Di usia berapa Anda tahu bahwa sebenarnya panah melengkung saat dilontarkan?
Ketua Umum PB Perpani Arsjad Rasjid, dalam tulisan-tulisan sebelumnya sering berbagi tentang pengaruh panahan terhadap keseimbangan hidup. Dalam dunia olahraga tersebut, presisi bukanlah satu-satunya kunci agar seorang pemanah bisa membidik sesuai target. Seorang pemanah juga harus bisa mengontrol keseimbangan tubuh dan pikiran.
Selain keseimbangan tubuh dan pikiran, ada hal lain yang menjadi perhitungan atlet ketika melepaskan tembakan. Di setiap lontaran, tak seperti yang kita kira sebelumnya bahwa anak panah itu melesat lurus sewaktu tali busur dilepaskan dan menuju ke sasaran. Sebaliknya, tembakan itu menciptakan daya yang membuat badan anak panah melengkung, lho!
Kalau Anda tidak percaya, coba temukan tayangan-tayangan tentang tembakan para pemanah yang ditayangkan secara slow-motion di situs-situs berbagi video. YouTube, misalnya. Perhatikan bahwa benar adanya bahwa badan anak panah terlihat bergetar dan membengkok sebelum melaju lurus menuju papan sasaran.
Apa yang menyebabkan anak panah melengkung saat ditembakkan?
Untungnya, segala hal di dunia ini selalu memiliki penjelasan. Termasuk untuk pemikiran, mengapa anak panah melengkung saat dilontarkan. Jawaban untuk pertanyaan tersebut ada pada tali busurnya. Ya, saat pemanah melepaskan tembakan, tali busur memberikan banyak tekanan pada bagian anak panah yang diam. Jadi ada transfer energi kinetik dari tali ke anak panah.
Seperti Anda yang melompat terkejut ketika dikagetin oleh teman yang usil, begitu juga anak panah ketika didorong oleh tali busur tersebut. Anak panah yang tidak bereaksi secara tiba-tiba mendapatkan momentum dengan kecepatan yang cukup tinggi pada bagian belakangnya. Selanjutnya energi tersebut bergerak ke depan, ke bagian ujung, menyerap sebagian energi dengan cara membengkokkan badan panah sambil melaju ke depan.
Setiap busur memberi dampak lengkungan yang berbeda
Ada yang unik dari hal ini. Bila diamati dengan seksama, setiap busur memberikan efek lengkungan yang berbeda pada anak panah.
Misalnya untuk busur recurve. Ketika ditembakkan, anak panah melengkung ke kiri dan ke kanan. Ini karena tali harus melingkari jari pemanah dalam perjalanan kembali ke posisi istirahat dan menambahkan elemen horizontal pada tembakannya. Itulah mengapa seorang pemanah recurve perlu menggunakan tombol tekanan supaya memastikan anak panah meluncur dan bergerak lurus, yang di kalangan atlet sering disebut sebagai ‘paradoks pemanah.’
Hal yang berbeda terjadi untuk anak panah yang dilontarkan dengan menggunakan busur majemuk. Di sini, tidak ada pengaruh horizontal karena jemari tidak bersentuhan langsung dengan tali busur. Penggunaan alat bantu pelepas mekanis menghilangkan goyangan kiri dan kanan. Sebaliknya, tekanan hadir pada bidang vertikal, yaitu dari tali busur, lalu sisanya bersentuhan dengan panah dari bawah. Kondisi ini membuat panah melengkung dan bergoyang ke arah atas dan ke bawah.
Seiring dengan terbangnya anak panah meninggalkan busur, badan yang melengkung menerima daya dorong secara berangsur akan meluruskan diri. Tentu saja, ini terjadi karena energi yang membuat panah melengkung semakin berkurang. Apalagi fletching atau baling-baling yang ada di bagian belakang anak panah semakin mempercepat proses ‘pelurusan’ tersebut dengan cara memperlambat bagian belakang poros, yang merupakan bagian yang bergerak paling cepat.
BACA JUGA: Mengenal Lebih Dekat Panahan dengan Menguak Usia Busur dan Panah
Begitulah alasan mengapa panah melengkung dan terkadang terlihat bergoyang-goyang saat dilontarkan oleh atlet menuju papan sasaran. Kini bertambah lagi pengetahuan bahwa memanah, tidak semudah itu. Tak hanya menarik tali busur, membidik, dan melepaskan anak panah. Tetapi juga memperhitungkan bagaimana agar goyangan anak panah tidak berdampak pada arah tembakan Anda.
Sangat menantang, bukan?