Peraturan tidak tertulis atau dikenal juga dengan istilah unwritten rules merupakan pedoman yang seringkali luput dari perhatian kita. Aturan ini berlaku di berbagai lingkungan, termasuk tempat kerja, institusi pendidikan, hingga komunitas.

Aturan tidak resmi ini kemudian terdokumentasi menjadi kultur yang diikuti semua orang. Umumnya meliputi etika, perilaku profesional hingga cara komunikasi yang berfungsi menjaga tatanan dan keharmonisan di lingkungan tersebut.

Arsjad Rasjid berbagi edukasi tentang peraturan tidak tertulis di lingkungan kerja yang penting bagi generasi muda yang baru meniti karir maupun para pekerja korporasi senior. Yuk kenali lebih dalam agar dapat beradaptasi di lingkungan profesional.

1. Peraturan tidak tertulis: Hormati pengalaman dan pengetahuan senior

Penghormatan terhadap senior bukan hanya soal usia, tetapi juga mengenai pengalaman dan pengetahuan yang mereka dapatkan dari berbagai tantangan dan perubahan di tempat kerja.

Menghargai dan menjalin hubungan baik dengan senior dapat membuka jalan untuk menguatkan networking dan memperluas wawasan kita. Beberapa cara untuk dapat menghormati senior antara lain sebagai berikut.

  • Mendengarkan nasihat serta ilmu yang disampaikan oleh senior dengan pikiran terbuka
  • Menjaga sikap serta menunjukkan apresiasi pada kontribusi mereka.
  • Tidak ragu meminta feedback dari senior

2. Komunikasi jelas dan efektif

Dalam lingkungan kerja, semua pihak memiliki tanggung jawab dan kesibukan masing-masing, sehingga kita perlu menghargai waktu serta perhatian mereka. Oleh karena itu, komunikasi yang buruk (bertele-tele atau tidak jelas) dapat menyebabkan masalah hingga menghambat proses kerja rekan atau divisi lainnya.

Membudayakan komunikasi yang jelas dan efektif dapat menjaga alur kerja lebih lancar dan produktif. Agar dapat berkomunikasi secara tepat, terapkan beberapa cara ini:

  • Saat berkomunikasi melalui pesan teks seperti email atau chat, gunakan bahasa yang ringkas dan informatif.
  • Budayakan bertanya secara efektif bila kita belum memahami sesuatu, agar tidak terjadi kesalahan yang dapat berdampak pada yang lainnya.
  • Lakukan follow up, memberi laporan atau update secara berkala sehingga tim atau rekan kerja terkait dapat mengetahui progres kerja yang kita lakukan.

3. Menjaga etika profesional di media sosial

Meskipun akun media sosial yang kita miliki umumnya digunakan untuk personal, sadari bahwa apapun yang kita sampaikan juga dapat mempengaruhi citra profesional. Arsjad menekankan pentingnya menjaga batas-batas antara kehidupan pribadi dan profesional.

Perhatikan beberapa aturan tak tertulis yang perlu kita pahami di bawah ini.

  • Hindari mengunggah sesuatu yang bersifat konfidensial atau sensitif, terutama yang dapat berdampak atau memiliki kaitan dengan profesi maupun instansi kerja kita.
  • Buat batasan antara hal yang bersifat personal, seperti kehidupan pribadi, dengan hal-hal yang berkaitan dengan pekerjaan kita.
  • Selalu pertimbangkan pikirkan dua kali sebelum mengunggah hal yang sensitif, seperti agama maupun politik.

Meski tidak tertulis, menjaga ketiga hal di atas dapat membangun serta menyelamatkan reputasi kita di depan publik. Serta menghindari masalah yang bisa berdampak pada pekerjaan.

4. Be a collaborative team player

Kemampuan bekerja sama dalam tim sangatlah penting di perusahaan. Kita perlu mengendalikan ego dan siap berkolaborasi dengan rekan kerja atau divisi lain jika diperlukan.

Budayakan untuk tidak hanya fokus pada jobdesk sendiri, tetapi juga membangun kepedulian pada keberhasilan tim. Meskipun dalam perusahaan pasti ada kompetisi, tetapi kita juga fleksibel untuk membantu rekan yang kesulitan, maupun menerima masukan, ide serta kritik yang membangun dari rekan, senior, maupun divisi lainnya.

Menjadi pribadi yang fleksibel dan mampu berkolaborasi di perusahaan, memudahkan kita untuk berkembang dan memiliki networking lebih luas.

5. Peka terhadap budaya perusahaan

Selain aturan tertulis, setiap perusahaan memiliki kultur khasnya sendiri. Misalnya penggunaan seragam, salam hingga interaksi yang dilakukan. Agar dapat beradaptasi dan mudah diterima di sebuah lingkungan kerja, kita perlu memiliki kesadaran akan kultur tersebut.

Misalnya, perhatikan bagaimana interaksi yang dilakukan, apakah lebih formal atau lebih santai. Bagaimana kebiasaan kerja di perusahaan saat istirahat atau jam produktif. Dengan memperhatikan kultur seperti ini, kita dapat beradaptasi dan bernavigasi dengan lebih mudah di lingkungan kerja, serta menciptakan hubungan profesional yang baik dengan rekan maupun atasan.

BACA JUGA: Membangun Social Networking di Awal Karir secara Efektif, Ini Tips Arsjad Rasjid

Beradaptasi dengan peraturan tidak tertulis di perusahaan dapat menunjang perjalanan karir agar lebih lancar, harmonis serta menjaga reputasi positif dalam lingkungan kerja. Harapannya kita juga dapat lebih berkembang dan meraih kesuksesan ke depannya.

You may also like

More in News