Pesta Demokrasi tahun 2024 mendatang bakal makin terasa bedanya karena suara anak muda menentukan nasib bangsa. Dikutip dari tempo.co, Komisi Pemilihan Umum Republik Indonesia (KPU RI) mencatat bahwa jumlah Daftar Pemilih Tetap (DPT) Nasional untuk Pemilu 2024 sebesar 204.807.222 jiwa. Yang menarik, dari jumlah tersebut 52 persen di antaranya merupakan pemilih muda.
Lebih detailnya, untuk pemilih yang berusia 17 tahun sebanyak 0,003 persen atau sekitar 6.000 jiwa. Pemilih dengan rentang usia antara 17 tahun hingga 30 tahun mencapai 31,23 persen atau sekitar 63,9 juta jiwa. Kemudian untuk pemilih yang berusia antara 31 tahun hingga 40 tahun sebanyak 20,70 persen atau sekitar 42,395 juta jiwa.
Angka di atas menunjukkan bahwa kesuksesan Pemilu 2024 ada di tangan anak muda. Generasi yang tentunya lebih kritis dalam memandang berbagai hal, terutama dunia politik negeri ini, sekaligus akan lebih unik dalam menentukan pemilih yang pas untuk masa depan mereka.
Pertama kali terjadi di Indonesia, Pemilu ditentukan suara anak muda
Arsjad Rasjid melihat kondisi ini dan memandang penting bagi anak muda untuk ikut menentukan nasib bangsa. Pria yang juga Ketua Umum PB Perpani tersebut percaya bahwa anak muda Indonesia peduli pada masa depan bangsa dan negaranya. Ajakan tersebut ia bagikan melalui konten video terbaru di media sosial Instagram miliknya
Di video tersebut, Arsjad berbicara tentang pentingnya memiliki sikap. Tak harus menjadi bagian utama, seperti menjadi kader partai, namun cukup dengan menunjukkannya lewat tindakan, yaitu peduli dengan politik.
“Generasi muda jangan jadi apolitis. Jangan tidak peduli dengan politik. Peduli sama politik nggak berarti teman-teman harus masuk partai. Juga, nggak perlu jadi politisi,” kata Arsjad.
Yang Arsjad bicarakan adalah keikutsertaan atau partisipasi anak muda dalam Pemilihan Umum. Sebuah bentuk tanggung jawab sebagai warga negara yang baik dan taat terhadap Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.
“Hanya partisipasi yang paling mudah adalah dengan datang ke Tempat Pemungutan Suara (TPS) pada tanggal 14 Februari 2024 nanti,” lanjutnya.
Arsjad mengakui bahwa Pemilu yang akan datang akan terasa lebih spesial karena untuk pertama kalinya dalam sejarah pemilihan Presiden di Indonesia, kali ini mayoritas pemilih didominasi generasi muda. Bisa dipastikan bahwa siapapun calon pemimpin yang menang pasti karena banyak dipilih oleh para millennial dan Gen-Z.
Apakah suara anak muda ‘sepenting’ itu?
Salah satu bahasan yang disampaikan oleh Arsjad Rasjid adalah mengenai pertanyaan, sepenting apakah suara anak muda Indonesia di Pemilu nanti.
“Setiap suara itu penting,” tegas Arsjad.
Lebih lanjut ia mengatakan bahwa setiap coblosan yang Anda lakukan, setiap kartu suara yang dimasukkan ke dalam kotak suara itu sangat penting bagi keberlanjutan negeri kita. Jadi proses tidak hanya terjadi di TPS saja, namun juga berlanjut ketika seorang pemimpin terpilih dan bagaimana Presiden tersebut nantinya menentukan arah untuk mewujudkan apa yang menjadi impian masyarakat.
“Politik tak hanya tentang sekarang tetapi tentang ke mana arah pembangunan kita. Bagaimana langkah untuk mewujudkan cita-cita para pendiri bangsa,” imbuhnya.
Pemilu adalah tentang hak dan kewajiban sebagai warga negara
Tak lupa, Arsjad mengingatkan bahwa partisipasi dalam Pemilu 2024 bukan hanya tentang hak, tetapi juga kewajiban semua rakyat Indonesia, termasuk anak muda. Ini karena negara kita yang berpegang kuat pada demokrasi.
“Partisipasi dalam proses politik adalah tanggung jawab kita bersama sebagai warga negara Indonesia. Demokrasi hanya dapat berfungsi jika semua orang terlibat,” ujarnya.
Untuk demokrasi yang sehat dan bangsa yang kuat menuju masa depan, mari kita menentukan pilihan dalam Pemilu 2024 mendatang. Datang ke TPS yang sudah ditentukan dan coblos Calon Presiden dan Calon Wakil Presiden yang Anda rasa mampu membawa Indonesia ke arah yang lebih baik.
BACA JUGA: Politik Indonesia Hari Ini di Mata Seorang Arsjad Rasjid
“Mari kita tunjukkan kepedulian kita terhadap kemajuan bangsa. Kedatangan teman-teman dan adik-adik ke TPS, selama lima menit saja akan menentukan masa depan bangsa kita selama lima tahun mendatang,” tutup Arsjad.