Food security adalah isu yang belakangan ini mendapat banyak perhatian, terutama terkait dengan dampak dari penggunaan bahan bakar fosil di sektor ini. Terdapat korelasi di antara keduanya di mana produksi pertanian sangat bergantung pada bahan bakar fosil, sehingga ketika terjadi fluktuasi harga atau kelangkaan, hasil pertanian pun akan terkena imbasnya.
Oleh karena itu, adopsi energi terbarukan bisa menjadi salah satu solusi terbaik. Tidak hanya penggunaannya akan mendukung keberlanjutan produksi pertanian, tapi di sisi lain langkah ini juga akan turut membuat lingkungan sekitar lebih terjaga.
Tak hanya tentang transisi energi saja. Food security adalah salah satu isu yang semakin sering terdengar di berbagai pertemuan level internasional. Kita perlu adanya jaminan pada akses yang cukup aman untuk jumlah makanan dengan kualitas yang baik, aman, serta bergizi demi terjaganya pertumbuhan dan hidup aktif dan sehat.
Topik tentang food security ini juga sering dibahas oleh Arsjad Rasjid. Ketua Kadin Indonesia yang kini juga menjabat sebagai keketuaan ASEAN-BAC tersebut sering mengingatkan pihak-pihak lain untuk fokus terhadap ketahanan pangan di masa depan. Termasuk juga ketika ia diundang di Podcast Money Honey yang juga bisa ditonton secara online streaming di kanal YouTube CNN Indonesia.
Food security adalah masalah global
Arsjad Rasjid berkesempatan mengutarakan kekhawatirannya terhadap kondisi dunia. Di saat generasi penerus kita membutuhkan jaminan akan kesejahteraan, justru situasi bertambah rumit dengan semakin banyaknya tantangan yang harus dihadapi manusia, di mana food security adalah salah satunya.
Ditanya mengenai ketahanan pangan, Arsjad kembali mengingat pandemi Covid-19 yang terjadi beberapa tahun lalu. Saat terjadi outbreak, hal ini dibarengi dengan kenaikan harga pangan. Naiknya harga kebutuhan pokok, juga menimbulkan dampak lain, yaitu kelangkaan stok.
“Kalau ada kelangkaan adanya apa? Kelaparan. Sosial, dampaknya dan keamanan akhirnya,” kata Arsjad.
Pandemi Covid-19 dan berbagai dampaknya menjadi trigger bagi Indonesia dan ASEAN untuk mulai bersiap diri. Apalagi sebagai kawasan dengan budaya bertani yang tinggi, sudah saatnya bagi kita untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap isu pelik ini dengan mencari solusi nyata akan kemungkinan terjadinya kelangkaan pangan.
Masalah bersama, hadapi bersama
Dalam mempersiapkan ketahanan pangan, Arsjad Rasjid menegaskan bahwa semua pihak harus dilibatkan. Apalagi ASEAN merupakan kawasan yang saling terikat satu sama lain. Dampak di satu negara akan langsung dirasakan oleh negara lainnya.
Selain itu, Arsjad juga berpesan mengenai keharusan menggandeng tangan semua pihak. No one left behind, terutama para petani yang sudah pasti menjadi elemen penting dalam mempersiapkan food security di kawasan ASEAN.
“Petani nggak boleh dilupakan. Jadi waktu kita membangun food security ini, petani harus diajak. Dengan cara apa? Nah, Kadin introduce juga kepada ASEAN yang namanya inclusive closed loop model,” ujar pria yang juga menjabat sebagai Ketua Umum PB Perpani tersebut.
Sebagai catatan, inclusive closed loop merupakan skema kemitraan antar-stakeholder terkait yang saling menguntungkan dari hulu sampai hilir. Sebuah konsep buatan Indonesia untuk meningkatkan kerja sama yang terbuka, adil, dan berkelanjutan. Dalam hal food security, Arsjad menggambarkan model ini dengan kerja sama antara perusahaan besar dengan petani. Perusahaan membantu lewat berbagai hal, termasuk mentoring untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas pangan.
Tak hanya mengajarkan, perusahaan besar juga menjadi pihak pembeli dari hasil panen. Dengan memberikan mentoring dan akses pada market, diharapkan petani akan lebih terbantu dalam hal pendanaan dari lembaga keuangan. Kepercayaan lembaga keuangan tersebut hadir karena adanya mentoring dari perusahaan besar, yang berarti meningkatkan kemampuan petani dalam bercocok tanam dan pemasaran sehingga secara risiko lebih kecil.
“Harapannya lagi, bunganya bisa lebih turun. Kenapa? Karena dimitigasi. Keuntungannya untuk siapa? Untuk petani. Nah, sekalian jadi kita membangun food security, tapi kita tidak boleh melupakan petani-petani,” lanjut Arsjad.
BACA JUGA: Program Cakra Desa oleh Kadin Jabar dan Crowde Berhasil Berdayakan Puluhan Petani di Sumedang
Dengan perhatian yang lebih besar kepada petani, hal ini menunjukkan bahwa food security adalah kunci masa depan. Sangat penting dan harus menjadi topik yang terus diangkat secara konsisten untuk menjaga konsistensi dalam mempersiapkan generasi-generasi terbaik di ASEAN.