Setiap negara pasti memiliki masalah yang sama, yaitu mencari cara mengatasi kemiskinan. Bicara tentang data, tingkat kemiskinan di Indonesia yang tercatat pada bulan September tahun 2022 sebesar 9,57% atau sebanyak 26,36 juta orang berada di bawah garis kemiskinan. Masih banyak pekerjaan yang harus dilakukan terutama dengan adanya target pemerintah menuju nol kemiskinan ekstrem yang diprogramkan untuk tahun 2024.
Terlepas dari data-data di atas, sesungguhnya bahwa setiap manusia memiliki kesempatan untuk bebas dari ketidakmampuan dan mendapatkan kehidupan yang kayak. Hal ini sudah mulai terlihat di Indonesia, di mana kekuatan ekonomi terbesar dipegang oleh Usaha Mikro, Kecil dan Menengah, atau UMKM.
Dengan adanya kepercayaan untuk memegang keketuaan ASEAN-BAC, Indonesia merasa perlu mensejahterakan semua masyarakat di kawasan Asia Tenggara atau ASEAN. Hal ini terungkap dari percakapan antara Liputan 6 Talks bersama Arsjad Rasjid. Pria yang juga menjabat sebagai Ketua Umum Kadin Indonesia, sekaligus Ketua ASEAN-BAC tersebut menjelaskan tentang cara mengatasi kemiskinan di ASEAN melalui pendekatan UMKM.
ASEAN harus bisa maju dan makmur bersama
Sebagai pemegang keketuaan ASEAN-BAC, Indonesia memiliki keinginan agar semakin banyak orang yang merdeka dari kemiskinan, khususnya di kawasan Asia Tenggara. Arsjad Rasjid menyampaikan bahwa sudah saatnya para pemerintah negara memikirkan bersama tentang hal itu.
“Jangan sampai bahwa memikirkan suatu ekonomi itu tanpa memikirkan semua orang,” kata Arsjad.
Setiap orang wajib memastikan bahwa masih banyak kemiskinan, terutama di kawasan ASEAN. Karena itu, sudah saatnya bagi semua pihak untuk bangkit bersama, mengentaskan kaum marjinal.
Arsjad juga menggarisbawahi bahwa Indonesia dan negara-negara ASEAN rata-rata masih menjadi third world countries. Semua harus memiliki cita-cita yang sama, yaitu menjadi kawasan negara berkembang.
“Yang paling penting adalah bagaimana membawa ASEAN bersatu dan membawa ASEAN ini ke level dunia supaya menjadi supply chains,” lanjutnya.
Mendorong kemajuan ASEAN lewat UMKM
Keinginan agar ASEAN menjadi kawasan yang diperhitungan dan memegang peran kuat pada ekonomi dunia adalah keinginan semua masyarakat Asia Tenggara. Namun bisakah negeri-negeri yang kaya akan adat dan budaya, berbeda-beda, bersatu padu untuk mengejar mimpi menjadi kawasan yang berkembang?
Menjawab pertanyaan ini, Arsjad Rasjid menjelaskan bahwa ASEAN itu unik. Setiap negara memiliki karakteristik sendiri-sendiri dan kultur yang berbeda-beda. Selain itu, keadaan ekonomi di setiap bangsa juga tidak sama satu sama lainnya.
Namun Arsjad juga mengingatkan bahwa ASEAN memiliki kemiripan demografi di mana sekitar 80-90 persen konteks kekuatan ekonominya dipegang oleh UMKM. Ia menyebutkan beberapa negara, seperti Vietnam, Filipina, Kamboja, serta Laos memiliki kekuatan ekonomi dari para pengusaha mikro, kecil dan menengah.
Hal yang sama juga dimiliki di Indonesia, di mana 60 sampai 70 persen kekuatan ekonominya berada di UMKM. Dari sini, hadirlah lapangan kerja yang menghidupi keluarga-keluarga. Dengan kekuatan yang sangat besar dan merata di ASEAN, tak heran bila pemerintah mencoba menjadikan UMKM sebagai fokus untuk cara mengatasi kemiskinan di Asia Tenggara.
“Apa yang kita lakukan di Indonesia, kita mau share di level saudara-saudara kita di ASEAN,” ujarnya.
Ada harapan dari Arsjad Rasjid dan ASEAN-BAC lewat berbagai gagasan dan legacy-nya untuk menularkan ‘virus’ wirausaha ini ke Asia Tenggara. Beberapa langkah mulai ditempuh, seperti melakukan roadshow di negara-negara ASEAN dan berdiskusi dengan pemerintah dan berbagai lembaga terkait mengenai bentuk dukungan terhadap pengusaha-pengusaha mikro, kecil dan menengah. Tujuannya adalah mendengarkan keinginan masing-masing negara, khususnya dunia usaha.
BACA JUGA: 4 Skill Pengusaha UMKM yang Wajib Dimiliki Menurut Arsjad
Ke depan, bila pendekatan Indonesia terhadap UMKM bisa ditiru oleh negara-negara lain, akan semakin banyak pengusaha dan badan-badan usaha, semakin banyak pula terbuka lapangan-lapangan kerja yang bisa menjadi sumber pencaharian bagi jutaan masyarakat di kawasan ini. Pada akhirnya tercapai satu kesimpulan bahwa cara mengatasi kemiskinan di ASEAN adalah lewat UMKM.