKM.
Banyak hal mengenai perkembangan dunia UMKM Indonesia dalam bincang ringan antara Dr. Indrawan Nugroho dan Arsjad Rasjid. Bukan hanya fokus untuk meningkatkan kelas lewat program-program terpadu dari Kadin Indonesia, tetapi juga mengajak para pelaku UMKM di segala level untuk bersatu, sesuai dengan misi Kadin Indonesia yang inklusif dan kolaboratif.
Upaya Kadin pertahankan pelaku UMKM di zaman yang penuh tantangan
Salah satu pertanyaan yang dilontarkan oleh Indrawan Nugroho adalah bagaimana langkah Kadin Indonesia kepada pelaku UMKM supaya lebih siap dalam menghadapi berbagai tantangan usaha yang terjadi saat ini, seperti disrupsi yang diakibatkan oleh teknologi, dampak panjang pandemi, hingga bertahan di tengah hantaman resesi.
“Pertama, Kadin harus bisa membantu bagaimana nge-push (mendorong) policy (kebijakan) pada Pemerintah,” jawab Arsjad.
Kadin Indonesia memposisikan diri sebagai corong suara yang mewakili pengusaha dengan menyampaikan masalah-masalah yang dialami pelaku UMKM terdampak agar Pemerintah bisa memahami dan memberi solusi. Misalnya, dengan meminta perpanjangan tenggang waktu pembayaran hutang.
Sebagai mitra strategis Pemerintah, upaya advokasi ini diharapkan memunculkan kebijakan yang membantu pelaku UMKM, khususnya, serta pebisnis lainnya agar bisa membenahi kondisi perusahaan mereka.
“Kalau dilihat, organisasi Kadin itu sangat mirror kepada Pemerintah karena regulasi banyak sekali yang keluar. Dan interconnected. Jadi kita melakukan hal itu,” imbuh Arsjad.
Cegah meluasnya dampak, Kadin Indonesia siap turun langsung
Bukan hanya soal penundaan pembayaran, Kadin Indonesia juga berupaya dalam hal-hal yang bersifat pencegahan. Di masa pandemi, organisasi ini terjun langsung untuk menyelenggarakan vaksinasi bagi para pelaku UMKM. Caranya dengan melibatkan perusahaan-perusahaan besar untuk membantu pendanaan bagi segala keperluan yang dibutuhkan demi menekan dampak pandemi di masyarakat, khususnya pengusaha mikro hingga menengah.
Tidak hanya upaya agar roda perekonomian Indonesia tetap tumbuh, Arsjad melihat apa yang dilakukan Kadin Indonesia sebagai amalan dari nilai Pancasila, yaitu gotong royong. Satu contoh nyata dari semangat inklusif dan kolaboratif seperti yang selalu didengungkan oleh Kadin Indonesia dalam menyambut Indonesia Emas 2045.
“Saya merasa bahwa itu mungkin yang menjadi kekayaan Indonesia. Itu yang harus kita jalankan,” tuturnya.
Upaya lain yang dilakukan Kadin Indonesia membantu pelaku UMKM menghadapi disrupsi hingga resesi global adalah dorongan untuk mengurangi interest rate (tingkat suku bunga) agar pengusaha lebih mudah dalam melunasi pinjaman modal mereka. Begitu juga dengan program Pendekatan UMKM Melekat (Inclusive Closed Loop) yang memungkinkan pebisnis kecil dan menengah berkolaborasi dengan perusahaan-perusahaan besar.
BACA JUGA: Mengenal Lebih Dekat Kadin Cipta dan Kontribusinya bagi Dunia Usaha
“Itu di-push, yang akhirnya (hasilnya) akan dirasakan oleh semua, lho. Oleh semua UMKM. Kita bilang, ikuti proses ini dan dampaknya akan jelas, menurut saya,” pungkas Arsjad.