Guru Indonesia adalah pilar utama dalam sistem pendidikan. Penghargaan terhadap dedikasi mereka bahkan diperingati setiap tanggal 25 November.
Indonesia memiliki banyak sosok pendidik yang tulus dalam mencerdaskan kehidupan bangsa, baik di kota besar maupun di daerah terpencil. Tidak hanya mengajar, para guru ini melakukan terobosan dan inovasi dengan cara mereka sendiri agar lebih banyak anak dan sesama pendidik bisa mendapatkan akses belajar mengajar yang lebih baik.
Arsjad Rasjid mengangkat 4 sosok guru Indonesia yang inspiratif sebagai apresiasi atas kontribusi mereka yang berdampak besar dalam menghidupkan dunia pendidikan di Tanah Air.
Daftar Isi
1. Pak Melan Achmad: Pensiunan Guru Indonesia yang ajar matematika di Tiktok
2. Bu Galih Sulistyaningra: Revolusi pendidikan lewat platform Bekal Pendidik
3. Pak Indra Gunawan: Menghargai karya anak didik lewat media sosial
4. Pak Ahmad Jamaludin: Dirikan sekolah gratis dari hasil penjualan sapu ijuk
1. Pak Melan Achmad: Pensiunan Guru Indonesia yang ajar matematika di Tiktok
@mbahgurumatematika Hayo, kira-kira ada yg bisa menjawabnya? Untuk video lengkapnya bisa tonton di YouTube Simbah ya. #matematica #matematika A#matematikaasyik #matematikamenyenangkan ♬ 10 minutes ver Lo-Fi electric piano painful(1156053) – Aruma
Sosok Melan Achmad merupakan pensiunan guru matematika, tetapi ia tidak berhenti mengajar dan malah menemukan cara unik untuk berbagi ilmunya di era digital. Sebelumnya Melan berbagi ilmu matematika lewat video, tetapi karena hanya sedikit yang menonton, sang anak pun membantu Pak Melan agar bisa live di Tiktok.
Pria yang pensiun di tahun 2018 dan telah 50 tahun menjadi pengajar matematika tersebut semakin banyak ditonton sejak ia diundang ke beberapa podcast. Banyak generasi muda yang mendukung sang guru, serta merasa terbantu dengan ilmu yang dibagikan.
Berkat kontribusinya yang pantang menyerah dengan perkembangan zaman tersebut, beberapa waktu lalu ia mendapat penghargaan, sebuah unit laptop dan hadiah uang senilai Rp100 juta dari Presiden Prabowo Subianto. Pak Melan layak mendapatkan apresiasi tersebut karena semangat dan pembuktiannya bahwa pendidikan dapat disampaikan lewat cara yang menyenangkan dan kreatif.
2. Bu Galih Sulistyaningra: Revolusi pendidikan lewat platform Bekal Pendidik
Bu Galih Sulistyaningra merupakan lulusan University College London (UCL) lewat jalur beasiswa LPDP. Sepulangnya kembali ke tanah air, di samping menjadi pengajar SD, ia memiliki misi besar untuk membantu para pengajar lewat platform Bekal Pendidik.
Platform ini bermula dari keresahan Galih yang saat menempuh S2, merasa banyak hal yang belum diketahuinya. Belum lagi stereotipe tentang guru SD yang dianggap tidak perlu berbekal ilmu tinggi. Padahal, menurut Galih, usia anak SD merupakan tahapan perkembangan yang cepat menyerap dan mengingat.
Belum lagi kurikulum yang padat dan berganti dengan dinamis di era digital ini, membuat guru tidak sempat memperhatikan kualitas pendidikan dan hubungan belajar mengajar dengan siswa. Hal ini dapat menjadi hambatan karena tenaga pendidik sulit mengembangkan teknik mengajar dan melakukan pendekatan yang tepat terhadap para murid.
Lewat komunitas Bekal Pendidik, Galih berbagi banyak insight, perspektif dan metode agar para guru dan calon guru sebagai akar pendidikan, lebih menyadari fungsi dan perannya dalam pendidikan. Di samping itu, di platform ini para pendidik juga bisa saling sharing terkait adaptasi terhadap perubahan siklus kurikulum di Indonesia.
3. Pak Indra Gunawan: Menghargai karya anak didik lewat media sosial
Pendidik inovatif lainnya adalah Pak Indra Gunawan, guru Tata Busana di SMKN 1 Pandak yang mengapresiasi karya para siswa dengan cara unik. Yaitu dengan mengenakan fesyen hasil desain para muridnya dan membagikan ke media sosial.
Hal ini tentunya dilakukan sebagai penghargaan atau kreativitas dan kerja keras mereka. Dengan metode ini, Indra Gunawan yang berasal dari Belitung ini bukan hanya memotivasi semangat anak didiknya. Namun juga memperkenalkan bakat mereka ke dunia luar.
Di samping itu, pria yang memiliki passion dalam dunia tata busana ini memang membuat sistem di mana hasil karya anak-anak didiknya dapat dipamerkan hingga dijual ke masyarakat. Salah satu pencapaian terbesar Indra adalah menampilkan rancangan anak didiknya di Jogja Fashion Week 2023.
Karya tersebut tidak hanya dari siswa Tata Busana SMKN 1 Pandak, tetapi juga siswa dari berbagai daerah yang magang di Alalea Mode, sebuah usaha fesyen yang sekaligus menjadi laboratorium pengembangan ide dan inovasinya sendiri. Kiprah Indra Gunawan menunjukkan bagaimana guru dapat mendorong kreativitas dan prestasi anak didik sehingga mereka tidak ragu untuk mengeksplorasi bakat serta kemampuannya.
4. Pak Ahmad Jamaludin: Dirikan sekolah gratis dari hasil penjualan sapu ijuk
Sosok inspiratif lainnya adalah Pak Ahmad Jamaludin yang tadinya berprofesi sebagai guru honorer sejak tahun 2004. Namun kemudian ia memilih berhenti di tahun 2014 dan alih profesi sebagai penjual sapu ijuk.
Saat warga lebih banyak fokus pada aren dan kelapa, Ahmad justru memanfaatkan ijuk dan lidi sebagai bahan utama sapu ijuk. Dari hasil penjualan ini, Pak Ahmad Jamaludin justru berhasil memberikan kontribusi maksimalnya, yaitu membangun sekolah gratis untuk anak-anak kurang mampu.
Pria yang bertempat tinggal di Desa Jayagiri, Cianjur, Jawa Barat tersebut mendirikan sekolah gratis karena tidak ingin anak-anak SD yang juga sempat menjadi muridnya putus sekolah. Ia tidak keberatan mengajar mereka tanpa imbalan dan menganggapnya sebagai ladang rezeki.
Di samping itu, ia sangat peduli dengan pendidikan anak-anak di daerahnya. Menurutnya, anak-anak tersebut perlu mengenyam pendidikan yang lebih tinggi agar bisa lebih baik dari orang tua mereka. Sehingga dapat menjadi bekal hidup lebih sukses dan layak ke depannya.
Meski ia sendiri sempat mengalami masalah dengan penghasilannya, tapi Ahmad Jamaludin tidak berhenti bergerak untuk pendidikan. Ia mengupayakan pendidikan yang inklusif dengan caranya sendiri dan membuktikan belajar adalah hak siapapun.
Seperti yang sudah ditunjukkan oleh keempat tokoh di atas, di mana dedikasi dan kontribusi mereka tidak terbatas oleh usia maupun materi. Sudah selayaknya kita menghargai dan mendukung para guru Indonesia bila ingin mencapai masa depan pendidikan yang berkualitas.
BACA JUGA: Arsjad Rasjid Mengenang Hari Guru dengan Berbagi Petuah dari Guru Ngaji di Masa Kecilnya
Semoga kisah mereka menjadi penyemangat bagi siapapun untuk sama-sama mendorong dan menjaga kemajuan pendidikan nasional, serta menjadi prospek yang baik bagi profesi guru dan pendidik di Indonesia.