Bagi Helmy Yahya, kegagalan adalah sesuatu yang biasa. Lewat obrolannya bareng Arsjad Rasjid, ia menggambarkan dirinya sebagai sosok yang kenyang dengan keterbatasan sejak kecil. Dibesarkan oleh seorang pedagang, mengalami kemalangan ketika usaha bioskop ayahnya terbakar, namun terus maju untuk mengubah nasib keluarganya.
Banyak hal yang ia kisahkan saat bincang bareng di kanal YouTube Arsjad Rasjid dengan tema ‘Bahas Suka Duka Industri Media Bareng Raja Kuis! | Coffee Break with Arsjad & Helmy Yahya.’ Tak hanya cerita tentang kesuksesan dan inspirasi, Helmy Yahya pun mengajak kita untuk memaklumi kegagalan dan menjadikannya sebagai penguat fondasi menuju kesuksesan, seperti yang telah ia raih saat ini.
“Saya gagalnya banyak banget, lah. Sampai sekarang pun saya mengalami kegagalan,” ucap Helmy Yahya kepada Arsjad Rasjid.
Kata Helmy Yahya, kegagalan sangat dekat dengan Anda
Helmy Yahya mengatakan satu pepatah, “The one who can stab you very deep is your closest friend.” Seorang pengkhianat mungkin saja adalah teman terdekat Anda. Ironi ini menjadikan Helmy Yahya semakin waspada terhadap siapa pun yang ada di dekatnya. Justru, menurutnya, teman yang jauh dari jangkauan sangat kecil kemungkinan untuk merugikan dirinya karena terpaut jarak.
Pria yang pernah menjabat sebagai Dirut TVRI tersebut mengakui bahwa sampai sekarang pun ia memiliki teman-teman yang ‘menusuk dari belakang.’ Ditanya Arsjad Rasjid tentang apa yang harus dilakukan dalam menghadapi situasi seperti ini, Helmy mengatakan bahwa dirinya keep moving on. Terus berjalan.
“Kalau tiap kali kita ditipu teman, orang kepercayaan kita itu, saya itu bukan marah karena ‘lu nipu gua,’ tapi marah karena saya kehilangan orang yang saya percayai,” tegasnya.
Kegagalan adalah hal yang lumrah
Di tahap yang lebih lanjut, Helmy Yahya mencoba memahami bahwa kegagalan adalah hal yang lumrah. Ia dengan tegas mengatakan bahwa siapa pun boleh menipu dirinya. Ia merasa dirinya tidak akan miskin karena pengkhianatan tersebut dan penipu itu tidak akan lebih kaya karenanya. Helmy Yahya percaya bahwa bisnis yang didirikan dengan menipu orang lain, usianya tidak akan berlangsung lama.
Mengalami kegagalan dalam berusaha, apalagi akibat perbuatan orang lain, misalnya karena penipuan, tentu terasa sangat menyakitkan. Bukan hanya kehilangan modal, kita pun juga kehilangan orang yang selama ini kita percayai.
Seperti yang disebutkan di atas bahwa konsep Helmy Yahya menghadapi kegagalan adalah terus berjalan. Hadapi ‘pengkhianatan’ tersebut dan ambil hikmahnya agar kita semakin hati-hati dan waspada.
Wajah-wajah penipu dalam buku Helmy Yahya, ‘Business Primbon’
Begitu banyak kegagalan yang dialami oleh Helmy Yahya. Saking banyaknya, ia kumpulkan menjadi satu sebagai inspirasi bagi siapa pun yang ingin mendirikan usaha lewat buku ‘Business Primbon.’
“Itu cerita tentang kegagalan dalam berbisnis. Supaya orang mempelajari. Malah ada satu bab judulnya Wajah-Wajah Para Penipu,” ujarnya.
Di bab tersebut, Helmy menggambarkan penipu dari berbagai sisi. Ia melanjutkan ceritanya kepada Arsjad Rasjid yang mengulik tentang kegagalannya saat mengikuti Pilkada. Menurut Helmy Yahya, dari tiga kali mengikuti Pemilihan Kepala Daerah, ia selalu saja didatangi oleh orang-orang berprofesi paranormal yang mengaku telah membantu banyak pimpinan dalam mendapatkan jabatannya.
“SBY (Mantan Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono) itu menang saya bantu. Padahal ponakannya nggak ada yang menjadi Lurah sekalipun, ya,” seloroh Helmy menirukan ucapan orang-orang yang pernah mencoba menipunya.
Selanjutnya juga ada penipu dengan kedok menawarkan dana atau investasi. Menghadapi orang seperti ini, Helmy mencoba menilai lewat penampilannya. Ia mengaku melihat jam dan sepatu yang dikenakan orang tersebut. Dengan nada bercanda Helmy mengatakan orang tersebut menawarkan bantuan ratusan milyar Rupiah, namun harga jamnya saja tidak sampai sejuta (1 juta Rupiah).
Daftar ciri-ciri penipu yang ketiga berdasarkan pengalaman Helmy Yahya adalah orang-orang yang mengaku punya kenalan namun terlalu banyak.
“Aku kenal ini. Itu kawanku, ini kawanku. CEK satu (orang) saja, sudah selesai,” jelas Helmy, yang juga membuat Arsjad Rasjid terbahak dan terlihat mengamini pernyataan tersebut.
Dari cerita Helmy Yahya sangat terlihat bahwa kegagalan adalah hal yang sangat lumrah dan juga sangat mungkin dibawa oleh orang-orang yang dekat dengan kita. Sebuah pelajaran kehidupan yang menurutnya sangat penting untuk dipelajari dan menjadi bekal melangkah ke depan, sehingga makin siap dan waspada ketika menghadapi situasi yang sama.
BACA JUGA: Ngobrol Bareng Arsjad, Helmy Yahya Cerita Perjalanan Karirnya dari STAN Hingga jadi Raja Kuis
Sepakat dengan Arsjad Rasjid, Helmy Yahya menyebut bahwa kegagalan adalah ‘Pelajaran Kehidupan’. Secara kuantitas lebih banyak gagal daripada sukses. Kehidupannya juga tidak mulus dan sangat minim privilege. Namun ia tidak menjadikannya sebagai ‘sarana’ untuk ratapan-ratapan manja. Dirinya memilih untuk terbiasa dengan kegagalan-kegagalan tersebut, jalan terus dan yakin meraih keberhasilan di masa mendatang.