Perjalanan karir seorang Arsjad Rasjid itu bagaikan sekotak krayon yang penuh warna. Berbagai kisah menarik dan penuh inspirasi ada di sana. Dari suka dan duka, sedih dan gembira, hingga berbagai momen yang mengubah jalan kehidupannya, termasuk ketika bekerja di perusahaan Jepang.
Kisah-kisah menarik tersebut ia ceritakan saat hadir di MESSAGE Podcast dalam tema ‘Wujud Nyata Pengusaha Perkuat Ekonomi Syariah.’ Lewat bincang ringan bersama Dr. Dripa Sjabana, Arsjad bercerita mengenai liku-liku kehidupan dan perjalanan karirnya dari awal hingga menjadi seorang pengusaha tersukses di Indonesia.
Salah satu topik menarik dari perbincangan di kanal YouTube MESSAGE Podcast tersebut adalah perjalanan Arsjad Rasjid muda. Sejak di masa kecil ia sudah mandiri, menjelajahi berbagai negara. Ia juga bercerita ketika dititipkan keluarganya kepada seorang kolega di Singapura untuk menuntut ilmu di sana.
Usai menjalani pendidikan setara SMP di Singapura, Arsjad Rasjid menuntut ilmu di Amerika Serikat. Pilihan ayahnya adalah sebuah SMA yang dulunya merupakan sekolah militer dan masih memiliki disiplin tinggi. Selepas SMA, Arsjad memutuskan untuk lanjut pendidikan di Negeri Paman Sam dengan mengambil computer engineering karena saran sang Ayah.
“Kalau mau cari duit, dapat duit itu Insinyur. Karena sebetulnya cita-citanya Ayah, nggak kesampaian kali, ya. Akhirnya jadi Insinyur, gitu,” tukas Arsjad menceritakan masa-masa pendidikannya.
Sayangnya, keinginan Arsjad untuk melanjutkan pendidikan hingga S2 harus terhenti. Ia terpaksa pulang ke Tanah Air mendengar kondisi kesehatan sang Ayah, H.M.N, Rasjid, menurun.
“Di sana (Amerika) sampai saya mau menyelesaikan S1. Cuma tadinya mau ambil S2, unfortunately, Ayah sakit,” kenang Arsjad.
Dengan menurunnya kesehatan sang Ayah, Arsjad Rasjid muda memutuskan untuk kembali ke Tanah Air. Di Indonesia, ia kemudian memutuskan untuk mengisi waktunya dengan bekerja. Pengalaman hidupnya semakin bertambah kala ia diterima di sebuah perusahaan otomotif swasta dari Jepang.
Ada kisah menarik di awal karir Arsjad Rasjid sebagai karyawan salah satu perusahaan Jepang. Pada saat diterima kerja, ia dijanjikan satu posisi di bagian keuangan. Namun kenyataannya, justru ia ditempatkan di bagian produksi.
“Saya masuk ke sana, ke kantor. Eh, saya disuruh ke pabrik. Ini kebetulan bikin mobil. Saya disuruh di bawah. Saya pikir di keuangan. Keuangan kan buku (pembukuan), ya. Nggak ada,” ungkap Arsjad.
Karena menganggap bahwa yang dikerjakan tidak sama dengan apa yang diinginkan saat melamar kerja, Arsjad Rasjid pun merasa kesal. Namun ternyata penempatan di bagian produksi mengajarkannya banyak hal, terutama tentang berbagai proses di perusahaan tersebut.
“Baru akhirnya saya menyadari. Setelah enam bulan, barulah saya duduk di atas (kantor). Selain duduk di office, dikasih laporan keuangan. Di situlah saya baru sadar, ‘Waduh, kalau saya nggak bisa membayangkan, saya nggak bisa melihat apa yang ada’,” lanjut sosok Ketua Umum PB Perpani ini.
BACA JUGA: Satpam Robot Hingga Shibuya Ini Hal-hal Seru di Jepang yang Dilakukan Arsjad Rasjid
Petualangan dengan rasa kesal Arsjad Rasjid akhirnya berbuah manis. Perusahaan Jepang tersebut ternyata menempatkan dirinya mulai dari bawah sebagai bagian dari proses. Dengan memulai dari bawah, Arsjad jadi lebih tahu lebih dalam mengenai perusahaan Jepang tersebut. Sebuah pengembangan karir yang sangat tepat agar seorang karyawan benar-benar memahami seluk beluk sebuah usaha.