Wakil Ketua Umum Kadin Indonesia Bidang Pengembangan Pengusaha Nasional Arsjad Rasjid, menggaungkan dukungannya untuk mengoptimalkan aspal Buton asal Sulawesi Tenggara sebagai potensi besar yang membawa manfaat bagi kemajuan Indonesia.
Melalui semangat “Aspal Buton untuk Indonesia”, Arsjad juga mengajak pengusaha dan investor untuk bersama-sama mendukung pengembangan potensi aspal tersebut demi kemajuan bangsa.
Menurutnya, melalui dukungan investasi, pemanfaatan aspal Buton bisa ditingkatkan lebih besar lagi, mulai dari hulu hingga hilir. Terlebih, saat ini pemerintah sangat gencar membangun infrastruktur secara merata di seluruh wilayah Indonesia.
“Gencarnya pembangunan infrastruktur, termasuk jalan nasional yang saat ini dilakukan pemerintah di seluruh negeri, harus bisa dimanfaatkan untuk mendorong produksi aspal Buton,” kata Arsjad Rasjid, Senin, 14 Juni 2021.
Disampaikan Arsjad, Munas VIII Kadin yang akan gelar di Kendari, Sulawesi Tenggara, 30 Juni mendatang, bisa dijadikan sebagai tonggak dan momentum untuk mengangkat potensi aspal dari Bumi Anoa tersebut.
Karena itu, Arsjad mengajak untuk menguatkan sinergi bersama, mulai dari pemerintah pusat, pemerintah daerah, juga kalangan pengusaha dan investor untuk mendukung potensi aspal Buton.
“Melalui penguatan industri, produksi aspal Buton bisa dimaksimalkan. Kami juga mendukung pengembangan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Aspal Buton di Sulawesi Tenggara,” kata Arsjad Rasjid, yang juga Presiden Direktur PT Indika Energy Tbk ini.
Untuk diketahui, kualitas aspal Buton tak kalah dengan kualitas aspal yang selama ini diimpor oleh Indonesia.
Sayangnya, saat ini Indonesia masih harus mengimpor 1,3-1,4 juta ton aspal, yang menguras cadangan devisa hingga Rp 40-46 triliun per tahunnya.
Produksi aspal alam di dunia hanya ada di Buton, Indonesia dan di Trinidad. Ada pun aspal di negara lain adalah aspal minyak.
Cadangan aspal di Trinidad diperkirakan akan habis dalam waktu 20 tahun, sedangkan cadangan aspal Buton mencapai 360 tahun, dengan perkiraan produksi satu juta ton per tahun.
Dikutip dari Antara, selain selain kaya akan aspal alam, Sulawesi Tenggara juga memiliki potensi nikel yang tersebar di 11 dari 17 kabupaten/kota, yakni Kabupaten Konawe, Konawe Utara, Konawe Selatan, Konawe Kepulauan, Kolaka, Kolaka Utara, Kolaka Timur, Bombana, Buton, Buton Utara, dan Buton Selatan.
Selain itu, provinsi ini juga memiliki emas, minyak dan gas bumi (migas). Selain emas yang terdapat di Kabupaten Bombana, Sulawesi Tenggara memiliki enam wilayah kerja migas yaitu Blok Buton 1, Blok Buton 2, Blok Buton 3, Blok Kolaka Bombana, Blok Kolaka Lasusua, dan Blok Kabaena/Bone).
Itu masih belum termasuk potensi mangan, kromit, marmer, batu gamping dolomit (kapur pertanian), batu gamping, tanah liat, pasir kuarsa, pasir besi, dan magnetit.
Di samping bidang energi dan sumber daya mineral, provinsi berjuluk Bumi Anoa itu juga memiliki potensi sumber daya alam lain di bidang perikanan, pertanian, perkebunan, pariwisata dan kehutanan, yang masih sangat terbuka untuk dikembangkan.
Menjadi calon ketua umum Kadin Indonesia periode 2021-2026, Arsjad Rasjid mengusung pilar pemberdayaan ekonomi daerah untuk memajukan ekonomi nasional.
Menurut Arsjad, setiap daerah memiliki potensi, sekaligus tantangan dan prioritas yang berbeda-beda. Atas dasar itulah ia mendukung penuh pengembangan potensi sektor industri di daerah agar mampu mencetak pengusaha dan lapangan pekerjaan baru untuk mengurangi angka kemiskinan. (*)