Arti mudik ternyata bukan hanya tentang pulang ke kampung halaman, tetapi juga dapat memberi pengaruh pada pergerakan dan pertumbuhan ekonomi.
Arsjad Rasjid memaparkan bagaimana tradisi mudik yang sering terjadi di momen Lebaran, memiliki efek berlipat yang cukup signifikan. Baik itu kepada sektor transportasi, perhotelan, hingga UMKM di daerah.
Kita pasti pernah menjadi bagian dari 70% masyarakat yang ikut bermobilisasi baik untuk kembali berkumpul bersama keluarga di Hari Raya, maupun berlibur. Yuk kita cek lebih dalam arti mudik yang ternyata berkontribusi terhadap denyut nadi perekonomian.
Daftar Isi
Arsjad Rasjid tentang arti mudik: punya multiplier effect yang luar biasa
Sektor transportasi
Sektor perhotelan
Sektor makanan, oleh-oleh dan hiburan
Perputaran ekonomi pariwisata dan ekonomi kreatif tahun 2024 alami peningkatan
Arsjad Rasjid tentang arti mudik: punya multiplier effect yang luar biasa
Tradisi kembali ke kampung halaman pada momen Hari Raya memiliki dampak signifikan terhadap ekonomi nasional. Menurut Arsjad Rasjid, pergerakan masyarakat selama arus mudik mencapai lebih dari 70% penduduk Indonesia.
Jumlah ini setara dengan 180 juta orang yang bermobilisasi untuk pulang kampung ataupun berlibur. Perkembangan ini meningkat dari tahun 2023, yakni 123,8 juta jiwa dan di tahun 2022 hanya 85,5 juta jiwa karena saat itu pandemi Covid-19 mulai menurun.
Efek multiplier atau dampak berkelanjutan ini terlihat pada beberapa sektor, antara lain.
Sektor transportasi
Masyarakat yang mudik melakukan transaksi pembelian tiket, baik itu pesawat, kereta, bus, kapal dan sebagainya. Apalagi ketika menjelang arus mudik dan arus balik, beberapa harga tiket juga mengalami lonjakan karena permintaan yang tinggi.
Melansir dari situs Kemenhub, berdasarkan dari hasil survei BKT Kementerian Perhubungan, penyelenggaraan angkutan lebaran tahun ini menyumbang potensi kenaikan 56 persen angka pemudik dibanding tahun lalu. Yaitu sampai 193 juta orang.
Sektor perhotelan
Arsjad mengatakan bahwa para pemudik juga tidak segan untuk menghabiskan uang mereka untuk akomodasi, seperti hotel atau penginapan lainnya.
Hal ini senada dengan hasil survei Kemenparekraf tentang preferensi aktivitas wisatawan nusantara di libur Lebaran 2024. Berdasarkan survei terhadap 1.756 responden preferensi akomodasi yang digunakan selama musim mudik adalah hotel berbintang 34,5 %, sementara akomodasi keluarga 26,9%.
Angka ini menyebabkan tingkat okupansi hotel berpotensi mengalami kenaikan antara 80 bahkan hingga mencapai 100 persen. Dengan rata-rata durasi menginap antara satu sampai dua malam. Sedangkan, wisatawan dari luar provinsi dapat mencapai empat malam.
Sektor makanan, oleh-oleh dan hiburan
Selain berdampak pada sektor perhotelan, kunjungan pada musim mudik juga mempengaruhi sektor kuliner, penjual souvenir dan tempat hiburan masyarakat yang juga mengalami peningkatan.
Dari survey Kemenparekraf, preferensi wisata terbesar masyarakat yakni pantai/danau sebesar 56,1 persen, pusat kuliner (50,8 persen), pegunungan/ agrowisata (41,9 persen), taman rekreasi/kebun binatang (29,9 persen), dan pusat perbelanjaan (26,6 persen). Kunjungan dan transaksi di tempat wisata ini dapat mendorong pendapatan bagi pedagang kaki lima (PKL), UMKM hingga pengelola usaha di bidang tersebut.
Perputaran ekonomi pariwisata dan ekonomi kreatif tahun 2024 alami peningkatan
Arsjad Rasjid mengatakan, tahun 2024 ini perputaran ekonomi pariwisata dan ekonomi kreatif sempat diprediksi 276 Triliun rupiah. Naik 15% bila dibandingkan dengan tahun lalu.
Peningkatan ini juga sempat disampaikan Kemenparekraf saat gelaran “The Extended Weekly Brief with Sandi Uno”, di Manhattan Hotel, Jakarta, Senin (1/4/2024). Di mana terdapat indikator peningkatan konsumsi masyarakat yang dipengaruhi peningkatan kebutuhan uang tunai sebanyak 4,65% dibandingkan tahun 2023.
Angka tersebut jelas menunjukkan bagaimana aktivitas mudik masyarakat berkontribusi untuk pergerakan ekonomi daerah.
BACA JUGA: Mengakselerasi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia, Seperti Ini Pandangan dan Solusi Inovatif Arsjad
Dengan demikian peningkatan ini juga menambah arti mudik dari saling mempererat silaturahmi, menjadi berkah bagi para pelaku ekonomi pariwisata dan ekonomi kreatif lokal yang sempat lesu dalam lima tahun terakhir.