Ketika kehidupan berjalan tidak sesuai dengan ekspektasi, hal ini bisa memicu perasaan kecewa hingga patah semangat.

Ekspektasi menurut Sutisna (2001), adalah suatu kepercayaan atau keyakinan dari seseorang tentang berbagai hal yang semestinya terjadi pada sebuah situasi tertentu. Pikiran ini terbentuk dari pengalaman masa lalu, informasi yang didapatkan hingga perkiraan pribadi.

Namun ada kalanya realita berjalan tidak sesuai ekspektasi. Oleh karena itu, kita sering diimbau untuk belajar mengelola harapan agar tidak mudah kecewa. Seperti apa caranya? Simak nasihat Arsjad Rasjid di bawah ini.

Mengapa kenyataan bisa berjalan tidak sesuai ekspektasi?

Seringkali ketidaksesuaian hasil membuat seseorang terlalu larut pada kegagalan yang terjadi. Padahal ada banyak faktor yang dapat menyebabkan situasi tidak berjalan sesuai dengan harapan.

1. Ketidakpastian dan perubahan

Dalam hidup, tidak ada yang pasti kecuali perubahan itu sendiri. Apa yang menjadi tren hari ini, belum tentu akan relevan beberapa waktu mendatang.

Situasi tak terduga seperti masalah kesehatan, perubahan ekonomi, hingga bencana alam dapat mengubah rencana yang sudah kita buat.

2. Harapan yang tidak realistis

Kekecewaan sering terjadi karena ekspektasi yang terlalu tinggi dan kurangnya fleksibilitas untuk menerima dan beradaptasi dengan perubahan.

Misalnya, ketika memulai bisnis dan berharap cepat sukses tanpa mempertimbangkan potensi dan risiko, membuat semangat seseorang akan naik turun saat menjalankan usahanya.

3. Faktor eksternal dan lingkungan

Faktor di luar kendali kita seperti keputusan dan tindakan orang lain, keterbatasan dan kesalahan yang dilakukan manusia serta musibah, dapat menyebabkan hasil yang kita harapkan tidak terjadi.

Karena adanya beberapa faktor di atas kita perlu belajar mengendalikan ekspektasi, sehingga bisa mencapai kedamaian batin dan kebahagiaan.

Cara mengendalikan pikiran ketika hidup tidak sesuai ekspektasi

Arsjad Rasjid menggunakan salah satu ucapan Buddha tentang peran pikiran manusia, “Pikiran adalah pelopor dari segala sesuatu, pikiran adalah pemimpin, pikiran adalah pembentuk.”

Sehingga kunci utama dalam mengelola ekspektasi adalah latihan mengontrol pikiran. Ada beberapa cara yang bisa kita lakukan.

1. Melatih diri menjadi fleksibel dan adaptif

Arsjad Rasjid sering mengajak kita untuk menjadi fleksibel dan adaptif, sebab perubahan situasi akan terus terjadi. Oleh karena itu, kita perlu melatih diri mengendalikan respon ketika situasi tidak berjalan sesuai rencana.

Selanjutnya, fokus untuk menemukan antisipasi atau jalan keluar yang baik ketika menghadapi situasi tersebut.

2. Melatih diri untuk realistis

Latih diri untuk berpikir realistis dengan memahami keterbatasan dan kemungkinan buruk yang bisa terjadi. Sadari bahwa ada hal-hal di luar kendali kita yang dapat mempengaruhi hasil dari segala rencana.

3. Fokus pada proses

Biasakan diri untuk menghargai proses, bukan hanya hasil akhir. Dengan demikian, kita tidak hanya terpaku pada kegagalan atau keberhasilan, tetapi melihat proses tersebut sebagai usaha terbaik yang bisa kita lakukan.

4. Jangan membandingkan diri dengan orang lain

Coba tetap fokus pada progres diri sendiri supaya tidak membandingkan diri kita dengan progres orang lain. Sebab setiap individu mengalami pengalaman keberhasilan maupun kegagalan dengan pelajaran yang berbeda-beda.

Beberapa cara yang bisa dilakukan antara lain dengan mengurangi intensitas bermedia sosial, membangun ketahanan mental dengan membaca buku atau melatih mindfulness, menemukan support system yang tepat serta menjaga kesehatan diri.

5. Belajar dari pengalaman

Pandang situasi yang tidak sesuai rencana sebagai pelajaran dan kesempatan untuk mengembangkan diri agar lebih baik lagi.

Melatih pikiran dan perasaan kita dengan menerapkan mindset tersebut, dapat menguatkan kemampuan untuk agile memandang keberhasilan maupun kegagalan sebagai proses hidup yang saling melengkapi.

BACA JUGA: Memendam Perasaan Bisa Berdampak Negatif, Ini Saran Arsjad Rasjid untuk Mengatasinya

Meskipun hidup terkadang tidak sesuai ekspektasi, hal tersebut tidak membatasi kita untuk bisa meraih kebahagiaan.

You may also like

More in News