Arsjad Rasjid mengingatkan pentingnya menjaga iklim politik yang sejuk demi keberlanjutan investasi Indonesia. Keinginan tersebut disampaikan saat menjadi salah satu narasumber dalam diskusi seputar ekosistem digital dan makroekonomi di event Wavemaker Partners 2023 Annual General Meeting – Jakarta Reception, awal November lalu.
Kepada audiens yang hadir, pria yang juga menjabat sebagai Ketua Umum PB Perpani tersebut menjelaskan bahwa dalam menyambut pesta demokrasi di tahun 2024 mendatang, masyarakat harus mengedepankan persatuan dan kesatuan untuk menjaga kedamaian serta laju perekonomian negara.
Sebuah harapan untuk terciptanya stabilitas politik sehingga membuat investor makin percaya diri berinvestasi di Indonesia yang akan memperluas lapangan kerja, ekonomi semakin naik, dan bermuara pada kesejahteraan bangsa.
Arsjad yakin investasi Indonesia tumbuh meski penuh tantangan
Harus disadari bahwa situasi dunia dan perekonomiannya yang kian pelik memaksa kita untuk terus menjaga investasi Indonesia. Salah satu yang menjadi tantangan bangsa ini adalah langkah-langkah The Fed, di mana setiap keputusannya selalu menentukan arah perekonomian dunia.
Ditanya tentang bagaimana pengaruh suku bunga The Fed terhadap perekonomian dan bursa saham dalam negeri, Arsjad mengatakan bahwa itu bukanlah hal yang mengejutkan bila berkaca pada dinamika global yang sulit untuk diprediksi.
“Kenaikan suku bunga di Indonesia juga merupakan reaksi biasa untuk mempertahankan nilai tukar Rupiah terhadap US Dollar, sekaligus menjaga iklim investasi Indonesia,” terang Arsjad.
Bank Indonesia dan Pemerintah harus terus waspada karena dampak kenaikan suku bunga akan terasa pada harga-harga kebutuhan pokok masyarakat. Jadi, pilihan untuk menaikkan suku bunga Bank Indonesia harus jadi pilihan terakhir dalam merespon setiap keputusan The Fed.
Arsjad juga yakin bahwa ekonomi Indonesia saat ini relatif stabil dan kuat. Namun untuk menciptakan stabilitas yang lebih baik, diperlukan juga dukungan masyarakat dalam menjaga iklim politik yang damai di negeri ini, yang nantinya juga akan memberi ketenangan bagi para investor untuk berinvestasi di sini.
Keinginan berkolaborasi dengan investor luar negeri
Berbicara tentang kolaborasi dengan investor luar negeri, Arsjad Rasjid menekankan tentang beberapa program atau kebijakan spesifik. Yang pertama adalah mengenai Ibu Kota Nusantara (IKN). Hingga sekarang progres pembangunan IKN telah mencapai 52,9% dan telah menyerap 12.123 pekerja konstruksi.
Ada beberapa tantangan yang harus dihadapi, seperti biaya pembangunan yang merangkak naik, investasi swasta yang terbatas di IKN, serta deadline pembangunan yang kian ketat. Tetapi Arsjad memandang IKN sebagai proyek istimewa, terutama dalam hal pembiayaan yang memerlukan perluasan kerja sama investasi. Apalagi, proyek IKN ini juga bakal diteruskan oleh tiga kandidat Presiden dan Wakil Presiden yang terpilih dalam Pemilu 2024 mendatang.
Mengenai bonus demografi yang akan mencapai puncaknya di tahun 2045, Arsjad menjelaskan tentang tantangan-tantangan yang harus dihadapi. Pertama, dengan mengoptimalkan bonus demografi tersebut agar tidak terjadi dampak sebaliknya, yaitu meningkatnya kemiskinan dan pengangguran, yang bisa berakibat pada revolusi sosial.
Kedua, peningkatan sumber daya manusia. Salah satunya dengan kolaborasi bersama pihak asing dalam membangun beberapa kampus-kampus dan sekolah luar negeri di Indonesia, serta berbagai program pertukaran dan beasiswa.
Arsjad menekankan bahwa peningkatan sumber daya manusia memerlukan progres yang panjang bagi Indonesia. Karena itu, dibutuhkan seorang pemimpin dengan visi dan misi terhadap isu tersebut.
Beberapa langkah yang wajib dilakukan untuk meningkatkan sumber daya manusia adalah sebagai berikut:
- Meningkatkan kualitas SDM di daerah 3T (Tertinggal, Terpencil, Terluar) untuk infrastruktur dan distribusi seimbang dalam hal pendidikan.
- Ekosistem digital yang inklusif yang bisa menampung semua lapisan masyarakat.
- Selain edukasi, perlu juga akses yang luas terhadap layanan kesehatan mengingat Indonesia masih punya PR besar, yaitu menurunkan angka stunting.
Investasi Indonesia sangat terbuka untuk renewable energy
Untuk pembangunan berkelanjutan, sektor investasi Indonesia perlu memandang lebih dalam energi baru terbarukan. Asia sendiri, khususnya Asia Tenggara mulai serius dalam menjalankan transformasi energi. Hal ini sejalan dengan kebiasaan konsumen yang mulai mengutamakan produk-produk ramah lingkungan. Selain itu, iklim investasi Indonesia juga akan diramaikan oleh beberapa negara yang bakal digandeng untuk mewujudkan penggunaan renewable energy di kawasan IKN.
“Karena itu, untuk mendukung pengembangan industri hijau, pendekatan dan kolaborasi menyeluruh dari setiap stakeholder itu sangat diperlukan, seperti pembiayaan dari pemerintah-swasta, core investing, serta pendanaan campuran,” terang Arsjad.
Fokus investasi Indonesia juga akan mencakup teknologi modern, yaitu keberlanjutan dan Artificial Intelligence (AI). Secara keberlanjutan, Arsjad menekankan pentingnya ketahanan pangan sehingga memerlukan perhatian lebih pada pengembangan Sustainable Agriculture.
Beberapa investasi Indonesia yang bisa menjadi pilihan bagi para investor asing, menurut Arsjad, adalah:
Alat pertanian modern.
Meliputi penggunaan AI untuk menunjang pertanian yang tepat guna, menciptakan produk pertanian yang tahan terhadap segala iklim atau cuaca Indonesia, juga bisa digunakan sebagai deteksi terhadap penyakit pangan.
Penghubung untuk petani kecil ke pasar
Menggunakan platform AI dan digital untuk membangun jembatan bagi para petani kecil menuju market, sekaligus memberi akses untuk harga yang lebih baik sehingga memberi keuntungan yang lebih besar.
Pemimpin Indonesia berikutnya wajib jaga kepastian hukum dan stabilitas politik
Dalam menghadapi masa Pemilu tahun 2024 nanti, Arsjad memastikan bahwa ini akan menjadi pesta demokrasi yang menyenangkan. Ia percaya bahwa setiap kandidat ingin memajukan Indonesia bila terpilih. Tetapi, ada empat sektor yang harus diperhatikan oleh mereka yang sedang dan akan berinvestasi.
Yang utama adalah kepastian hukum dan stabilitas politik. Kepastian hukum menciptakan iklim politik dan sosial yang stabil. Jadi, sangat perlu bagi investor untuk memperhatikan track-record, kemampuan, serta program-program yang diusung oleh Calon Presiden dan Wakil Presiden.
Kedua, pelaku investasi Indonesia harus memahami arah masa depan industri Indonesia yang akan mengalir ke berbagai sektor, terutama pada sektor mineral. Selain itu, diperlukan juga fokus pada industri pengolahan
Ketiga adalah Teknologi Digital. Indonesia membutuhkan pemimpin yang memperhatikan arah pembangunan infrastruktur digital Indonesia. Begitu juga dengan kemauan untuk membuka akses investasi terhadap produk dan ekosistem digital.
Keempat, sumber daya manusia karena Indonesia membutuhkan tenaga terpelajar dan mumpuni untuk meningkatkan produktivitas dan efisiensi, baik pada produksi atau jasa.
“Karena itu, investor harus memperhatikan para kandidat (Capres dan Cawapres) yang memprioritaskan pengembangkan manusia, terutama untuk investasi jangka panjang,” imbuh Arsjad.
Opsi menarik Arsjad terhadap Stock Exchange Indonesia
Selanjutnya Arsjad juga menjelaskan opininya tentang bursa saham Indonesia sebagai exit option bagi startups atau keinginan untuk adanya dual-listing bersama bursa di negara lain. Contohnya seperti Singapura dan Amerika Serikat.
Bagi Arsjad, Indonesia Stock Exchange (IDX) sebagai exit option adalah sebuah opsi yang menarik. Ini menunjukkan bahwa kita memiliki ekosistem yang matang, dimulai dari startup-startup yang sudah berani go public, seperti GoTo dan Traveloka. Sementara untuk dual-listing akan memberi kesempatan bagi warga Indonesia untuk mendapatkan akses kepada Global Capital, sekaligus meningkatkan visibilitas.
“Tetapi, beberapa aspek yang harus diperhatikan secara hati-hati adalah pertimbangan peraturan, peningkatan pengawasan, serta cost dan kompleksitas,” ungkapnya.
BACA JUGA: Poin Penting Bagi Investor yang Ingin Investasi di Indonesia Menurut Arsjad Rasjid
Sebagai penutup, Arsjad Rasjid berharap kepada mereka yang tertarik pada dunia investasi Indonesia untuk memperhatikan beberapa aspek sebelum menanamkan modalnya di Tanah Air. Mulai dari menghormati nilai-nilai budaya dan kebijakan setempat, tidak segan memberikan mentoring dan dukungan kepada entrepreneur dalam negeri, menjadi solusi atau jembatan bagi kesenjangan ekonomi, serta mengedepankan pendekatan inclusive closed-loop model di semua sektor investasi.